Wednesday, December 7, 2016

Darul Arqam, Universitas Rasulullah yang Pertama

naik-ontaRasulullah SAW adalah seorang Nabi yang Ummi, namun Beliau dikarunia kecerdasan yang luar biasa oleh Allah SWT. Selain itu Rasulullah juga adalah seorang pendidik yang sangat hebat. Terbukti kemudian, anak-anak didiknya tumbuh menjadi orang-orang yang hebat.

Rasulullah menanamkan pendidikanya kepada para pengikutnya, mula-mula secara terbatas dan sembunyi-sembunyi di Makkah. Setelah hijrah ke Madinah Rasulullah pertama kali memusatkan pendidikan untuk para sahabatnya di rumah (dar) Arqam, seorang sahabat Ansor. Karena itulah Darul Arqom (rumah Arqom) sering disebut-sebut sebagai universitas Rasulullah yang pertama.

Namun tentu saja Rasullullah tidak lantas membatasi pengajaran dan pendidikannya hanya pada rumah Arqom saja. Beliau juga senantiasa mengajarkan ilmu-ilmu dan keteladananya di manapun, bahkan ketika sedang berboncengan kendaraan sekalipun (naik onta berdua). Hingga pada suatu ketika Rasulullah sedang berboncengan berdua di atas kendaraannya dengan sahabat Ibnu Abbas yang adalah keponakannya.

Maka bersabdalah Rasulullah SAW,

 يَا غُلَامُ ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ


"Wahai ananda, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat, Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu." (HR Tirmidzi)

Mendengar sabda yang demikian maka sahabat yang bernama lengkap Abdullah bin Abbas ini pun terdiam khusyuk mendengarkan.

Menyaksikan ketertegunan keponakannya, lalu Rasulullah melanjutkan pelajarannya mengenai perkara-perkara tauhid (keyakinan seorang hamba kepada Tuhannya) ini.

Rasulullah bersabda, "Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran." (HR Tirmidzi)

Demikianlah bagaimana Rasulullah memberikan pengajaran dan pendidikannya hanya kepada para muridnya. [Red: Anam]

Enam Strategi Meningkatkan Mutu Madrasah

[caption id="attachment_2637" align="aligncenter" width="640"]Foto ilustrasi Foto ilustrasi[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag (2016) yang dilakukan di tiga Madrasah Tsanawiyah (MTs) yaitu MTsN 2 Bandar Lampung, MTs Al Hikmah dan MTsN Bukit Raya Pekanbaru menemukan enam strategi peningkatan mutu pendidikan di madrasah.

Pertama, pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered). Strategi ini lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa yang menekankan pada keaktifan belajar murid, bukan pada keaktifan mengajar guru.

Kedua, pengelolaan kesiswaan yang berfokus pada pelayanan terhadap peserta didik agar mereka berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran dan sekaligus dapat memberi harapan semua pihak.

Ketiga, pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan. Pengelolaan ketenagaan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga-tenaga kependidikan secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

Keempat, pengelolaan sarana prasarana, mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, hingga sampai pengembangan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa madrasah yang paling mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana, baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemuktahirannya, terutama sarana dan prasarana yang sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar secara langsung.

Terkait penyediaan sarana prasarana di tiga MTs, dimana MTsN 2 Bandar Lampung, MTs Al Hikmah dan MTsN Bukit Raya Pekanbaru telah menyediakan beragam fasilitas penunjang peningkatan mutu pendidikan diantaranya mulai dari penyediaan ruangan belajar, kantor kepala, TU dan guru, laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, gedung olahraga, lapangan upacara, ruang Bimbingan Konseling, ruang UKS/M, sangar pramuka, sanggar seni, perpustakaan, masjid, tempat parkir, pos keamanan, pagar.

Kelima, pengelolaan pembiayaan. Keuangan di madrasah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan membutuhkan dana. Madrasah juga harus diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan, sehingga sumber keuangan tidak semata-mata tergantung pada pemerintah.

MTsN 2 Bandar Lampung dan MtsN Bukit Raya dana yang digunakan selain adari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), juga dari para donatur, keterlibatan orang tua, juga bantuan dana dari Pemda dan lembaga DPRD. Sedangkan MTs Al-Hikmah Bandar Lampung, dana banyak berasal dari kharismatik Kyai pesantren Al-Hikmah Bandar Lampung yang membuat masyarakat mau membrikan sumbangan dana untuk peningktan mutu madrasah.

Keenam, output yang diharapkan. Madrasah harus memiliki output yang diharapkan. Output madrasah adalah prestasi madrasah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di madrasah. Output madrasah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non akademik (non academic achievement).

Terkait output yang prestasi di madrasah, tiga MTs yang telah diteliti memiliki peserta didik yang mumpuni di bidang akademik, dimana peserta didik telah mendapat NEM yang bagus dan meraih berbagai kejuaraan di antaranya kejuaraan olimpiade matematika, fisika, biologi. Begitu pula dengan prestasi nonakademik, dimana ketiga Mts yang diteliti telah memiliki penghargaan mulai dari tingkat nasional, tingkat propinsi dan tingkat kab/kota, misalnya kejuaraan pramuka, PMR, seni tari, Silat, Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).

Sumber: www.nu.or.id

[Red: Fathoni Ahmad]

Tuesday, December 6, 2016

Kreativitas Siswa Madrasah dalam Menghasilkan Inovasi Penelitian

[caption id="attachment_2990" align="aligncenter" width="640"]Siswa MTs Al-Muhtariyah Bandung Barat mempresentasikan inovasi pembelajaran IPA di madrasahnya. (Foto: USAID) Siswa MTs Al-Muhtariyah Bandung Barat mempresentasikan inovasi pembelajaran IPA di madrasahnya. (Foto: USAID)[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Kementerian Agama menggelar Konferensi Praktik Terbaik Program Kerja Sama Peningkatan Mutu Madrasah. Sejumlah inovasi pembelajaran ditampilkan pada event yang bertujuan memberikan inspirasi kepada para pemangku kepentingan di tingkat Kanwil Kemenag Provinsi, Pengawas, dan pengurus Kelompok Kerja Madrasah (KKM) dalam pengembangan pendidikan.

Ada tiga inovasi praktik terbaik yang dipresentasikan dalam kesempatan ini. Pertama, demonstrasi percobaan pembelajaran IPA terkait pengaruh penutupan tanah dengan tumbuhan terhadap volume air yang dikeluarkan oleh tiga siswa MTs Al-Mukhtariyah Bandung Barat.

"Bencana banjir yang sering terjadi di Bandung Barat membuat kami tertarik melakukan percobaan ini. Hipotesis kami adalah tanah yang ditumbuhi tanaman dapat menyerap air dan mencegah terjadinya erosi tanah," kata Zulfikar Eka, salah seorang siswa dalam presentasinya, Kamis (01/12) lalu.

Menurutnya, penelitian dilakukan dengan memanfaatkan tiga botol air minum kemasan ukuran 600 ml yang diberi label A, B, dan C. Bagian tengah botol dibuat lubang berbentuk persegi dengan uukuran 512 cm. Masing-masing botol diisi 500 gr tanah dengan kondisi tutup botol terbuka, namun diberi wadah penampung air.

Botol A hanya diberi tanah tanpa ada tanaman, botol B diberi sedikit tanaman, dan botol C diberi tanaman yang rimbun. Pada botol A, mereka juga memasang alat pendeteksi banjir yang dibuat pada saat pelajaran IPA Fisika.

Setiap botol kemudian disiram air sebanyak 600ml secara bersamaan. Hasilnya, botol C yang diberi tanaman rimbun, mengeluarkan air sebanyak 530 ml, sedangkan botol A dan B tetap mengeluarkan 600 ml air. Air yang dikeluarkan botol C warnanya juga lebih jernih dibanding botol A dan B yang sangat keruh. Botol A juga tampak lebih cepat mengeluarkan air sehingga memenuhi wadah penampung air dan membunyikan alarm alat pendeteksi banjir ketika air mencapai batas tertentu.

"Tanah yang ditumbuhi tanaman rimbun ternyata dapat menyerap air lebih baik dan mencegah terjadinya erosi. Sementara tanah yang tidak ada tanaman maupun hanya sedikit tanaman, volume air yang dikeluarkan sama dengan air yang masuk ke tanah dan tanahnya juga terbawa air sehingga menyebabkan erosi," papar Hilmi Azmi salah satu tim MTs Al Muhtariyah.

"Percobaan ini membuktikan bahwa kita semua harus menjaga kelestarian hutan dan melakukan reboisasi pada tanah-tanah yang gundul agar penyerapan air menjadi lebih baik dan mencegah terjadinya erosi atau tanah longsor," tambahnya disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

MTs Al-Mukhtariyah merupakan salah satu madrasah mitra program USAID PRIORITAS, hasil kerja sama Direktorat Pendidikan Madrasah dengan USAID. Selain USAID PRIORITAS, kerjasama dalam rangka peningkatan mutu pendidikan madrasah ini juga berbentuk program Kemitraan Pendidikan Australia-Indonesia (DFAT), Lesson Study (JICA), Peace Corps, dan English Teaching Assistanship (AMINEF).

Dalam USAID PRIORITAS, para guru, kepala madrasah, dan komite madrasah dilatih dan didampingi dalam menerapkan pembelajaran aktif yang mendorong siswa belajar menggunakan kemampun berpikir tingkat tinggi, mengembangkan budaya baca, dan manajemen berbasis sekolah.

"Dampaknya, madrasah kami sekarang menjadi madrasah favorit. Tahun 2016 jumlah siswa kami sudah mencapai lebih dari 1500 siswa. Pada lomba Biologi dan Fisika tahun 2015 di tingkat kabupaten, kami juga berhasil meraih juara pertama. Bahkan pada lomba IPA SMP dan MTs di tingkat provinsi tahun 2014, kami berhasil meraih juara pertama," kata Wakil Kepala MTs Al-Muktariyah Ruba Nurzaman yang mendampingi para siswanya pada acara tersebut.

Inovasi lainnya dipamerkan oleh ASN Kankemenag Pasuruan yang berhasil mengembangkan praktik lesson study melalui pemberdayaan KKM. Meski sudah tidak mendapatkan bantuan dari program JICA, program lesson study kelompok kerja madrasah tetap berjalan.

Sedangkan inovasi ketiga adalah praktik implementasi program Aflatoen yang dipresentasikan Aflatoen Indonesia. Program ini konsen soal pendidikan sosial dan finansial. Saat ini, ketika sudah tidak mendapatkan proyek dan dukungan APBN, modul-modul Aflatoen terus dikembangkan di madrasah.

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, praktik terbaik ini sengaja dipresentasikan agar para pemangku kepentingan madrasah dapat memahami dan mendiseminasikan secara massif di daerah masing-masing, baik menggunakan skema pembiayaan APBN atau lainnya.

"Saya berharap praktik yang baik dari program kerjasama peningkatan mutu madrasah yang difasilitasi oleh berbagai lembaga donor dapat terus kita rawat dan diseminasi kepada madrasah-madrasah lainnya. Bahkan dalam waktu dekat Ditjen Pendidikan Islam akan menjalin kerjasama dengan Finlandia dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Islam," tegas Kamaruddin Amin.

Kepala Seksi Bidang Kerja Sama Kelembagaan Ditpenmad Abdullah Faqih mengatakan, banyak praktik baik yang telah dikembangkan madrasah melalui beragam program. Sayang, banyak di antaranya kemudian ikut mati seiring dengan berhentinya program. Melalui konferensi ini, Kemenag mendorong praktik-praktik yang baik dari USAID PRIORITAS dapat disebarluaskan ke lebih banyak madrasah.

Menurutnya, sejak tahun 2012, USAID PRIORITAS sudah melatih dan mendampingi 290 madrasah mitra, dan lebih dari 3.000 madrasah sudah melakukan diseminasi pelatihan. Tetapi, masih ada sekitar 12.000 madrasah yang belum mendiseminasikan pelatihan USAID PRIORITAS.

"Kita sudah memiliki banyak contoh praktik-praktik baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS. Untuk itu kami mendorong Kemenag di provinsi dapat memanfaatkan fasilitator-fasilitator pelatihan USAID PRIORITAS saat melaksanakan pelatihan di daerah masing-masing," katanya.

Pengawas Kemenag Provinsi DKI Jakarta Sastro Jago Harjono mengaku tertarik dengan inovasi yang dipresentasikan. Dia mengatakan, madrasah di Jakarta juga perlu mendapat pelatihan USAID PRIORITAS. "Praktik pembelajaran yang baik ini perlu disebarluaskan ke para guru madrasah di Jakarta. Kami berharap USAID PRIORITAS bisa melatih dan mendampingi madrasah-madrasah di Jakarta," tukasnya.

Sumber: Portal Kementerian Agama

[Red: Fathoni Ahmad]

Sunday, December 4, 2016

MAN 1 Palembang Juara Umum Olimpiade Sains Pelajar Se-Sumsel

[caption id="attachment_2984" align="aligncenter" width="640"]Siswa-siswi MAN 1 Palembang bersama para gurunya. Siswa-siswi MAN 1 Palembang bersama para gurunya.[/caption]

PALEMBANG, PENDIDIKANISLAM.ID - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Palembang (MANSAPA) berhasil menjadi juara umum dalam Olimpiade Sains tingkat SMA/SMK/MA pada Festival Intelektual Madrasah (FIM). Kompetisi sains ini digelar di MAN Insan Cendekia OKI, Kamis (01/12), dan diikuti puluhan peserta dari SMA/SMK/MA se Sumatera Selatan.

MAN 1 Palembang didaulat sebagai juara umum setelah para siswanya berhasil menjuara 1 pada olimpiade Matematika, Fisika, Kimia, dan Geografi. Selain itu, siswa MANSAPA juga berhasil meraih juara 2 dalam mata pelajaran Ekonomi.

"Syukur allhamdulilah, lagi-lagi siswa-siswi MANSAPA dapat membuat saya bangga dengan mampu raih juara umum dalam olimpiade sains. Dan dapat menjadi tolak ukur bahwa MAN 1 Palembang mampu unggul di bidang akademik maupun non akademik," ujar Kepala MANSAPA Buchari sebagaimana dikutip dari laman web Kemenag Sumatera Selatan, Minggu (04/12).

"Alhamdulillah program unggulan kita dapat dibuktikan lewat Olimpiade Akademik ini dengan 5 siswa kita berhasil menjuarai 5 cabang mata pelajaran dan hanya 1 yang belum berhasil. Kita sangat bersyukur dan bangga karena siswa-siswi MANSAPA dapat menunjukan kemampuan yang mereka miliki serta tidak kalah dengan madrasah lainnya," tambahnya.

Buchari berharap, prestasi ini dapat meningkatkan antusias dan motivasi siswa MANSAPA agar lebih giat belajar sehingga mampu membawa nama harum madrasah di tingkat nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, MANSAPA telah menerapkan 3 Program Unggulan Madrasah, yaitu MAN 1 PALEMBANG Unggul Akademik, Tahfiz, dan Jurnalis. Di bidang tahfiz, siswa MANSAPA setiap harinya dibiasakan membaca Al-Quran sebelum memulai pelajaran (JAM ke-0).

Selain mengejar akademik, para siswa didorong untuk lebih mendalami Al Quran. Dalam program ini, Siswa MANSAPA diharapkan minimal bisa hafal juz 30 beserta Surah Yasin.

Sumber: Portal Kementerian Agama

[Red: Fathoni Ahmad]

Saturday, December 3, 2016

Tips Hafal Qur'an Sejak Dini dari Putri Ustadz Yusuf Mansur

[caption id="attachment_2981" align="aligncenter" width="595"]Wirda Mansur, putri Ustadz Yusuf Mansur. Wirda Mansur, putri Ustadz Yusuf Mansur.[/caption]

COLCHESTER, PENDIDIKANISLAM.ID - Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR) Colchester mengadakan seminar bertema "Tips Menghafal Al-Qur’an Sejak Dini dan Mengelola Keuangan dalam Perspektif Islam" dengan narasumber putri Ustadz Yusuf Mansur, Wirda Mansur, remaja berusia 14 tahun yang telah hafal Al-Qur’an (hafidzah).

Selain itu, Murniati Mukhlisin, dosen di Essex Business School (EBS), dan Luqyan Tamanni, kandidat doktor di University of Glasgow, Inggris, juga menjadi nara sumber acara yang berlangsung Sabtu waktu setempat (Ahad WIB).

Pengurus KIBAR Colchester, Zaki Arrobi mengatakan bahwa acara yang berlangsung di Essex Business School Universitas Essex tersebut Wirda Mansur mengisahkan pengalamannya dalam menghafal Al-Quran sejak usia tujuh tahun.

Menurut Wirda, menghafal Al Quran merupakan hasrat hati terbesar dalam hidupnya sehingga tidak pernah merasa ada beban dalam melakukannya. Selain itu, menghafal Al-Qur’an juga akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. "Kalau sudah diniatkan untuk Allah SWT tidak akan merasa capek atau bosan," ujarnya.

Ia mengaku bahwa sejak pukul 03.00 hingga 21.00 menjalani proses menghafal Al-Qur’an. Berkat hafalan Al-Qur’an, ia berhasil menjelajahi berbagai Negara, seperti Hongkong, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura untuk berbagi pengalamannya.

Di masa depan, Wirda bercita-cita menjadi wanita yang memiliki bisnis sendiri, dan tetap menghafal Al-Qur’an. Selama di Inggris Wirda juga mengikuti pelajaran di sekolah dan bahkan sempat berbagi pengalaman mengenai Indonesia.

"Saya juga mengenakan kebaya," ujar gadis yang bercita-cita menjadi pengusaha di bidang jasa layanan jet Pribadi itu.

Mengenai pelajaran sekolah di Inggris, Wirda merasa tidak sulit, bahkan dirasakan bahwa pelajaran matematika di Inggris lebih mudah dibanding di Indonesia.

Membawa nama besar sang ayah sebagai ustadz kondang, bagi Wirda tidak mudah, apalagi dirinya aktif di sosial media selama 24 jam sehingga banyak mendapat sorotan dan tekanan (pressure). "Pressure juga sih," ujarnya.

Ia juga ingin seperti remaja seusianya. Selain itu, dia juga kagum dengan negara Britania Raya karena banyak menemukan masjid ketimbang saat bersekolah di Amerika Serikat.

Sementara itu, Murniati Mukhlisin dan Luqyan Tamanni mengulas berbagai tips praktis mengelola keuangan keluarga dalam perspektif Islam. Pasangan suami istri Indonesia yang tinggal di Inggris itu memberikan pemaparan bagaimana mengelola keuangan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Murniati menyatakan bahwa dalam mengeluarkan uang seorang Muslim hendaknya membuat skala prioritas kebutuhan, seperti mendahulukan untuk membayar utang terlebih dahulu, baru kemudian berzakat dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Jadi, harus ada skala prioritas kebutuhan dalam membelanjakan pengeluaran kita agar berkah dan tetap bisa menabung untuk kebutuhan darurat dan investasi," ujar dosen yang aktif di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia.

Kegiatan itu diikuti juga mahasiswa dari Malaysia, Syria dan beberapa negara lain. Acara pun diakhiri makan bersama dengan hidangan khas Indonesia. Zaki Arrobi menambahkan, KIBAR akan terus mengadakan berbagai acara untuk memperkenalkan Indoesia kepada masyarakat di Inggris.

Sumber: Antara

[Red: Fathoni Ahmad]

Friday, December 2, 2016

Tim Jurnalis MAN 1 Yogyakarta Juara Lomba Mading Ekonomi Syariah

[caption id="attachment_2978" align="aligncenter" width="615"]Tim Jurnalis MAN 1 Yogyakarta raih juara Lomba Mading 3 Dimensi. Tim Jurnalis MAN 1 Yogyakarta raih juara Lomba Mading 3 Dimensi.[/caption]

YOGYAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Tim Jurnalis Siswa MAN Yogyakarta I atau Mansa Journalist (MAJOR) berhasil menjuarai Lomba Majalah Dinding (Mading) 3 Dimensi. MAJOR berhasil mengalahkan sejumalh peserta dari SMA, SMK, dan MA lainnya pada kompetisi yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (23/11) pekan lalu.

Event ini digelar sebagai bagian dari Syariah Expo #2 pada 22 - 23 November 2016. Selain kompetisi M 3D tingkat SMA se-DIY, pameran yang mengkampayekan produk halal ini menggelar banyak kegiatan, antara lain Expo, Talk Show Ekonomi Kreatif dengan menghadirkan General Manager Bakpiapia Tano Nazoeaggi, dan Lomba Akustik.

Lomba Majalah Dinding 3D ini mengangkat tema Perekonomian Sayriah. Sebagai dewan juri, unsur civitas akdemika,yakni dosen UIN Yogya dan UGM, serta dari unsur mahasiswa.

Dalam lomba ini, 70 persen mading sudah dikerjakan setiap peserta di sekolah masing-masing. Sisanya yang 30 persen di kerjakan di tempat lomba. Aspek penilaian berdasarkan beberapa hal, yaitu: kesesuian isi dengan tema, variasi bentuk, efisiensi biaya yang dikeluarkan. Setiap peserta juga diwajibkan mempresentasikan karyannya di hadapan dewan juri.

Tim Jurnalis MAN Yogyakarta I berhasil meraih juara pertama, disusul SMA Negeri 2 Yogyakarta dan SMK Negeri Yogyakarta 3 sebagai juara kedua dan ketiga.

"Bahan-bahan yang digunakan untuk mengikuti lomba ini, menggunakan barang-barang bekas, sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya," terang Pelatih Jurnalistik MAN Yogyakarta I Berta Merriana Saragih, sebagaimana dikutip dari laman web Kanwil DI Yogyakarta, Rabu (30/11).

Menurut sosok yang akrab disapa Kak Etha, Tim Jurnalis MAN Yogyakarta I telah mengangkat tema tentang sejarah perkembangan lembaga perekonomian syariah di Indonesia. Konten mading itu mencakup sejarah terbentuknya bank syariah, kapan bank syariah pertama didirikan di Indonesia, serta apa saja perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional.

Materi yang ada dikemas dalam tiga rubrik, yaitu: artikel, opini, dan komik. Sebagai persiapan awal, anggota tim terlebih dahulu melakukan wawancara dengan sejumlah guru ekonomi dan fiqih di MAN Yogyakarta I.

"Ke depan, jurnalistik MAN Yogyakarta 1 diharapkan dapat mengikuti lebih banyak lomba dan mencetak lebih banyak prestasi untuk madrasah," pintanya.

Sumber: Portal Kementerian Agama

[Red: Fathoni Ahmad]

Thursday, December 1, 2016

Shalat Jum’at Pertama di Zaman Rasulullah

masjid-jumatPerintah shalat Jum’at pertama kali turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau masih berada di Mekkah, tepatnya ketika sedang bersiap melakukan hijrah ke Madinah.

Diriwayatkan oleh Daruquthni dari Ibnu Abbas, ketika itu kaum Muslimin belum bisa berkumpul di Makkah. Padahal salah satu syarat sah pelaksanaan shalat Jum’at adalah harus dilakukan dengan berjamaah.

Ketika itu masih terjadi ketegangan, disebabkan banyak kaum Quraisy yang belum mengakui Muhammad SAW sebagai Rasul. Situasi sedang tidak aman sehingga shalat Jum’at belum bisa dilaksanakan di Mekkah

Ketika itu Rasulullah mengutus seorang sahabatnya yang bernama Mush’ah bin Umair bin Hasyim yang tinggal di kota Madinah, agar mengajarkan Al-Qur’an pada penduduk kota itu. Namun selain mengajarkan Al-Qur’an, sahabat setia Rasulullah ini juga meminta izin kepada beliau untuk menyelenggarakan ibadah shalat Jum’at. Rasul dengan senang hati mengijinkannya. Jadi, Mush’ah bin Umair bin Hasyim adalah orang yang pertama kali melakukan ibadah ini bersama para sahabat yang telah beriman

Rasulullah sendiri baru bisa melakukan shalat Jum’at setelah beliau hijrah ke Madinah. Beliau tiba di Madinah dari Makkah pada Senin 12 Rabiul Awal dan menetap di Quba sampai hari Kamis. Di Quba’, bersama para sahabatnya beliau mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Mesjid Quba. Kemudian beliau meneruskan perjalanan.

Keesokan harinya atau hari Jum’at, beliau sampai di sebuah lembah yang telah dijadikan masjid. Masjid yang terletak di barat daya Kota Madinah. Inilah lokasi pelaksanaan shalat Jumat pertama kali. Karena itulah masjid ini dinamakan Masjid Jum'at.

Masjid Jum’at ini pernah direnovasi pada masa Khalifah Umar bin Abd al-Aziz dan pada masa Dinasti Abbasiyah, sekitar 155-159 tahun setelah hijrahnya Nabi. Masjid ini juga disebut dengan Masjid Bani Salim, karena terletak di perkampungan Bani Salim.  [Red: Anam]