Monday, October 3, 2016

Menerapkan Metode Musyawarah dalam Belajar

musyawarah

Hampir tidak ditemukan guru yang kerap menggunakan musyawarah sebagai metode dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan seringnya intensitas diskusi, presentasi, dan berbagai metode lainnya yang seolah menjadi alternatif utama dalam pembelajaran.

Sekilas terlihat, metode musyawarah hampir sama dengan metode diskusi dalam kelas. Namun demikian, musyawarah lebih terbuka karena melibatkan keseluruhan siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Hal ini terlihat sebab diskusi seringkali terklasifikasi dalam bentuk kelompok-kelompok. Meskipun pada akhirnya hasil diskusi kelas juga disampaikan kepada seluruh siswa.

Musyawarah biasanya untuk menghasilkan keputusan tertentu. Di titik ini materi dalam sebuah mata pelajaran bisa dimusyawarahkan untuk menghasilkan kesimpulan cemerlang dari berbagai pandangan siswa. Hasil keputusan dari sebuah musyawarah biasanya bersifat mengikat sehingga hal ini perlu diperharhatikan seorang guru dalam melakukan langkah evaluasi.

Metode musyawarah juga dapat digunakan untuk menyemayamkan karakter dan nilai moral karena di dalam musyawarah terdapat laku yang harus diperhatikan oleh peserta didik seperti menghargai pemikiran dan pandangan orang lain, tidak mudah menyalahkan argumentasi orang lain, belajar menganalisis secara verbal, belajar bertutur dengan baik dan sistematis, serta karakter-karakter lain.

Dalam bermusyawarah, kita membuka hati terhadap pendapat orang lain agar mencapai kata sepakat sehingga tumbuh menjadi orang yang tidak mudah memaksakan kehendak. Sebab itu kegiatan musyawarah di kelas lebih mengarah kepada pengasahan karakter dan budi pekerti para siswa.

Topik-topik dalam musyawarah pun biasanya menyangkut kehidupan bersama di tengah masyarakat dalam menyikapi problem sosial. Oleh karena itu, musyawarah menjadi alternatif metode dalam pendidikan karakter sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Musyawarah juga ditekankan dalam agama Islam karena lebih mengakomodir kepentingan bersama sehingga mewujudkan harmonisasi antara seluruh masyarakat yang berbeda-beda secara keyakinan, suku, bangsa, dan budaya.

Metode musyawarah bermanfaat untuk meciptakan kecerdasan kognitif maupun afektif siswa diantarnya: siswa mengemukakan pendapat dengan bahasa yang santun dan terstruktur, siswa memahami pendapat orang lain dan dapat merumuskan kembali pendapat orang lain dengan bahasa sendiri, dan siswa dapat menyusun keputusan menjadi kesepakatan bersama. (Fathoni Ahmad)

No comments:

Post a Comment