Salah satu problem mendasar sebagian siswa di Indonesia adalah sulitnya mereka untuk mengemukakan apa yang menjadi kesulitan belajarnya. Mereka kerap malu dan enggan bertanya ketika seorang guru mempersilakan bertanya maupun mengemukakan pendapat.
Persoalan tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh guru karena dapat berdampak pada motivasi belajar siswa lain. Mereka harus didukung oleh lingkungan dan iklim belajar progresif sehingga mempunyai semangat dan keaktifan yang optimal di kelas.
Perlu pendekatan khusus ketika siswa enggan bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Hal ini bisa dilakukan oleh guru dengan mendekati siswa dengan bertanya langsung. Inilah yang disebut metode one on one. Metode ini penulis sebut sebagai metode jemput bola, bisa juga dikatakan sebagai metode persuasif.
Metode one on one adalah pengajaran dengan pendekatan bimbingan pribadi guru kepada seorang siswa. Pada saat pelajaran berlangsung, seorang guru membimbing seorang siswa yang kesulitan dalam belajar di kelasnya. Metode ini juga sering disebut sebagai coaching atau bimbingan khusus secara pribadi.
Biasanya one on one teaching digunakan dalam pengajaran yang bersifat privat untuk permasalahan yang personal atau sensitif (Freda, 2002).
Setelah guru menjelaskan materi dan memberikan soal untuk diselesaikan, ada kemungkinan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan perintah guru. Oleh karena itu, guru perlu memeriksa pekerjaan siswa satu per satu sambil memberikan panduan secara pribadi kepada siswa yang bersangkutan.
Pendekatan one on one ini terbukti efektif bagi keberhasilan siswa yang pendiam atau siswa yang kesluitan belajar dan pengaruh guru terhadap siswa akan kuat. Perhatian khusus ini bukan bermaksud guru mengesampingkan siswa lain, tetapi ada beberapa siswa yang memang harus diberikan perlakuan berbeda demi keberhasilan belajarnya. Problem ini bisa diselesaikan guru dengan tetap memberikan perhatian kepada yang lain dengan cara tertentu.
Kelemahan metode one on one
Kelemahan metode ini adalah tidak efektifnya pelajaran apabila satu kelas terdiri dari banyak siswa. Dengan jumlah siswa yang banyak, mislanya 40 siswa dalam satu kelas, waktu dan perhatian akan terbuang hanya untuk beberapa siswa, sementara siswa lain kurang diperhatikan. Tentu hal ini harus dipahami betul oleh guru karena dapat memunculkan kecemburuan sosial di antara para siswa.
Sebab itu, apabila metode ini tidak memungkinkan, dapat digunakan metode bimbingan kelompok. Metode semacam ini juga bisa digunakan, yaitu guru dapat mendistribusikan siswa yang dinilai menonjol untuk memimpin teman-teman lain di setiap kelompok.
Adapun manfaat metode ini ialah, pertama, guru dapat memastikan apakah siswa yang dinilai lamban menyerap pelajaran dapat memahami konsep atau tugas yang harus dikerjakan. Kedua, guru dapat melakukan kroscek apakah seluruh siswa mendemonstrasikan kemampuan, membuat, atau mengerjakan sesuai dengan instruksi yang diminta. [Fathoni Ahmad]
No comments:
Post a Comment