Saturday, January 23, 2016

M. Itqan Alexander: 'Ensiklopedi' Peta Dunia Termuda Indonesia

[tps_header]M. Itqan Alexander: 'Ensiklopedi' Peta Dunia Termuda Indonesia[/tps_header]


[tps_title]Raih Rekor MURI sebagai Pembaca Peta Dunia Termuda[/tps_title]


Pada usia 5 tahun Mohammad Itqan Alexander (11), siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pandanaran Yogyakarta, tampil menghobohkan di salah satu stasiun televisi swasta. Anak kecil ini bisa menghapal bendera negara-negara di dunia sekaligus ibu kotanya dan petanya.




[caption id="attachment_140" align="alignleft" width="309"]M. Itqon Alexander M. Itqon Alexander[/caption]

Tidak hanya peta, ia hafal nama dan lambang partai politik beserta nomor urutnya. Plat nomor polisi kendaraan juga ia hafal setelah beberapa kali membacanya di buku RPU.


Alex kemudian mendapat anugerah rekor MURI sebagai Pembaca Peta Dunia Termuda: umur 5 tahun hafal bendera dan ibukota negara dengan jumlah terbanyak. Piagam diberikan oleh Menpora Adhyaksa Dault bersama Ketua MURI Jaya Suprana di gedung Bentara Budaya Kompas-Gramedia Jakarta, 7 Mei 2009. Alex lalu diundang shooting rekaman di Kick Andy Metro TV pada 4 Nopember 2009. Kemudian Pada 11 Maret 2011 Alex diundang tampil di Acara Hitam Putih TRANS7.


Menurut ayahnya. M. Ichwan, dari hasil tes IQ sementara saat masih balita (4 tahun) skor Alex 128. Lalu dites lagi ketika kelas II SD, skor IQ-nya 152. Oleh penguji, Lembaga Psikologi Universitas Negeri Semarang, skor tersebut termasuk very superior.


“Ingatan Alex  cukup kuat. Selain ingat dari penglihatannya, juga dari pendengarannya. Dongeng yang diceritakan guru TK atau orang tuanya bisa ia ceritakan kembali hampir persis sempurna. Kalimat gurunya di SD juga mudah dia ingat dan bisa dikatakan ulang seperti pita kaset,” kata Ichwan bangga.


Alhamdulillah, tanggal 6 Juli 2012 Alex telah khitan. Dia minta dikhitan mumpung liburan sekolah. Dan RCTI rupanya memberi dia hadiah khitan berupa tampil di episode Cinta Uya yang shotingnya pada Selasa, 17 Juli 2012,” kata Ichwan menambahkan ceritanya.


Ia adalah anak pertama dari empat saudara. Ayahnya Ichwan bercerita, Alex masuk SD dalam usia kurang dari 6 tahun. Sebenarnya tidak ideal dan tidak memenuhi syarat menurut aturan Dinas Pendidikan Kota Semarang.


“Tapi karena dianggap mampu, Alex boleh masuk SD Negeri dekat rumah. Lalu ketika akan naik kelas II, Alex diminta oleh Yayasan Pendidikan Islam Nasima untuk masuk SD Nasima secara gratis. Beasiswa penuh dengan syarat, prestasi akademik bisa rangking I, II atau III. Syukur kepada Allah, Alex bisa memenuhi hal itu hingga 2012 naik kelas IV,” katanya.


Keluarga Alex tinggal di Semarang. Selepas lulus Sekolah Dasar, Alex bercerita, ibunya menyuruhnya untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Pandanaran di Yogyakarta sambil mengikuti pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah (MTs). Dengan diiming-imingi pesantren itu enak dan sebagainya, akhirnya Alex bersedia untuk mondok. Ibunya juga keluaran dari Komplek 2 Pondok Pesantren Pandanaran pada tahun 2002.


[tps_title]Cara Menghafal[/tps_title]


Terkait kepandaian Alex menghafal peta itu, sedikit gambaran, saat usia 5 tahun ia hafal bendera seluruh 194 bendera negara yang ada dalam buku Atlas Stiker Bendera. Ia juga hafal bendera negara yang dulu pernah ada atau yang telah berganti benderanya. Misal Uni Sovyet, Yugoslavia, Bermuda, Gibraltar, Cekoslovakia, Jerman Barat&Timur, Rwanda, dan lain-lain.


Alex juga tahu letak negara-negara di dalam peta, di kawasan mana, serta sebagian besar ibukota negara sampai kurang lebih 60%. Untuk Peta Indonesia, Alex hafal semua provinsi dan ibu kotanya, serta dimana letaknya di peta.


Karena itu ia mendapat rekor MURI pada bulan Juli 2009 sebagai pembaca peta termuda. Bagaimana cara ia bisa menghafal peta dunia dan bendera negara-negara sebanyak itu?


Alex mengatakan, dirinya tidak memiliki cara khusus untuk membaca peta dan menghapalnya. Kedua orangtuanya hanya membelikan peta, kemudian dia membacanya setiap hari hingga hapal. Itu sudah dilakukannya sejak umur tiga tahun, kemudian hapal pada usia lima tahun.


Saat masih kecil memang dirinya sangat menyukai warna-warna. Dari situ ayahnya menyodorkan bendera-bendera negara yang berwarna-warni. Jadi yang ditawarkan ayahnya adalah learning by doing (belajar dengan melakukan).


Waktu masuk televisi agak malu. Jadi di rumahnya ditempeli poster tentang dunia semua, sehingga jika mau ke mana-mana Alex selalu bisa melihatnya. Karena kebiasaan melihat dan membaca peta itulah yang akhirnya dia hapal.


Karena kemampuan menghafal yang luar biasa itu, pantas kalau Alex bercita-cita ingin menghapal al-Qur’an. Menurutnya dengan menghapal al-Qur’an kita akan diberkahi di dunia dan akhirat.


Sejak masuk pondok, Alex sudah hapal juz ‘amma, di pondok pesantren Pandanaran mulai dari surah al-Muthafifin satu bulan sudah juz ‘amma. Sekarang anak yang setiap hari mengenakan peci hitam ini sudah menghapal surat al-Kahfi.


Di Pandanaran, satu kelas dibimbing satu guru tahfidz, sedangkan Alex dibimbing oleh Pak Deni Iskandar. Beliau orangnya baik. Model bimbingannya, setiap santri maju satu persatu untuk menyetorkan hafalan mereka.


Alex ingin sekali bisa menghafalkan Al-Qur’an samapai hatam 30 juz. Ini adalah salah satu cara dia membahagiakan orang tuanya.


Setelah lulus Madrasah Tsanawiyah di Pandanaran nanti, ia ingin melanjutkan ke Insan Cendekia, Serpong. Dia ingin masuk ke sana karena ia mendengar Insan Cedekia merupakan sekolah favorit.


Kebanyakan lulusan MA Insan Cendekia melanjutkan kuliah ke luar negeri, terutama Jepang, kata Alex. Namun, “Kalau kuliah nanti saya ingin melanjutkan studi di Harvard University,” katanya optimis. (*)

No comments:

Post a Comment