Saturday, January 16, 2016

Amal Ahsan: Siswa Madrasah Ngobrol dengan Presiden

[tps_header]Amal Ahsan: Siswa Madrasah Ngobrol dengan Presiden[/tps_header]


[tps_title]Siswa Madrasah Aliyah Muara Taweh[/tps_title]


Amal Ahsan adalah salah satu dari siswa madrasah yang terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara tanggal 17 Agustus 2015 lalu. Ia juga bisa bertemu langsung dengan presiden dan menyampaikan aspirasinya kepada orang nomor satu di Indonesia itu.


Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah itu mempunyai tinggi badan 177 cm. Ia bersama 67 siswa lainnya mewakili 34 provisi seluruh Indonesia berhasil melewati beberapa tahap.


Perawakannya tegap, penampilan simpatik, tinggi dan berat badan ideal, dan satu lagi ganteng. Amal Ahsan lahir di Muara Lahai, 30 November 1998. Ayahnya Syarifuddin (53) adalah anggota TNI berpangkat Pembantu Letnan Dua (Pelda). Ibunya bernama Nurmawati (47). Mereka tinggal di asrama Kodim yang berjarak 2-3 km dari MAN Muara Teweh.


Sebelum masuk ke MAN ia juga juga sudah memilih belajar di sekolah berbasis agama, tepatnya di MTsN Muara Teweh. Kata Amal, pendidikan agama sangat penting dan diperlukan bagi generasi bangsa. Agama memberikan batasan-batasan yang mengatur manusia agar menjadi yang terbaik.


Setelah lulus MTsN, Amal memantabkan diri melanjutkan belajar di MAN Muara Teweh. Selain ingin mengenal ilmu agama lebih dalam di madrasah ini, sebelumnya ia juga telah memperoleh banyak informasi mengenai MAN ini sebelumnya. MAN Muara Teweh mempunyai catatan prestasi cukup bagus baik secara akademik maupun non akademik.



[tps_title]Paskibraka 2015[/tps_title]


Sabtu 15 Agustus 2015, Presiden Joko Widodo, mengukuhkan para anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara, Jakarta. Mereka akan bertugas saat upacara detik-detik Proklamasi dan ucapara penurunan Bendera Merah Putih saat HUT Kemerdekaan RI, Senin 17 Agustus 2015.


"Dengan ini saya mengukuhkan saudara-saudara menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2015. Semoga saudara dapat melaksanakan tugas dengan baik," kata Presiden Jokowi.


68 siswa itu menjalani pelatihan sebagai anggota Paskibraka Nasional 2015. Mereka berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Masing-masing provinsi mendelegasikan dua pemuda terbaiknya, satu putra dan satu putri. Mereka adalah Siswa Kelas X SMA/SMK/MA dan berusia 16 sampai dengan 18 tahun pada saat diselenggarakannya tahapan seleksi.


Amal Ahsan, salah satu dari 68 siswa yang beruntung itu berangkat dari Kalimantan Tengah bersama Kalteng Nova Andini Putri, siswi SMAN 1 Muara Teweh.


Pembentukan Paskibraka diawali dengan seleksi dari tingkat Kota/Kabupaten. “Alhamdulilah pada seleksi kabupaten saya terpilih. Lalu seleksi tingkat provinsi saya terpilih. Kemudian asaya berangkat ke Jakarta 4 orang dari Kalimantan Tengah. Dari empat orang itu dambil dua, satu putra dan satu putri,” kata Amal.


“Ada perasaan bangga bisa terpilih diantara beberapa ratus siswa seluruh Indonesia,” tambahnya.


Ia masuk dalam kelompok 17. Kelompok ini berada di bagian paling depan yang bertugas sebagai pemandu/pengiring dengan dipimpin oleh suatu Komandan Kelompok  atau Danpok.



[tps_title]Berbincang dengan Presiden[/tps_title]


Pengalaman yang tidak kalah pentingnya bagi Amal Akhsan sebagai anggota Paskibraka adalah ketika dia mendapatkan kesempatan bertemu dan berbincang dengan presiden.


“Ini pengalaman yang luar biasa. Kami ngobrol satu meja dengan presiden. Tidak tanggung-tanggung kita bisa berbicara dengan orang nomor satu di Indonesia. Agak gugup juga sebenarnya,” kata Amal.


Presiden Joko Widodo begitu akrab dengan semua siswa. Presiden mengajak bicara kepada para siswa satu persatu, terutama terkait masalah kepemudaan. Salah satu pertanyaan presden waktu itu adalah terkait rencana diadakannya program wajib militer di kalangan pelajar.


“Beliau meminta pendapat kami tentang program wajib militer. Kami setuju adanya program ini, karena sekarang ini banyak hal yang bisa merusak perilaku siswa, terutama dari internet. Program wajib militer ini akan bisa menjadikan siswa lebih baik dan disiplin,” katanya.


Dalam kesempatan itu, Amal juga menyampaikan kepada presiden mengenai kondisi infrastruktur di daerahnya, terutama di Kabupaten Barito Utara. “Saya menyampaikan kepada presiden, bahwa sarana di daerah kami masih betuh adanya pembenahan,” katanya.


Setelah menjalankan tugas atau Purna Paskibraka, Amal kembali ke madrasahnya di Muara Teweh dan disambut oleh para guru dan teman-temannya dengan bangga. Ia telah mengharumkan nama MAN Muara Teweh khususnya dan madrasah di Indonesia pada umumnya.


Saat ini Amal duduk di kelas XI jurusan IPA, sekaligus menjadi ketua OSIS di MAN Muara Tewe. Lulus dari MAN Muara Teweh ia ingin mengikuti jejak ayahnya. Ia ingin menjadi anggota TNI Angkatan Darat.


“Saya ingin masuk Akademi Miiter di Magelang. Dari kecil hidup di lingkungan militer karena tinggal di asrama miiter, jadi saya sudah suka. Namun keinginan menjadi naggota TNI adalah keinginan saya sendiri.  Saya ingin ngin mengabdi negara,” katanya.


Dengan postur tubuh sekarang saja sudah 177 cm dan pernah menjadi anggota Paskibraka, Amal Ahsan pasti diterima di Akademi Militer. “Siap! Amiiin,” ujarnya bersemangat. (*)

1 comment: