Saturday, July 30, 2016

Bagaimana Etika Nabi Muhammad dalam Berpendapat?

muhammadSAW

Di era digital seperti saat ini, manusia sering disibukkan dengan berbagai perang: mulai dari perang dunia nyata maupun perang dunia maya; perang dengan adu otot maupun adu otak. Semuanya sering bertebaran di sekitar kita. Khusunya di media sosial.

Sebagai media publik, media sosial terbukti ampuh menampung segala aspirasi masyarakat. Kritik, saran, curhatan, informasi, pujian maupun cacian melebur berbaur dalam berbagai platform. Semuanya seakan bebas menuangkan segala isi otaknya tanpa adanya batasan. Walaupun sebenarnya setiap platform sudah memiliki terms of service sendiri-sendiri.

Namun cara menyampaikan isi otak di media-media sosial maupun di ruang publik nyata yang lainnya seringkali kurang etis. Semua memang berhak berargumen atau menanggapi semua hal. Tidak ada yang salah dengan menyampaikan pendapat atau menyampaikan usulan. Tapi yang salah adalah jika pendapat itu tidak disampaikan dengan layak alias kurang etis.

Nabi Muhammad SAW sebagai qudwah hasanah (teladan) telah memberikan solusi terbaik bagi umatnya untuk berekspresi menyampaikan argumen, kritik maupun saran terhadap orang lain. Tentu sebagai umat Muhammad kita selayaknya meniru dan mempraktikkan keindahan akhlak yang telah dicontohkan oleh beliau.

Keindahan akhlak beliau tentang etika menyampaikan pendapat bisa kita temukan dalam beberapa literatur hadits. Salah satunya dalam sebuah hadits yang terdapat dalam Kitab Sahih Muslim karya Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas ibn Malik tersebut dikisahkan seperti biasa, Nabi Muhammad SAW berjalan-jalan bersama para sahabat berkeliling Madinah. Di tengah perjalanan, Nabi bertemu dengan sekelompok kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma. Seketika melihat hal itu, Nabi memberikan tanggapan kepada para penduduk tersebut.

Saat memberikan tanggapan, Nabi tidak menggunakan kata-kata yang menyebutkan kepastian. Nabi menyampaikan: “Sekiranya mereka tidak melakukan hal itu, pohon kurma itu juga akan tumbuh baik”.

Karena yang mengatakan hal itu adalah seorang Nabi, maka masyarakat Madinah pun menaatinya dan akhirnya meninggalkan kebiasaan yang sudah dilakukan turun-temurun.

Selang beberapa waktu, ternyata pohon kurma yang biasanya tumbuh bagus tak sesuai dengan ekspektasi dan kebiasaan. Hingga akhirnya Nabi pun mengetahui bahwa usulannya kepada masyarakat Madinah tersebut malah membuat pohon kurma rusak dan tak tumbuh seperti biasanya.

Dengan segala kerendahan hati, Nabi pun berkata kepada para kaum di Madinah tersebut. “Antum a’lamu bi amri dunyakum (kalian lebih mengetahui urusan tersebut).”

Dari kisah Nabi Muhammad dan kaum Madinah tersebut setidaknya ada beberapa poin yang bisa kita jadikan pelajaran dan contoh agar kita bisa menyampaikan pendapat secara etis.

Pertama, berikanlah kritik, saran dan tanggapan dengan cara yang baik. Sebaik dan sebagus apapun kritik atau saran yang akan disampaikan akan jadi tidak berguna karena tidak disampaikan dengan cara yang baik. Kritik dan saran yang tidak disampaikan dengan cara yang baik itu akhirnya malah menyakiti orang yang diberi kritik, saran maupun tanggapan.

Kedua,berpendapatlah sesuai kapasitas anda. Jika suatu permasalahan yang anda tanggapi tidak merupakan bidang yang anda kuasai, maka diam adalah hal yang terbaik.

Fenomena sekarang ini, banyak orang yang asal berpendapat bahkan sampai menghina orang yang berbeda pemikiran dengannya. Jika kapasitas orang tersebut setara bahkan lebih tinggi dengan orang dan bidang yang sedang dikomentari, maka hal ini tak masalah.

Namun kenyataanya berbanding terbalik. Banyak orang yang tidak sadar bahwa tanggapan atau komentar yang diberikan tidak lebih baik dengan pendapat orang yang sedang dikomentari.

Fenomena yang ada sekarang, banyak orang yang awam dengan perpolitikan mencoba ikut adu gagasan tentang carut marutnya perpolitikan. Contoh yang lain, muallaf yang baru saja beberapa hari lalu belajar Islam mengomentari hal yang disampaikan oleh orang yang belajar Islam bertahun-tahun. Bahkan, ada pula dari mereka yang memvonis kafir ulama hanya karena pendapat ulama tersebut tidak selaras dengan pendapatnya.

Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena bahan bacaan muallaf tersebut tidak lebih banyak—bahkan kurang—dari bacaan orang yang dikritik bahkan dikafirkannya. Atau muallaf tersebut sebenarnya pernah membaca refrensi yang sama akan tetapi kurang memahami dengan baik karena terbatasnya keilmuan yang seharusnya dipelajari terlebih dahulu sebelum melahap materi dalam sebuah referensi. Sehingga tak pelak menimbulkan kesalahan pemahaman dan interpretasi.

Ketiga, sadarlah dan segera minta maaf apabila pendapat atau saran kita ternyata tidak sesuai dengan permasalahan yang ada.

Poin yang ketiga ini malah lebih sering terbalik. Orang yang jelas-jelas pendapatnya salah terkadang masih kekeuh dengan pendapatnya. Bahkan mati-matian membuat apologi dan legitimasi agar pendapat tersebut terlihat benar.

Saat sudah terjadi seperti ini maka selesailah diskusi ataupun pertukaran gagasan ataupun wacana. Karena yang terjadi adalah diskusi yang kurang sehat akibat egoisme salah satu peserta diskusi hanya untuk memenangkan pendapatnya atau pendapat golongan yang diwakilinya.

Selayaknya harus difahami bahwa dalam diskusi bukan mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah. Namun yang paling penting adalah sejauh mana argumen dan pendapat yang disampaikan bisa match dengan masalah dan bisa dibuktikan sebagai argumen yang solutif dan konstruktif.

Jika seseorang yang ingin berpendapat tidak bisa berperilaku dengan tiga poin di atas alias tidak sesuai dengan etika berpendapat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, maka niscaya fungsi dan esensi pendapat yang disampaikan tidak akan bermanfaat bahkan bisa jadi menyakiti orang yang diberi pendapat.

Karena berpendapat tidak hanya sekadar untuk gagah-gagahan atau dianggap hebat oleh orang lain. Inti dari pendapat adalah bagaimana bisa mengubah suatu hal menjadi lebih baik. Tidak ada guna berpendapat jika tidak memberikan atsar (pengaruh) terhadap suatu permasalahan. Sebab berpendapat adalah semata melaksanakan sunnatullah yang termaktub dalam surat al-Ashr: “wa tawaashau bil haqqi wa tawaashau bis shabri”.

Wallahu a’lam bisshawab.

Source: NU Online 

16 PTKIN Masuk Peringkat Dunia Versi Webometrics 2016

Webometrics

Jakarta, PendidikanIslam.ID - Webometrics adalah adalah penilaian perguruan tinggi seluruh dunia berdasar website kampus tersebut. Webometric melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 22ribu perguruan tinggi seluruh dunia. Pemberian nilai itu diberikan oleh lembaga penelitian terbesar di Spanyol, Cybermetrics Lab. Update hasil pemeringkatan dirilis setiap bulan Januari dan Juli.


Terdapat empat indikator dalam penilaian/pemeringkatan webometrics; Presence (20%), Impact (50%), Openness (20%) dan Excellence (10%).


Pertama, presence adalah jumlah halaman website yang terekam pada mesin pencari Google. Kedua, impact, merupakan jumlah eksternal link yang diterima oleh domain web perguruan tinggi yang terekam Google. Ketiga, openness yang merupakan jumlah file dokumen Adobe Acrobat), Adobe PostScript, Microsoft Word dan Microsoft Powerpoint yang dapat diakses serta terhubung dengan domain website universitas yang terekam oleh search engine (Google Scholar). Dan keempat, excellence yaitu  jumlah artikel publikasi ilmiah karya sivitas akademika yang terindeks di Google Scholar.


Manfaat webometrics adalah mengetahui peringkat kampus di seluruh dunia, menjadi acuan untuk penilaian sebuah kampus, dan sebagai sarana promosi bagi kampus terkait. Sedangkan tujuannya adalah mempromosikan publikasi web (portal), mendukung inisiatif open access, serta mendukung akses elektronik untuk publikasi ilmiah dan materi akademik lainnya.


Jumlah Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dibawah Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI berjumlah 55 (Lima Puluh Lima) institusi. Namun menurut webometrics, hanya 16 (enam belas)/30% saja yang masuk daftar peniliaian per Bulan Juli 2016. Sedangkan kampus di Indonesia yang diperingkatkan  ada 480 (empat ratus delapan puluh) kampus, dimana PTKIN sudah termasuk di dalamnya.


Berikut Rangking PTKIN  dibanding dengan peringkat kampus di Indonesia dan dunia menurut Webometrics;




[caption id="attachment_2305" align="alignleft" width="652"]Webometrics PTKIN (@viva_tnu)[/caption]

UIN Syarif Hidayatullah Ranking 6 Google Scholar Citation Nasional

[caption id="attachment_2293" align="aligncenter" width="640"]Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil mencatatkan ranking ke-6 pada pengukuran Google Scholar Citations perguruan tinggi skala nasional. Capaian ini sekaligus menempatkan UIN Jakarta pada posisi pertama ranking Google Scholar Citations di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTIKN) di Indonesia.

Dikutip dari data Google Scholar Citations edisi Juli 2016 sebagaimana dirilis Berita UIN Online dan Kemenag RI, Sabtu (30/7) diketahui bahwa posisi UIN Jakarta berada di belakang Universitas Gadjah Mada (1), Institut Teknologi Bandung (2), Universitas Pendidikan Indonesia (3), Universitas Indonesia (4), dan Universitas Diponegoro (5).

Menduduki ranking ke-6, menenpatkan UIN Jakarta berada di atas Universitas Brawijaya (7), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (8), Institut Pertanian Bogor (9), dan Universitas Padjajaran (10). Sedang di lingkungan PTKIN, posisi UIN Jakarta jauh di atas posisi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang menempati urutan ke-64 nasional dan UIN Sultan Syarif Kasim ke-72 nasional.

Google Scholar Citations merupakan pengukuran yang didasarkan pada hasil penelitian para ilmuwan sebuah perguruan tinggi dan pengutipan atas produk-produk penelitian tersebut. Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada sebelumnya mengungkapkan, Google Scholar Citations menjadi salah satu skala pengukuran yang dipertimbangkan dalam pengembangan UIN Jakarta kini dan mendatang.

“Pengutipan atas karya akademik dosen merupakan salah satu indikator penting dunia dalam mengakui UIN Jakarta,” ujar Dede.

Selain itu, berdasarkan data webometrics, pada periode Juli 2016 ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada ranking ke-36 perguruan tinggi seluruh Indonesia dan ranking pertama untuk PTKIN. (Red: Fathoni Ahmad)

Pendis Ikut Ramaikan Pameran Peradaban Islam di MTQ Nasional

[caption id="attachment_2290" align="aligncenter" width="480"]Stan Pendis di MTQ Nasional Ke-26 di Mataram, Lombok NTB. Stan Pendis di MTQ Nasional Ke-26 di Mataram, Lombok NTB.[/caption]

LOMBOK, PENDIDIKANISLAM.ID - Untuk memeriahkan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXVI di Lombok NTB, panitia juga menggelar pameran Peradaban Islam. Pameran akan berlasung dari 30 Juli sampai 7 Agustus 2016.

Bertempat di sisi kanan komplek Islamic Center NTB, pameran diikuti oleh seluruh provinsi, kementerian dan lembaga, tak terkecuali Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI.

Sementara di sekeliling lokasi pameran, juga diselenggarakan bazaar yang menyajikan aneka cinderamata dan makanan.

Produk-produk yang dibawa Ditjen Pendis dalam pameran ini antara lain buku berjudul Mendidik Tanpa Pamrih, Kekhasan Pendidikan Islam, Esai-esai Madrasah, Majalah, produk-produk lain. Semua produk tersebut dibagikan secara gratis kepada para pengunjung.

Pelaksanaan MTQ ini diikuti oleh 1200 peserta, memperlombakan 8 cabang, dan rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (30/7) malam. (Beta)

01 Agustus 2016, 12 SK Pendidikan Diniyah Formal akan Diserahkan

[caption id="attachment_2282" align="aligncenter" width="650"]Santri Pendidikan Diniyah Formal Santri Pendidikan Diniyah Formal[/caption]

Jakarta,PendidikanIslam.ID – Setelah Tahun 2015 melaunching 14 (empat belas) penyelenggaraan Pendidikan Diniyah Formal pada 6 (enam) propinsi, pada tahun 2016 ini Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali memberikan ijin operasioanl bagi 12 (dua belas) pondok pesantren sebagai penyelenggara layanan Pendidikan Diniyah Formal (PDF).


“Pada Tanggal 01 Agustus 2016 bertempat di Pondok Pesantren Minhajurrasyidiin, Jl. SPG No. 17 Lubang Buaya Jakarta Timur, Insyaallah Menteri Agama akan memberikan langsung Surat Keputusan Ijin Operasional bagi 12 lembaga penyelenggara Pendidikan Diniyah Formal,’ terang Kepala Sub Direktorat Pendidikan Diniyah, Ahmad Zayadi (29/07/2016).


Dalam catatan pada leading sector Sub Direktorat (Subdit) Pendidikan Diniyah, Direktorat Jenderal Pendidika Diniyah Dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam,  12 PDF yang akan diberikan ijin operasional itu terdiri atas 7 (tujuh) PDF Wustha dan 5 (lima) PDF Ulya yang tersebar pada 5 (lima) propinsi.


Keduabelas Pendidikan Diniyah Formal itu adalah ; 1) PDF Wustha Walindo Manbaul Falah Pekalongan-Jawa Tengah; 2) PDF Wustha Al Munawwarah Pekanbaru-Riau; 3) PDF Wustha APIK Kaliwungu Kendal-Jawa Tengah; 4) PDF Wustha Minhajurrosyidin Lubang Buaya-DKI Jakarta; 5)PDF Ulya Salafiyyah Parappe Polewali Mandar-Sulbar; 6) PDF Ulya Al falah Jepara-Jawa Tengah; 7) PDF Ulya Minhajurrosyidin Lubang Buaya-DKI Jakarta; 8) PDF Ulya Al Munawwarah Pekanbaru-DKI Riau; 9) PDF Ulya Walindo Manbaul Falah Pekalongan-Jawa Tengah; 10) PDF Wustha Al Fithrah Surabaya-Jawa Timur; 11) PDF Wustha Nurul Qadim Probolinggo-Jawa Timur; dan 12) PDF Wustha Al Mubaarok Wonosobo-Jawa Tengah.


Sebagaimana diketahui, jelas Zayadi, layanan PDF ini diselenggarakan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, yang merupakan turunan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang merupakan implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Sedangkan 14 (empat belas) PDF yang telah dilaunching pada tahun 2015 tahun lalu adalah; 1) PDF Doktren Nurul Qodim Probolinggo Jawa Timur; 2) PDF Doktren al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri-Jawa Timur; 3) PDF Doktren Cokrokertopati Takeran Magetan-Jawa Timur; 4) PDF Doktren as-salafi al-Fithrah Surabaya-Jawa Timur; 5) PDF Doktren Zainul Hasan Genggong Probolinggo-Jawa Timur; 6) PDF Nurul Kholil Bangkalan-Jawa Timur; 7) PDF Doktren APIK Kaliwungu Kendal-Jawa Tengah; 8) PDF Doktren al-Mubarok Manggisan Wonosobo-Jawa Tengah; 9) PDF Doktren al-Masturiyah Sukabumi Jawa Barat; 10) PDF Doktren Darussalam Ciamis Jawa Barat; 11) PDF Doktren Nahdlatul Ulum Maros-Sulawesi Selatan; 12) PDF Doktren As’adiyah Sengkang Wajo-Sulawesi Selatan; 13) PDF Doktren al-Khairaat Tanjung Selor-Kalimantan; dan 14) PDF Dayah Babussalam Aceh Utara-Aceh. (@viva_tnu)

Friday, July 29, 2016

Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2017 Bagi Santri Sulteng Akan Ditambah

[caption id="attachment_2286" align="aligncenter" width="407"]Program Indonesia Pintar Program Indonesia Pintar[/caption]

Palu,PendidikanIslam.ID -  Tahun 2016 ini penerima Program Indonesia Pintar (PIP) di Sulawesi Tengah sekitar 583 Santri yang terdiri atas 388 orang tingkat Wustha dan 195 tingkat Ula.

"Angka ini termasuk masih kurang, karena belum semua pondok pesantren mengusulkan PIP. Kita upayakan tahun depan penerimanya akan bertambah," kata Kepala Seksi Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah, Abdul Haris, di kantornya, Kamis (28/07/2016) sebagaimana disebutkan di laman antaranews.com.

Abdul Haris menjelaskan, penyelenggaraan PIP merupakan komitmen Pemerintah di bidang Pendidikan dalam hal mewujudkan pendidikan tanpa diskriminasi dan pendidikan untuk semua.

“Hal ini, sejalan dengan 9 agenda prioritas (nawa cita) pemerintah Presiden RI Joko Widodo yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan melakukan revolusi karakter bangsa,” tandasnya.

Upaya pemerintah, lanjutnya, dalam hal memberikan kemudahan mengakses pendidikan kepada masyarakat terus digulirkan diantaranya melalui beasiswa siswa berprestasi dan bantuan bagi siswa dari keluarga tidak mampu.

“Pemerintah melalui Kementerian Agama dalam penyelenggaraan Pendidikan Islam melaksanakan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk santri,” tukasnya. (@viva_tnu)

Thursday, July 28, 2016

01-02 Agustus 2016, Tes Lanjutan Beasiswa LN Program 5ribu Doktor

beasiswa
Jakarta,PendidikanIslam.ID – Setelah dinyatakan lulus seleksi  dokumen (Seleksi Tahap I)  pada Program Beasiswa Studi Luar Negeri 5ribu Doktor, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Tahun 2016 mewajibkan bagi peserta tersebut untuk mengikuti tes lanjutan.


 “Test tersebut berupa tulis (esai), tes psikologi, Leaderless Group Discussion (LGD) dan  wawancara,” sebut Amsal Baktiar dalam lembar pengumannya.


Megenai waktu dan tempat pelaksanaannya, Guru Besar UIN Sayarif Hidayatullah ini menerangkan bahwa tes akan dilaksanakan pada Hari Senin-Selasa, tanggal 1 - 2 Agustus 2016 di  Ballroom Hotel Acacia  Jl. Kramat Raya No. 81, Jakarta.


“Sebelum pelaksanaan tes, peserta harus akan melaksankan daftar terlebih dahulu. Kemudian tes akan dilaksanakan pada 08.30 -  Selesai,” urai Amsal.


Waktu pendaftaran ulang, rinci Amsal, peserta yang terdiri atas Strata Tiga (S3) 85 orang dan Strata Dua (S2) 49 orang tersebut wajib membawa dan menunjukkan dokumen fisik asli persyaratan yang telah diupload dan kartu pendaftaran yang telah dicetak dan/atau identitas diri. Dan adapun mengenai akomodasi, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama tidak menanggung.


“Biaya transportasi dan akomodasi selama mengikuti seleksi tahap II ini ditanggung oleh masing-masing peserta,” sebut Amsal. (@viva_tnu)


Info Lebih Lengkap :
http://scholarship.kemenag.go.id/pdf/info.php?id=126&action=post
http://scholarship.kemenag.go.id/pdf/info.php?id=127&action=post

Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin Akan Selenggarakan Pendidikan Diniyah Formal

[caption id="attachment_2271" align="aligncenter" width="630"]Santri PP. Minhaajurrosyidin Santri PP. Minhaajurrosyidin[/caption]

Jakarta, PendidikanIslam.ID - Kementerian Agama RI membuka ruang baru dan memberikan pilihan kepada masyarakat untuk mendidik putera puterinya menjadi kader ulama melalui layanan Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Layanan PDF ini tunduk atas Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, yang merupakan turunan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang merupakan implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Menyambut PDF yang telah diatur Kemenag, Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Jakarta Timur akan dinobatkan sebagai satu dari 12 penyelenggara Pendidikan Diniyah Formal (PDF) di tingkat nasional.   Ketua Harian PP. Minhaajurrosyidin, Muh Asy’ari Akbar, mengatakan PDF merupakan program pendidikan yang memiliki nilai plus yaitu perpaduan ilmu umum dan agama.


Dengan demikian, lanjt Asy’ari, siswa tidak akan rendah diri lagi berkompetisi dengan pelajar umum lainnya. Bahkan, mereka memiliki kelebihan berupa kemandirian lantaran tinggal di pesantren dan bekal agama sebagai landasan karakter. “PDF adalah salah satu jawaban krisi di dunia pendidikan kita,” tegasnya di laman republika.co.id.


Di satu sisi, ujar dia, dengan program ini  siswa akan lebih mudah meneruskan ke jenjang pendidikan umum yang lebih tinggi. Pelajar dari luar negeri juga tak ragu sebab ijazah yang dikeluarkan sudah diakui pemerintah RI.


Dia menjelaskan, jenjang PDF Minhaajurrosyidiin yang dibuka tahun ini adalah untuk tingkat wustha setara SMP, ulya setara SMA dan tahun depan merencanakan tingkat Ma’had Ali atau perguruan tinggi.


Acara serah terima SK PDF kepada PP. Minhaajurrosyidiin direncanakan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pada awal Agustus 2016 nanti. (@viva_tnu)

Lagi, Murid Madrasah Raih 4 Medali di Asian Robotic Championship

[caption id="attachment_2265" align="aligncenter" width="800"]Ocha dan Ave Bersama Para Pendamping Ocha dan Ave Bersama Para Pendamping[/caption]

Kualalumpur, PendidikanIslam.ID – Setelah beberapa waktu yang lalu di Asian Youth Robotic Olympiad (AYRO) 2016 yang digelar di Singapura meraih 4 (empat) medali, kini kakak beradik murid Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Syahid Jakarta kembali meraih 4 (empat) medali lagi pada arena Asian Robotic Championship di Kuala Lumpur Malaysia, 23-24 Juli lalu di Komplek Pusat Pendidikan Al-Amin Kuala Lumpur Malaysia sebagaimana disebutkan di laman kemenag.go.id.


Ya, mereka berdua adalah Syahrozad Zalfa Nadia (Ocha/9) dan Avicenna Roghid Putra Sidik (Ave/6) yang membawa 4 (empat) medali pulang ke tanah air. Keempat medali itu adalah ; Gold Prize untuk kategori Super Maze Solving meraih, Special Award diketegori Brick Speed meraih, Special Award pada Robot Rero dan Bronze Medal pada klasifikasi Creative Robotic.


Dalam ajang itu, menurut ibu kedua murid ini, Himatul Laily Waisnain, putranya juga mendapat peserta favorit karena menjadi peserta termuda dikarenakan lomba ini terbuka (open kategori) bagi peserta dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.


"Mereka ini muda sekali karena usia masih di bawah 10 tahun. Peserta lainnya ada dari mahasiswa," kata Laily yang selalu setia mendamping putra-putrinya setiap kali dimanapun lomba diadakan.


Mengenai Lomba ini, Laily menambahkan, bahwa project robot creative yang diusung putra- putrinya dalam lomba kali ini adalah "crane otomatis control remote". Robot jenis ini mampu membantu memindahkan barang atau benda besar yang tidak bisa diangkat manusia. Selain itu, robot ini juga dapat mempercepat pekerjaan dalam memindahkan barang dan mampu mengurangi kecelakaan kerja.


"Semua terkontrol dengan remot jarak jauh," jelasnya dengan penuh semangat. (@viva_tnu)

Kakak-Adik Siswa Madrasah Ini Raih Medali Emas Kontes Robot di Malaysia

siswa madrasah medali emas

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Siswa madrasah mengukir prestasi dalam ajang lomba robotik di Asian Robotic Championship. Adalah pasangan kakak beradik tim robotic Syahrozad Zalfa Nadia (9) dan Avicenna Roghid Putra Sidik (6) berhasil meraih Gold Prize dalam kategori Super Maze Solving dalam ajang Asian Robotic Championship di Kuala Lumpur Malaysia.

Dalam ajang yang diselenggaran pada tanggal 23 hingga 24 Juli 2016 kemarin, pasangan tim robotic Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga meraih Bronze Medal dalam ketegori Creative Robotic yang diselenggarakan di Komplek Pusat Pendidikan Al-Amin Kuala Lumpur.

Sebagaimana dalam laman resmi kemenag.go.id, Himatul Laily Waisnain, orang tua dari siswa madrasah itu menjelaskan bahwa putra dan putrinya tersebut juga meraih Special Award untuk ketegori Brick Speed dan special award untuk Robot Rero, “jadi mereka berdua mendapat juara umum kedua dalam ajang itu. alhamdulillah, usaha kami dari Jakarta terbayar,” ujarnya.

Dalam ajang itu, lanjutnya, putranya mendapat peserta favorit karena sebagai peserta termuda dalam lomba tersebut. Sebab lomba ini adalah lomba open kategori dari peserta dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, “mereka ini muda sekali karena usia masih dibawah 10 tahun, peserta lainnya ada dari mahasiswa,” tukasnya

Lebih lanjut, ibu yang sehari-harinya mendampingi proses belajar putranya itu menjelaskan bahwa dalam project robot creative yang diusung putra putrinya ini adalah “crane otomatis control remote” yang mempunyai nilai guna mampu membantu memindahkan barang atau benda besar yagn tidak bisa diangkat manusia, mempercepat pekerjaan dalam memindahkan barang dan mampu mengurangi kecelakaan kerja, “sebab semua terkontrol dengan remot jarak jauh,” terangnya.

Sebelumnya, dua kakak beradik ini pada awal tahun ini juga meraih prestasi dalam Asian Youth Robotic Olympiad (AYRO) 2016 yang digelar di Singapura. Mereka meraih Gold Prize medal brick Speed, Gold Prize Medal, Silver Prize Medals Maze Solving Junior, dan Bronze Medal Aerial Robotic Junior dalam ajang yang diselenggaran di negeri singa itu. (Red: Fathoni Ahmad)

Wednesday, July 27, 2016

Anak Petani Ini Sukses Mewujudkan Madrasah Unggulan

19 Ahmad Zainuri - UIN SUkaAhmad Zainuri sukses memimpin MTsN 1 Palembang. Ia berhasil membawa madrasah ini sebagai madrasah berprestasi tingkat nasional selama dua tahun berturut-turut, tahun 2005 dan 2006. Berikutnya, tahun 2007 ia mendapatkan tantangan baru untuk memimpin MAN 3. Madrasah ini sudah berprestasi di tingkat lokal dan ia ingin menaikkan prestasinya ke tingkat nasional. Alhamdulillah, ia berhasil. Beberapa kali MAN 3 Palembang mendapatkan predikat sebagai madrasah berprestasi tingkat nasional. Banyak prestasi diraih siswa-siswinya. Ahmad Zainuri adalah anak seorang petani desa yang telah meningkatkan nilai tawar madrasah.

Butuh waktu cukup lama utuk membaca satu prestasi yang telah diraih oleh MAN 3 dan prestasi siswa-siswinya dari tingkat provinsi, nasional sampai internasional. Ada ratusan prestasi dalam puluhan lembar halaman yang tercatat secara rapi. Dokumentasi prestasi yangtelah diraih dalam bentuk foto juga banyak sekali.

 

Ahmad Zainuri sendiri juga merupakan seorang guru yang sangat populer di Indonesia. Ia beberapa kali dinobatkan sebagai guru teladan tingkat nasional. Ketika mengetikkan nama “Ahmad Zainuri” atau “MAN 3 Palembang” di mesin pencarian internet maka akan keluar deretan informasi mengenai profil, karya dan prestasi Ahmad Zainuri.

Sumai dari Dra. Hj. Ratna Dewi, MM juga mempunyai sederet karya tulis dalam bentuk artikel dan buku, selain dari disertasi yang diajukannya untuk memperoleh gelar doktor pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dari Keluarga Madrasah

Ahmad Zainuri lahir di Lamongan, 7 Agustus 1966 dari lingkungan keluarga petani yang sangat agamis. Menjadi guru merupakan cita-citanya sejak masih duduk sebagai siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Lamongan Jawa Timur. Pendidikan S1 dan Akta IV dia selesaikan di Fakultas Tarbiyah IAIN RF Palembang tahun 1992.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, ia mengi’tikkadkan diri menjadi guru di madrasah. Mengapa memilih madrasah? “Saya memilih mengajar dan mengabdi di madrasah karena saya dibesarkan dari keluarga madrasah,” katanya.

Setelah lulus kuliah, dan menjalani masa Prajabatan Gol III, ia sudah memantapkan diri untuk meniti karir di Palembang. Ia bertugas di MAN 3 Palembang dari tahun 1993 dan pernah menjabat di komplek MAN 3 Palembang. Ia menjabat wakil kepala MAN 3 ini Palembang dari tahun1998 sampai dengan 2004.

Pada tahun 2004-2007 ia ditugaskan sebagai kepala MTsN 1 Palembang. Selama tiga tahun memimpin madrasah ini, ia berhasil membawa prestasi MTsN 1 Palembang sebagai madrasah berprestasi tingkat nasional selama dua tahun berturut-turut, tahun 2005 dan 2006. Atas prestasinya itu pada 2007 ia ditugaskan sebagai Kepala MAN 3 Palembang dan ia juga berhasil mencatatkan banyak prestasi.

Sejak menjadi guru, mata pelajaran paling sering diajarkan adalah Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memang memilih mata pelajaran telah memperoleh sertifikasi. Menurutnya, dengan mempelajari dan mengajarkan Sejarah Kebudayaan Islam, akan dapat mengimplementasikan  nilai-nilai islam kepada para pendidik.

Meski telah sukses mengelola madrasah, aktivitasnya belajar tida pernah surut. Ia terus berbenah diri, menambah ilmu dan wawasan di bidang pendidikan. Di sela bertugas, ia berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan S2 pada tahun 2003 di PPS IAIN RF Palembang  pada konsentrasi Manajemen Pendidikan.

Berikutnya, ia mondar-mandir Palembang-Yogyakarta S3 menjalani pendidikan S3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tahun 2012 di sela kesibukannya memimpin MAN 3 Palembang, ia berhasil meraih doktor di bidang Studi Islam.

Selain menjalankan tugas dan pengabdian di bidang pendidikan, ia punya hobi membaca. Dengan membaca, kata Zainuri, ia akan mendapatkan banyak inspirasi untuk memajukan madrasah.

Memimpin MAN 3

Tahun 2007 Kementrian Agama menugaskannya sebagai kepala MAN 3 Palembang menggantikan Kepala Madrasah sebelumnya, Drs. Zamri Paris, yang memasuki masa pension. Hasil seleksi dilakukan baik secara tertutup maupun terbuka dan ia terpilih sebagai Kepala MAN 3. Kesuksesannya memimpin MTsN 1 Palembang diharapkan dapat ditularkan di MAN 3. Selain itu ia juga bukan orang lama di madrasah aliyah ini. Ia telah mengajar sejak 1993 dan bahkan pernah menjadi wakil kepala madrasah ini sebelum ditugaskan memimpin MTsN 1 Palembang. Ia juga pernah mendaptkan penghargaan sebagai guru teladan MA tingkat nasional juara 2.

MAN 3 Palembang sebelumnya adalah sebuah lembaga pendidikan kejuruan bidang keguruan, yaitu Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor 42 tahun 1992 tertanggal 27 Januari 1992, PGAN Palembang dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang.

Pada tahun 1997 berdasarkan SK Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor F/248.K/1997 bahwa MAN 3 Palembang terpilih sebagai salah satu Madrasah Aliyah di 26 Propinsi yang menyelenggarakan pendidikan keterampilan bidang Las Listrik, Tata Busana dan Elektro. Berikutnya, pada tahun 1998 berdasarkan SK Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam nomor E.IV/PP.00.6/KEP/17.A/1998 tertanggal 20 Februari 1998 tentang Penunjukan MAN 3 Palembang sebagai salah satu MAN Model di Indonesia.

Ahmad Zainuri memimpin MAN 3 tidak mulai dari nol. Sebelumnya MAN ini telah meraih berbagai penghargan di tingkat lokal. Jumlah siswa MAN 3 Palembang pada awal memimpin sudah mencapai 500 siswa. Namun masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya waktu itu belum banyak mengenal madrasah, khususnya MAN 3 Palembang. Kementerian agama bergarap Ahmad Zainuri meningkatkan popularits dan nilai tawar MAN 3 Palembang, minimal setara dengan sekolah unggulan setingkat SMA di Sumatera Selatan.

Langkah pertama yang waktu itu ia lakukan pada saat pertama menjabat di MAN 3 Palembang adalah konsolidasi internal dan konsultasi baik di madrasah maupun di jajaran struktural Kanwil Kemenag dan Pemda. Ia juga secara rutin mengadakan rapat koordinasi dengan guru pegawai dan pengurus komite MAN 3 Palembang.

Di masa kepemimpinan Ahmad Zainuri sejak 2007, MAN 3 Palembang mengalai berbagai peningkatan, terutama di bidang akademik. Pada awal 2008 MAN 3 telah memperoleh memperoleh Sertifikat ISO 9001-2008 nomor : QSC 00810 tertanggal 12 Januari 2010 tentang Pernyataan bahwa MAN 3 Palembang telah Menerapkan system manajemen mutu yang memenuhi standar SNI ISO 9001:2008.

Berikutnya MAN 3 memeroleh Rekomendasi Program Pengembangan Madrasah Aliyah Negeri Bertaraf Internasional melalui Surat Keputusan Kepala Bidang Mapenda Islam Kantor Wilayah departemen Agama Provinsi Sumatera Selatan nomor KW.06.04/4/PP.03.2/035/2008 tertanggal 1 Februari 2008.

Berbagai Inovasi

19 Ahmad Zainuri - kemeng sumselTahun 2008, MAN 3 sudah siap menyelenggrakan program akselerasi. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Provinsi Sumatera Selatan nomor : Kw.06/4/I/PP.00/1752/2008 tertanggal 31 Oktober 2008 MAN 3 Palembang memperoleh perizinan dalam bidang penyelenggaraan Program Akselerasi.

Menurutnya Zainuri, Sistem ini merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki keragaman bakat, minat dan kecerdasan. Melalui program ini, siswa MAN 3 dapat mengikuti proses pendidikan sesuai kemampuan yang mereka miliki.

Bulan April 2009, Kementerian Agama Sulawesi Selatan menyatakan madrasah ini sebagai Madrasah Model atau telah menjadi keunggulan dan layak ditiru. Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Provinsi Sumatera Selatan nomor: Kw.06.4/1/PP.00/890 A/2009 tertanggal 02 April 2009 memberikan Rekomendasi Madrasah Model di wilayah Sumatera Selatan. Surat rekomendasi ini disampaikan kepada Gubernur Sumatera Selatan.

Berikutnya, MAN 3 Palembang memperoleh Sertifikat ISO 9001-2008 nomor : QSC 00810 tertanggal 12 Januari 2010 tentang Pernyataan bahwa MAN 3 Palembang telah Menerapkan system manajemen mutu yang memenuhi standar SNI ISO 9001:2008. Sertifikat Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Provinsi Sumatera Selatan juga diperoleh dalam nota surat bernomor : 007534 tertanggal 16 November 2010 untuk MAN 3 Palembang dengan peringkat A+  atau amat baik.

Di bidang pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran, berdasarkan laporan Kementerian Agama Sulawesi Selatan, MAN 3 Palembang wewajibkan penggunaan open source di semua staf dan karyawan yang ada di MAN 3 Palembang. Langkah ini merupakan salah satu upaya mewujudkan madrasah sebagai sumber ilmu pengetahuan terbuka dan lintas dunia dan ramah bagi semua. MAN 3 mendukung kampanye penggunaan perangkat lunak legal berbasis open source software (OSS) serta penyusunan kurikulum TIK berbasis open source di madrasah/sekolah.

Ahmad Zainuri menyatakan, MAN 3 yang dipimpinnya ikut mensuksekan pemerintah untuk mangatasi masalah pembajakan yang ada di negeri. “Bagi staf dan Dewan guru yang belum begitu paham menggunakan sofwarenya nanti dibantu oleh team IT MAN 3 Palembang.Untuk berubah mulai lakukan sekarang dan jangan ditunda-tunda,” katanya.

Kunggulan dan Prestasi

Kini, MAN 3 Palembang sudah sangat percaya diri berdampingan dengan sekolah-sekolah unggulan di Indonesia. MAN 3 juga menawarkan banyak sekali keunggulan. MAN ini sudah memperoleh ISO 9001-2008 . Standar mutunya sudah jelas. MAN 3 Palembang mempunyai laboraturium Bahasa, Fisika, Biologi, Agama, IPS, Matematika dan Bengkel Keterampilan Tata Busana, Elektronika, Las dan Komputer. MAN 3 Palembang mempunyai asrama Putra dan Putri sehingga dapat membentuk kedisiplinan siswa

MAN 3 Palembang juga menawarkan banyak kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler selain OSIS. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di madrasah ini adalah Paskibra atau pasukan pengibar bendera. Salah satu siswa MAN 3 pernah mengukir sebagai pengibar sang saka merah putih tanggal 17 Agustus 2014 di istana negara atas nama Nadhila Zakira dan berkesempatan bertemu langsung denga Presiden Republik Indonesia.

Kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah pencak silat. Menurut Zainuru, MAN 3 pernah meraih juara 2 tingkat nasional dalam kejuaraan Pencak Silat Nasional di Gorontalo. Di bidang Pramuka, siswa MAN 3 Palembang sering mengikuti Jambore tingkat daerah bahkan tingkat internasional

Beberapa cabang olahraga juga menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler di madrasah ini antara lain basket, volly ball, tenis meja, bulu tangkis, futsal, sepak takraw dan atletik.

Ada juga ekstrakurikuler robotik. MAN 3 bahkan  pernah menjuarai tingkat nasional dalam kontes robotik yang dilaksanakan oleh IPB di Bogor dan juara Robotik Internasional yang dilaksanakan di Malaysia tahun 2014.

Kegiatan lainnya adalah di bidang pengembangan olimpiade Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Geografi, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab . Di bidang penulisan karya Ilmiah, siswa MAN 3 Palembang yang potensial telah difasilitasi untuk berlatih dalam kegiatan karya ilmiah sebagai persiapan mengikuti perlombaan tingkat kota sampai ke tingkat nasional.

Khusus untuk bidang keagamaan, MAN 3 memprogramkan Tahfidhul Qur’an dan kajian kitab kuning. “Progrk kajian kitab ini saya lakukan dalam rangka pembinaan untuk Guru dan Pegawai serta Siswa MAN 3 Palembang,” kata Zainuri.

MAN 3 Palembang telah mengharumkan Madrasah dengan meraih Madrasah Adiwiyata dan Madrasah Award. “Upaya yang saya lakukan adalah selalu menyediakan koordinasi menjaga lingkungan Madrasah dari seluruh warga madrasah dan mengupayakan siswa selalu mengadakan penelitian,” kata ayah tiga anak ini.

Jumlah siswa sekarang di MAN 3 Palembang mencapai 895 siswa dan antusias  menyekolahkan anak ke MAN 3 Palembang sangat tinggi. Terbukti, tahun 2015 calon siswa yang mendaftar ke MAN 3 Palembang sebanyak 1375 anak, padahal yang dapat ditampung di hanya 328 siswa.

Para lulusan MAN 3 Palembang sebagian besar melanjutkan kuliah dan perguruan tinggi. Menurut ZAinuri, beberapa perguruan tinggi yang menjadi tujuan dari par alumni antara lain UGM, UI, Universitas Pejajaran, UNSRI, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan kali jaga, UIN Raden Fatah, Uniersitas Brawijaya, IPB, AKPOL, AKMIL, dan Perhubungan.

Buah Kerja Keras dan Ketulusan

Ahmad Zainuri, putra dari pasangan H. Sukarnoto dan Hj. Sumiyah ini menjadi alah satu guru inspiratif yang telah mengharumkan nama madrasah. Ia adalah anak seorang petani yang kuliah di Palembang sampai Yogyakarta, kemudian menjadi guru dan sukses memimpin madrasah.

Apa rahasia suksesnya? “Rahasia menjadi guru atau kepala madrasah hanyalah bekerja tulus ikhlas tanpa pamrih,” katanya Ahmad Zainuri.

Selain memimpin dan mengembangkan madrasahnya sendiri, ia juga menjadi instruktur dan pemandu bagi kepala madrasah dan guru madrasah di Palembang khususnya. “Dengan bekerja secara tulus dan ikhlas untuk kemajuan madrasah, kita semua berharap madrasah yang di Sumatera Selatan selatan bisa bagus seluruhnya dan setara,” katanya.

Menurut Ahmad Zainuri, untuk menunjang keberhasilan pelaksanakan pendidikan, setiap guru diharuskan menguasai 4 macam kompetensi yang meliputi: Kompetensi Paedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional. Setiap guru hendaknya memiliki, menghayati, menguasai dan mengaktualisasikannya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, agar pelaksanaan pendidikan di negri ini benar-benar berhasil seperti yang diharapkan semua pihak.

Kesimpulan itu merupakan hasil riset Ahmad Zainuri dirangkum menjadi karya disertasi untuk memperoleh Gelar Doktor Bidang Ilmu Agama Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, dengan mengangkat judul “Tingkat Kompetensi Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Palembang” dan dipetahankan di ruang Promosi Doktor Gedung Convention Hall, kampus setempat, Senin, 20 Februari 2012.

Di sela aktivitasnya yang padat sebagai guru dan pengelola Madrasah Ahmad Zainuri juga aktif di organisasi sosial kemasyarakatan. Ia aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan tercatat sebagai Wakil Ketua Tainfidziyah PWNU Sumatera Selatan masa khidmah 2010 – 2015.  Aktivitas organisasi lainnya, ia menjadi pengurus Pusat Pengembangan Madrasah (PPM) Provinsi Sumatera Selatan, Pengurus MKKM Kota Palembang, Badan Pendiri Yayasan LP3I Paradigma Palembang, dan Konsultan Perpustakaan Inovasi Minat Baca Provinsi Sumatera Selatan.

Ia juga cukup produktif dalam menulis. Karya tulisnya antara lain Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Masyarakat Primitif. Untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat di lingkungan PNS Kementerian Agama ia juga menulis beberapa karya sekaligus menjadi panduan bagi guru dan pengelola madrasah, antara lain, Rencana Induk Pengembangan Madrasah: Upaya Mewujudkan MAN 3 Palembang sebagai Madrasah Nasional Bertaraf Internasional, dan Efektivitas Mencatat dengan Metode Mind Map/Peta Pemikiran untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Meningkatkan Materi- Materi Pelajaran Sosial (Penelitian Tindakan Kelas).

Tahun 2002 ia juga telah menulis catatan khusus terkait ISO 9001-2008 dengan tajuk Upaya Meningkatkan Pelaksanaan Administrasi Pendidikan Berdasarkan ISO 9001-2008 Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang.

Sebagai guru yang sejak awal fokus pada Sejarah Kebudayaan Islam datelah memperoleh sertifikasi, ia juga telah menyesaikan beberapa buku Sejarah Kebudayaan Islam, yakni untuk Kelas X, Kelas XI dan Kelas XII. Semua ditulis dalam format baru untuk Kurikulum 2013. (A. Khoirul Anam)

Tuesday, July 26, 2016

ICMI Apresiasi Berdirinya UIII

[caption id="attachment_2258" align="aligncenter" width="600"]Ikatan Cendekiawan se-Indonesia Ikatan Cendekiawan se-Indonesia[/caption]

Jakarta, PendidikanIslam.ID - Untuk meningkatkan pengakuan masyarakat akademik internasional atas Islam di Indonesia, dan menempatkannya sebagai salah satu unsur penting peradaban dunia,  ICMI memandang upaya pemerintah untuk menjadikan Islam di Indonesia sebagai pusat penelitian dan pengembangan, alternatif pemecahan masalah kemanusiaan, mozaik budaya dan peradaban dunia, serta inspirasi bagi terciptanya tata dunia baru yang damai, ramah, demoktratis, dan berkeadilan melalui pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)


 “UIII harus mendapat dukungan penuh dari seluruh umat Islam, khususnya kaum cendekiawan,” katanya Sekjen ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Moh. Jafar Hafzah.


Sebagai cendekiawan muslim, lanjut Jafar, ICMI sangat mendukung dan mengapresiasi terbitnya Perpres pendirian UIII. Ini menunjukan bahwa pemerintah juga peduli terhadap kemajuan pendidikan umat Islam, hingga mendorongnya ke tingkat internasional.


 “Sebab, dengan langkah itu Indonesia dapat menjadi salah satu pusat peradaban Islam di dunia dan mengenalkannya kepada dunia internasional melalui jalur dan jenjang pendidikan tinggi yang memenuhi standar internasional, jadi upaya yang dilakukan tentu juga dengan bantuan yang maksimal pula,” tegas Jafar.


Melalui pendirian UIII itu, ICMI berharap akan muncul generasi cendekiawan muslim Indonesia yang baru dan lebih menguasai wawasan internasional namun berjiwa nasionalis tinggi, kata Jafar.


“Posisi ICMI dalam hal ini sangat jelas, kita dukung sepenuhnya dan akan membantu jika diperlukan dalam proses lebih lanjut nantinya,” pungkas Jafar.


Terkait hal ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tengah merancang naskah akademik pendirian UIII. Naskah tersebut sebagai panduan teknis penerapan Perpres.


“Naskah akademiknya sedang kami persiapkan. Naskah akademik itu sebagai bentuk implementasi Perpres ini,” kata Lukman, di Gedung Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2016.


Lukman mengatakan, UIII akan mengembangkan pengkajian Islam yang khas Indonesia. Pengkajian ini dianggap penting karena nilai-nilai Islam yang berkembang di Indonesia memiliki kekhasan yang dapat memberi sumbangsih positif bagi peradaban dunia.


“Sudah waktunya bagi Indonesia, yang punya jumlah umat Muslim terbesar di dunia, memiliki universitas bertaraf internasional yang secara khusus mengkaji, mendalami, sekaligus mengembangkan Islamic studies,” ucap dia.


Meski begitu, pendirian UIII hanya dikhususkan pada studi magister dan doktoral. Studi untuk sarjana, kata Lukman, akan menjadi wewenang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).


“Untuk Strata-1 (S1) biarkan menjadi fokus dari PTKIN, seperti IAIN, STAIN dan UIN,” ucap dia.


UIII rencananya juga difokuskan untuk mahasiswa luar negeri. Lukman menjelaskan, tiga per empat kuota mahasiswa UIII akan diisi mahasiswa asing.


“75 persen total mahasiswa yang ada diperuntukkan untuk mahasiswa asing,” ujar dia.

Universitas...


icmiUniversitas bertaraf internasional


Dengan pertimbangan dalam rangka meningkatkan pengakuan masyarakat akademik internasional atas Islam di Indonesia, dan menempatkannya sebagai salah satu unsur penting peradaban dunia, pemerintah memandang perlu menjadikan Islam di Indonesia sebagai pusat penelitian dan pengembangan, alternatif pemecahan masalah kemanusiaan, mozaik budaya dan peradaban dunia, serta inspirasi bagi terciptanya tata dunia baru yang damai, ramah, demoktratis, dan berkeadilan.


Pemerintah memandang Indonesia perlu menjadi salah satu pusat peradaban Islam di dunia dan mengenalkannya kepada dunia internasional melalui jalur dan jenjang pendidikan tinggi yang memenuhi standar internasional.


Seperti diketahui, UIII merupakan perguruan tinggi yang berstandar internasional dan menjadi model pendidikan tinggi Islam terkemuka dalam pengkajian keIslaman strategis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama, demikian Jafar mengutip bunyi Pasal 1 ayat (2) Perpres tersebut.


Menurut Perpres tersebut, UIII dikelola sebagai perguruan tinggi negeri badan hukum, dan pembinaannya dilakukan secara teknis akademis oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama dan kementerian yang terkait di bidang Pendidikan Tinggi.


Sementara dalam mewujudkan perguruan tinggi yang berstandar internasional sebagaimana dimaksud dan dalam diplomasi luar negeri, difasilitasi oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hubungan luar negeri.


Perpres itu juga menegaskan, UIII mempunyai tugas utama menyelenggarakan program magister dan doktor bidang studi ilmu agama Islam.


Selain menyelenggarakan program pendidikan tinggi ilmu agama Islam sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, UIII dapat menyelenggarakan program magister dan doktor bidang studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta sains dan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Adapun pendanaan penyelenggaraan UIII, menurut Perpres ini, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.


Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan dan pengelolaan UIII, menurut Perpres ini, diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Agama dan peraturan menteri lain/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian yang terkait sesuai dengan kewenangannya.


“Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly pada tanggal 29 Juni 2016 itu, demikian sumber di Sekretariat Kabinet menyebutkan (setkab.go.id/@viva_tnu)

“Behind The Scene” UIII. Teten : Presiden Ingin Ajaran Islam Moderat Dijaga

[caption id="attachment_2253" align="aligncenter" width="600"]Kepala Staf Presiden, Teten Masduki Kepala Staf Presiden, Teten Masduki[/caption]

“Perguruan tinggi Islam moderat  yang betul betul sebuah universitas yang besar, yang nanti akan menjadi kiblat perguruan tinggi Islam dunia.” Demikian kata Presiden Joko Widodo dalam pengantar rapat terbatas (ratas) yang diselenggarakan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/6/2016) yang lalu


Hadir dalam ratas tersebut; Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MUI Din Syamsudin, serta beberapa Rektor Universitas Islam Negeri (UIN).


Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki menjelaskan, Presiden Jokowi ingin agar ajaran Islam yang moderat perlu dijaga, sebab hal ini dapat memunculkan citra Islam di Indonesia yang cinta damai. Sehingga pemikiran bahwa Islam identik dengan terorisme dan anti demokrasi terpatahkan.


“Diharapkan perguruan tinggi Islam moderat yang bertaraf internasional tersebut dapat membuat terobosan dalam pola didiknya dengan materi ajaran tentang nilai-nilai keislaman yang moderat sesuai dengan Pancasila,” papar Teten dalam siaran persnya Jumat (5/6) sore.


Menurut Tim Komunikasi Presiden itu, Presiden Jokowi berharap dengan adanya perguruan tinggi Islam yang bertaraf internasional, maka di kemudian hari, Indonesia mampu melahirkan ilmuwan Islam, seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, yang pemikiran dan ilmu pengetahuannya diakui dunia sampai saat ini.


Kekuatan Indonesia


Presiden Jokowi  dalam ratas tersebut mengemukakan, bahwa dalam pertemuanya dengan Kepala-Kepala Negara selalu ia menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia. “Selalu itu saya awali dengan itu karena menurut saya itu kekuatan kita saat ini dalam geopolitik maupun geoekonomi dunia,” ungkap Jokowi.


Menurut Presiden, negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) sekarang memberikan respek yang sangat besar kepada Indonesia karea kita dianggap sangat rukun, persatuan kita juga sangat bagus meskipun kita beragam agama dan beragam suku, dan juga ada 17.000 pulau.


Oleh karena itu, lanjut Presiden Jokowi, bersama-sama dengan Wapres Jusuf Kalla, ia merasa perlu menggagas mengenai sebuah perguruan tinggi Islam moderat di Indonesia yang betul-betul sebuah universitas yang besar, yang akan menjadi kiblat perguruan tinggi Islam dunia.


“Kalau memang ini disetujui, nanti konsep besarnya seperti apa, kemudian juga lokasinya, segera kita tentukan, dan segera kita putuska, dan tentu saja mengenai pendanaan akan segera kita carikan,” pungkas Presiden Jokowi. (ES/@viva_tnu)

Pemerintah Siapkan 22 M Bangun Universitas Islam Internasional Indonesia

universitas

Jakarta, PendidikanIslam.ID - Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), pemeriantah akan membangun kampus universitas tersebut di Cimanggis, Depok, Jabar, dengan luas lahan sekitar 142 hektar. Diharapkan, pada tahun 2018, kampus UIII tersebut sudah beroperasi dan berjalan dengan baik.


“Tanah aset negara yang dimiliki oleh Radio Republik Indonesia (RRI) tersebut, dinilai ideal dan strategis karena relatif dekat dengan Jakarta dan adanya akses jalan tol menuju lokasi,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memimpin rapat yang membahas tentang pendirian UIII di kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Kamis, (21/7).


Dalam rapat tersebut, Wapres mengarahkan untuk dibentuk dua tim atau satuan tugas, yakni tim yang bekerja membangun infrastruktur sarana fisik dan tim yang bertugas menyiapkan aspek non fisik seperti konsep visi, misi dan kurikulum pendidikan. Kedua tim diharapkan dapat bekerja bersamaan dan paralel, sehingga diharapkan pada tahun 2018, kampus UIII tersebut sudah beroperasi dan berjalan dengan baik.


Terkait pendanaan, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam melaporkan, Kementerian Agama akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 22 miliar di tahun 2016 yang diperoleh dari penghematan anggaran perjalanan dinas, rapat dan honor senilai Rp 6 miliar. Sedangkan Rp 16 miliar kekurangannya dimasukkan dalam pengajuan penambahan APBNP 2016.


Sementara menanggapi soal pendanaan itu, Wapres mengharapkan agar dapat dibuka penerimaan dana bantuan atau hibah dari luar negeri. Menurutnya, banyak negara yang menghargai inisiatif Indonesia mendirikan pusat kajian tentang Islam.


“Hampir semua negara sangat appreciate. Justru yang semangat itu negara-negara Barat, Amerika dan Eropa, karena Indonesia negara dengan penduduk muslim terbesar,” jelas Wapres.


Arahan Wapres lainnya, terkait arsitektur dan desain kampus, harapannya UIII akan memiliki sarana dan infrastruktur yang modern dan futuristik, dengan fasilitas teknologi dan lingkungan yang hijau.


“Harus modern dan futuristik, seperti membangun bandara saja. Jangan pakai identitas etnik tertentu. Nggak perlu pakai kubah-kubah seperti di Turki,” seru Wapres.


Dengan kampus UIII, menurut Wapres, Indonesia ke depan diharapkan dapat menjadi contoh negara dengan pluralisme dan toleransi yang baik, dimana orang-orang dari seluruh penjuru dunia akan belajar tentang Islam yang moderat.


“Kampus ini disiapkan untuk pemikir dan intelektual Islam yang mendunia, makanya hanya untuk S2 dan S3, post graduate saja,” pesan Wapres.


Rapat yang membahas pendirian UIII itu dihadiri oleh,  Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan, Menteri PAN dan RB Yuddy Chrisnandi, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir. (SetwapresRI/ES/@viva_nu)

Bentuk Universitas Islam Internasional Indonesia, Kemenag Disupport Kemristekdikti

[caption id="attachment_2242" align="aligncenter" width="700"]Menristek Dikti, Mohamad Nasir Menristek Dikti, Mohamad Nasir[/caption]

Tangerang Selatan, PendidikanIslam.ID –Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) telah keluar beberapa waktu yang lalu. Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, pembentukan UIII bertujuan menghasilkan pendidikan yang memberi pemahaman tentang Islam Nusantara, Islam yang memberi kedamaian, yang memberi cinta kasih.


Dalam rangka mensupport pembentukan kampus ini, sebagaimana disebutkan di laman republika.co.id, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) siap dan akan turut serta memfasilitasi pembentukan kelembagaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang akan didirikan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat


"Kewenangan pembangunan dan operasional Universitas Islam Internasional Indonesia ada di Kementerian Agama. Kami memfasilitasi kelembagaannya saja," kata di sela-sela pelatihan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) 2016 di gedung Technology Business Incubator Center (TBIC), Serpong, Tangerang Selatan, Ahad (24/7).


"Kalau saya, untuk secara tujuan yang ingin dicapai, tentu mendukung. Karena ini kan perguruan tinggi baru yang juga diminta langsung oleh Presiden pembangunannya, karenanya perlu kita kawal," lanjutnya.


Selama ini, menurut M. Nasir, studi Islam internasional itu sebenarnya sudah ada di perguruan tinggi negeri (PTN). Bentuknya kelas internasional dan dual sistem. Namun yang ini memang benar-benar khusus perguruan tinggi yang khusus untuk mendalami studi Islam.


Pemerintah melalui Kementerian Agama menyiapkan dana 22 miliar untuk pembangunan UIII. Dana tersebut berasal dari penghematan anggaran dinas, rapat, dan honor Kementerian sebesar 6 miliar, serta 16 miliar yang diajukan dalam APBNP 2016.


Sesuai dengan Perpres, kampus UIII akan dibangun di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, dengan luas lahan sekitar 142 hektare (ha), dan diharapkan perkuliahan sudah dapat berjalan pada 2018 (@viva_tnu)

Monday, July 25, 2016

Ketika Pak Tua Berusia 70 Tahun Tetap Semangat Nyantri

[caption id="attachment_2236" align="aligncenter" width="640"]Foto ilustrasi Pak Tua sedang mengaji/masardian Foto ilustrasi Pak Tua sedang mengaji/masardian[/caption]

Lelaki itu sudah punya anak dan cucu. Umurnya sudah sekitar 70 tahun. Juga sudah pernah naik haji. Ia kini berdomisili di salah satu daerah di bilangan Jakarta dan menjadi pemangku sebuah masjid di kampungnya. Lelaki tua tersebut mengaku aslinya berasal dari Ponorogo Jawa Timur, sebelum akhirnya merantau dan sukses di Jakarta. Usia tua tidak menyurutkan dirinya untuk mengamalkan hadits Nabi, "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat."

Sebutlah dia Pak Budi (bukan nama sebenarnya) yang pada bulan Ramadhan tahun 2009 dalam usia setua itu menyempatkan diri mengikuti ngaji pasaran seraya tabarrukan di salah satu pondok pesantren besar di Kediri. Sebelumnya, ia mengaku pernah juga mengikuti ngaji pasaran bulan Ramadhan di sejumlah pondok pesantren khususnya yang berada di wilayah Jawa Timur.

Barangkali sebagian orang menganggap hal itu biasa saja. Memang belakangan ini di dunia pendidikan akademik (formal) makin banyak saja dijumpai orang-orang tua mengikuti perkuliahan di pelbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Namun tanpa bermaksud menggeneralisasikan, kebanyakan dari mereka motif melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi itu tidak muncul dari kesadaran diri, melainkan misalnya lantaran tuntutan lembaga atau instansi tempat mereka bekerja.

Pernyataan tadi bukan asumsi belaka, sekitar tiga minggu yang lalu penulis bertemu dengan seorang wanita dari Banjarnegara yang berprofesi sebagai guru, dia kira-kira berusia 35 tahun. Setelah beberapa saat kami mengobrol, penulis memberanikan diri mengajukan pertanyaan, "Gimana, Bu, kesan Anda selama ini mengikuti kuliah, adakah nilai tambah yang dirasakan?” Menanggapi pertanyaan penulis wanita itu dengan jujur saja menyatakan bahwa dirinya berkuliah sebenarnya menuruti kebijakan dari sekolah tempatnya mengajar yang sudah mulai mensyaratkan para pengajarnya bila ingin bertahan menjadi guru di situ, minimal harus bergelar sarjana.

Kembali ke cerita Pak Budi. Terus apa yang melatabelakangi Pak Budi hingga dalam usia setua itu tiap kali bulan Ramadhan tiba ia mau meluangkan waktunya untuk mengaji di pesantren? Beliau bercerita sendiri bahwa pada waktu kecil hingga remajanya Pak Budi punya keinginan kuat untuk menutut ilmu dengan mondok di Pondok Pesantren. Tetapi impianya itu tidak dapat terwujud lantaran keadaan ekonomi keluarganya waktu itu yang tidak memungkinkan. Akhirnya niat Pak Budi untuk menjadi santri pun laksana pungguk merindukan bulan, tidak kesampaian. Situasi kala itu menuntut dirinya bekerja sejak remaja, Pak Budi pun merantau ke Jakarta mencari prospek masa depan yang lebih baik.

Singkat kata setelah Pak Budi sekian lama di Ibu Kota bekerja dan mengembangkan suatu usaha, berumah tangga dan mempunyai anak, pada masa tuanya menjadi orang yang berhasil dan berkecukupan. Luar biasanya, setelah Pak Budi dapat hidup berkecukupan, dirinya tetap masih menyimpan obsesi ingin mereguk manisnya ilmu agama di pesantren, cita-cita yang pupus saat dirinya muda. Hasrat untuk mendalami ilmu agama itu ternyata tidak terkubur meski puluhan tahun telah berlalu. Maka karena ia telah berkeluarga, bermasyarakat bahkan menjadi pemangku masjid di daerahnya, tentu tidak memungkinkan baginya mondok menjadi santri reguler mengikuti kurikulum sebagaimana mestinya. Maka solusinya adalah dengan menjadi santri mengikuti ngaji pasaran tiap kali bulan Ramadhan.

Totalitas mengaji

Maka pada Ramadhan tahun 2009 itu Pak Budi memilih Pondok Pesantren Lirboyo sebagai pilihan berikutnya setelah tahun-tahun sebelumnya sempat ngaji pasaran di beberapa pondok pesantren lainnya. Penulis menyaksikan sendiri Pak Budi meski di daerahnya telah menjadi tokoh masyarakat, tapi selama bulan Ramadhan itu di pesantren dia tidak berbeda dengan santri-santri lainnya yang masih muda. Bila tiba waktu berbuka dan sahur ia juga harus ikut mengantre di kantin sebagaimana santri lainnya. Tidur di kamar yang serba sederhana. Perlu antre pula ketika hendak mandi. Hal-hal kecil semacam itu bagi orang yang tua yang tidak benar-benar mempunyai tekad yang kuat untuk mondok jelas terasa berat.

Bukti keseriusan Pak Budi lainnya dalam semangat menimba ilmunya adalah selama mengikuti pengajian bulan Ramadhan itu ia sengaja tidak membawa HP dari rumah. Begitualah ketika kebanyakan orang sangat resah jika tidak memegang alat komunikasi, Pak Budi justru santai-santai saja tak membawanya agar bisa fokus mengaji. "Ah, membawa HP nanti hanya mengganggu saja", begitu jawaban Pak Budi saat salah seorang santri bertanya. Dan ia memang benar-benar bisa tuntas mengikuti pengajian hingga khatam pada sekitar pekan ketiga bulan Ramadhan.

Menyimak sepintas fragmen cerita Pak Budi di atas ada banyak memberi pelajaran. Di antaranaya ialah tidak ada kata terlambat dalam kamus memulai kebaikan, tak hanya dalam memulai menuntut ilmu, namun memulai atau merintis hal-hal baik lainnya. Selain itu apa yang dikerjakan Pak Budi secara tersirat mengirim pesan bahwa masih terdapat dimensi nikmat dan kesenangan selain kesenangan materi pada lazimnya.

Hemat kata, Pak Budi dengan ikut menjalani laku santri di pesantren sekalipun pada bulan-bulan Ramadan saja, ia setidaknya mendapatkan kesenangan batin berupa suntikan ilmu baru dan pencerahan intlektualitas yang diperoleh dari mengaji kitab dan kenikmatan spiritual berkesempatan dapat dekat dengan para kiai sepuh pesantren termasuk masyayiikh pesantren yang sudah wafat yang biasa diziarahi di sela-sela santri ngaji pasaran Ramadhan.

(Red: Fathoni Ahmad)

Source: NU Online 

Gadis Cantik Siswi Madrasah Ini Juara Olympiade Matematika di China

Zayda Safira juara olimpiade matematika di China bersama kepada madrasah NursalimSetelah lulus SD Zayda Shafira Ramdhanty bingung mau melanjutkan ke SMP atau MTs? Ke sekolah umum atau madrasah? Ia punya hobi dan bakat di bidang Matematika, namun ia dan orang tuanya ingin belajar di lembaga pendidikan yang lebih banyak porsi ilmu agamanyanya. Pilihan akhirnya jatuh ke MTs karena pertimbangan agama lebih penting dari segalanya. Dan ternyata pilihannya tepat. Di MTsN 2 Kediri, Zayda tidak hanya belajar agama. Ia juga bisa menyalurkan dan mengembangkan bakatnya di bidang matematika. Melalui madrasah ia bisa mengikuti olympiade matematika di China, berkompetisi dengan anak-anak pintas dari banyak negara. Dan ia pun menjadi juara.

Usianya baru 14 tahun. Namua ia kelihatan lebih dewasa. Ia juga selalu nyambung ketika diajak ngobrol mengenai banyak hal. Ia sangat supel meski terkadang kelihatan agak pemalu. Zayda bercerita banyak hal mengenai dirinya, keluarganya, prestasinya, serta cita-citanya.

Nama lengkapnya Zayda Shafira Ramahanty, lahir di Kediri 20 November 2001. Semasa kecil ia dipanggil Dhanty. Kemudian selepas SD guru-gurunya lebih suka memanggil dengan sebutan Zayda. Namun sampai sekarang tetap banyak teman-temannya yang memanggil dengan panggilan Dhanty.

Berdasarkan cerita ibunya, awalnya ia bernama Zayda Ramadhanty saja tanpa Shafira. Oleh ibunya, “zayda” diartikan bertambahnya keberuntungan. Sedangkan nama Ramadhanty itu diberikan untuknya sebagai pengingat karena ia lahir tepat di bulan Ramadhan. Lalu ditambahkanlah Shafira, alasannya sederhana, supaya namanya tidak terlalu pendek. Dengan memberikan nama itu orang tuanya berhrap kelak Zayda tumbuh menjadi anak yang terus bertambah keberuntungannya dan selalu mendapat prestasi.

Zayda berasal dari keluarga cukup mampu. Ayahnya bernama Achmad Saifuddin, seorang PNS di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Kediri dan ibunya bernama Rara Indah Palupi juga seorang pegawai PNS di kecamatan Ngandat.

Zayda merupakan anak tunggal, saat ditanya apakah ia ingin punya adik? Zayda yang bercita-cita ingin menjadi seorang guru itu mengiyakan sambil tersipu malu.

Pilih Melanjutkan ke Madrasah

Semenjak dudu di kelas 4 SD, teman-teman Zayda sudah banyak yang membicarakan kelanjutan studi mereka. Dari perbincangan itulah Zayda memperoleh banyak informasi tentang sekolah lanjutan tingkat pertama, khsusunya tentang Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kediri.

MTs negeri ini berada di Jalan Sunan Ampel No. 12 Kelurahan Ngronggo kota Kediri. Nur Salim, kepala madrasah bercerita, MTsN 2 Kediri sempat berada di masa-masa sulit. Para orang tua kebanyakan lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke madrasah dari pada sekolah umum. Namun dengan kegigihan para guru dan pengelola madrasah, nilai tawar MTsN berangsur-angsur naik. Banyak prestasi yang dicapai oleh sekolah ini. Jumlah siswanya pun terus bertambah.

Saat itu, ketika ditanya hendak melanjutkan sekolah ke mana, Zayda masih bingung. Tetapi, karena banyak teman-temannya yang memilih melanjutkan di MTsN 2 Kediri, ia pun akhirnya ikut. Sebenarnya Zayda punya dua pilihan sekolah, di SMP 1 dan MTsN 2, setelah melalui proses  pertimbangan yang cukup matang akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan di MTsN 2. Mengapa lebih memilih melanjutkan ke MTs dari pada SPM? “Sebab di madrasah porsi ilmu agamanya lebih banyak,” kata Zayda. Barangkali itulah rata-rata alasan orang tua lebih meilih anaknya belajad di madrasah dari pada sekolah umum.

Cinta dengan Matematika

Informasi pertama tentang MTsN 2 Kediri malah ia dapatkan dari guru Matematikanya di SD. Gurunya bilang ke Zayda bahwa di MTsN 2 ada pembinaan bakat dan minat siswa, khususnya bakat matematika yang ia miliki. Gurunya pun menyarankan untuk melanjutkan di MTsN 2.

Kecintaannya pada matematika muncul sejak dini. Sejak duduk di kelas 1 SD bakat matematikanya sudah terlihat, nilai pelajaran hitung-menghitungnya selalu bagus. Sedari kecil ia memang suka berhitung. Saat kelas 3 pun ia sudah diutus untuk mengikuti lomba Matematika, namun pada waktu itu ia hanya sebagai partisipan saja belum sampai mendapatkan juara.

Padahal pelajaran matematika dikesankan oleh banyak siswa sebagai pelajaran yang sulit. Ini tidak berlaku buat Zayda. Ia sudah terlanjur cita dengan matematika. Cintanya kepada matematika tak luntur sedikit pun meskipun teman-temannya bilang matematika itu sulit. Karena sudah terlanjur cinta, maka tak ada lagi  kata sulit atau susah dalam Matematika.

Kalau mau jujur, sebenarnya Zayda terbilang anak yang agak susah untuk belajar secara continue. Ia mengaku memang agak susah kalau disuruh belajar. “Jadi memang harus dipaksa oleh orang tua,” katanya malu-malu.

Karena itu, Saat SD, orang tuanya mewajibkan dirinya untuk ikut les Matematika secara rutin hari Senin sampai Jum’at di rumah. Saat menempuh belajar di MTsN 2 les Matematikanya hanya di hari Jum’at, Sabtu dan Ahad.

Ikut Olympiade Matematika di China

Saat duduk di kelas 7 menjelang naik ke kelas 8, Zayda mendapat kabar kalau madrasahnya mendapatkan undangan mengikuti olympiade matamatika untuk pelajar tingkat internasional di China dan ia sendiri menjadi salah satu calon nominatornya.

“Perasaan saya waktu itu senang campur susah. Senangnya karena bisa keliling dunia, bisa jalan-jalan ke luar negeri, sedangkan susahnya karena dibebankan harus juara,” katanya.

Kedua orang tuanya saat itu sangat mendukung dan mensupport asalkan ia betul-betul niat dan serius. Orang tuanya berpesan, jangan menyia-nyiakan kesempatan, sebab kesempatan tak akan datang untuk kedua kalinya. Kalau tidak diambil sekarang mau kapan lagi, katanya menirukan pesan orang tuanya.

Olympiade matematika itu dilaksanakan oleh Asia International Mathematics Olympiad Union yang diberi nama Asia International Mathematical Olympiad Open Contest (AIMO). Kompetisi dimulai dengan seleksi "Asia International Mathematical Olympiad Open Trial" di negara masing-masing, termasuk Indonesia. Lomba ini dibagi dalam tujuh kelas yaitu kelas 3, 4, 5, 6 untuk SD dan 7, 8, 9 untuk SMP. Setiap tingkatan kelas akan memperoleh soal yang berbeda.
Peserta Asia International Mathematical Olympiad Open Contest (AIMO) terdiri dari beberapa negara-negara Asia atau wilayah seperti provinsi Cina Daratan, Hong Kong, Filipina, Malaysia, Makau, Taiwan, Korea, Singapura dan Indonesia.

Atas dukungan pihak madrasah dan kedua orang tuanya mantab untuk maju mengikuti kompetisi matematika tingkat internasional itu. Persiapan dilakukan sangat matang. Ia dibimbing secara khusus oleh seorang guru Matematika bernama ibu Siti Nur Hidayati. Di rumah pun Zayda tetap melakukan persiapan dan dibimbing oleh guru les privatnya. Selain itu, Zayda juga dibimbing oleh salah satu lembaga yang memberangkatkannya ikut lomba ke China. Selama kurang lebih sebulan segala persiapan sudah ia lakukan untuk berjuang membawa nama negaranya, dan tentunya juga nama madrasahnya.

Asia International Mathematical Olympiad dilaksanakan di Cheng Du pada 27-28 Juni 2014 dengan jumlah peserta sebanyak 1921.

Sampailah Zaida di China. Perasaannya yang jelas dag-dig-dug dan grogi waktu itu. Sebab ia tahu lawan-lawan dari negara lain punya kemampuan yang juga hebat di bidang Matematika. Zayda sempat minder. “Banyak peserta dari negara lain yang memakai kaca mata tebal,” katanya. Salah satu ciri orang pinter adalah mereka suka pakai kaca mata, kata Zayda.

Dengan tekad yang kuat dan penuh percaya diri Zayda mengikuti perlombaan. Dan sampailah pada memen penguuman yang mendebarkan. Zayda medali Perunggu pada Asia International Mathematic Olympiad di China 2014. “Waktu itu saya merasa terharu dan sangat bahagia,” kenangnya.

Jangan Underestimated

Yang paling berkesan bagi Zayda sebetulnya bukan hanya pada lombanya. Karena ia sudah berulang-ulang merasakan lomba matematika dengan format yang hampir sama, meski berbeda level. Justeru yang menarik dan memberikan kesan mendalam adalah jalan-jalan saat di negeri China, ia bisa melihat wujud asli binatang khas negeri itu, yakni panda. Selain itu, itu di sana temannya semakin bertambah. Ia jadi punya kenalan teman dari berbagai negara berkat kecintaan dan prestasinya di bidang matematika.

Semenjak SD zayda sudah sering mengikuti berbagai olimpiade matematika. Beranjak ke tingkat MTs Zayda juga sangat sering berpatisipasi dalam olimpiade Matematika maupun MIPA, baik di tingkat regional maupun nasional. Zayda diundang datang ke kampus UIN Jakarta, UIN Surabaya, UM Malang, UNESA, Universitas Brawijaya dan Kampus-kampus lainnya untuk mengikuti lomba Matematika dan MIPA.

Intinya jangan underestimated, coba dulu! Jangan terpengaruh dengan ucapan orang-orang yang bilang bahwa Matematika itu susah,”katanya ketika ditanya pesan yang ingin disampaikannya kepada teman-temannya siswa madrasah.

“Teruslah mencoba, jika kalian biasa mengerjakan sesuatu maka kalian akan bisa, jadi bisa itu sebab sudah terbiasa. Itu kuncinya,” tambahnya.

Selepas lulus dari MTsN 2 Kediri nanti, Zayda ingin melanjutkan studi ke MAN Insan Cendekia Serpong. Madrasah Aliyah ini memang menjadi favorit nasional bagi para siswa dan siswi SMP dan MTs. Setelah itu, Zayda ingin melanjutkan kuliahnya ke luar negeri, tepatnya ke negeri Sakura Jepang. Ia juga ingin terus mengembangkan bakat matematikanya dan menjadi pendidik hebat. (Red: Anam)

Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Jangan Kehilangan Orientasi

[caption id="attachment_2224" align="aligncenter" width="640"]Menag saat memberikan sambutan pembukaan Simposium Internasional Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia di Al-Azhar, Kairo, Mesir. Menag saat memberikan sambutan pembukaan Simposium Internasional Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia di Al-Azhar, Kairo, Mesir.[/caption]

KAIRO, PENDIDIKANISLAM.ID - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berpesan agar mahasiswa Indonesia tidak melupakan tugas utamanya, yaitu mencari ilmu. Menag mengingatkan agar mereka tidak kehilangan orientasi selama belajar di luar negeri.

"Saya menekankan agar kita jangan kehilangan orientasi ketika berada di negara orang, karena satu dan lain hal. Jadi memperdalam ilmu itu penting dan mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu," demikian pesan Menag saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Simposium Internasional yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia Tahun 2016 di Auditorium Muhammad Abduh Al Azhar University, Kairo, Mesir, Minggu (24/7) seperti dilansir kemenag.go.id.

Ikut mendampingi Menag, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Pgs. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran Muchlis M Hanafi, dan Sekretaris Menteri Khoirul Huda Basyir. "Negara menanti kehadiran saudara untuk lebih konkrit memberikan kontribusi dalam mengembangkan bangsa," tambahnya.

Menag mengapresiasi tema Simposium Internasional kali ini, yaitu memperteguh identitas bangsa Indonesia. Menurutnya, tema tersebut tepat di tengah era globalisasi dengan pesatnya arus informasi dan komunikasi. "Identitas kebangsaan tidak hanya sebatas pada nasionalisme, tapi bagaimana kita tidak tercerabut dari jati diri kebangsaan kita," pekiknya disambut tepuk tangan hadirin.

Hal kedua yang dipesankan Menag kepada mahasiswa di luar negeri adalah keberadaan mereka sebagai duta bangsa. Menurutnya, ada nama Indonesia pada diri setiap mahasiswa yang belajar di negara orang. "Kita adalah duta bangsa, maka sedapat mungkin tetap menjaga nama baik Indonesia. Segala tindakan dan perbuatan kita, hendaknya dalam rangka menjaga dan memelihara nama baik itu, syukur syukur bisa mengharumkan nama baik Indonesia," pesannya.

Kilas balik sejarah, Menag menjelaskan bahwa sejak dulu, PPI memiliki peran yang sangat signifikan dalam perjalanan bangsa. Menjelang kemerdekaan, lanjut Menag, keberadaan mahasiswa di luar negeri, sangat besar perannya, terutama dalam menyakinkan Negara-negara dunia tentang kemerdekaan Indonesia. Dalam bentuk yang berbeda, peran mahasiswa ditunggu bangsa dalam mengisi kemerdekaan sesuai keilmuan yang dimilikinya.

Simposium internasional yang akan berlangsung dari 24-31 Juli ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta perwakilan pengurus PPI dari 46 negara, baik Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, Pasifik, dan Afrika. Simposium ini juga menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Selain itu, hadir juga sebagai narasumber, Yudi Latief, J Kristiadi, dan Dubes RI untuk Mesir Hilmi Fauzi.

"Dengan menghadirkan narasumber dari ahli hukum, ahli politik, ahli sejarah, saya harap saudara bisa melihat persoalan bangsa dari perspektif yang lebih menyeluruh. Ini penting karena terkadang perbedaan itu muncul karena sudut pandang yang tidak sama," kata Menag.

"Semakin komprehensif memahami suatu persoalan, semakin menyeluruh kita dapat menemukenali persoalan yang kita hadapi, dan pada akhirnya semakin bijak pula dalam mencari solusinya," imbuhnya.

Menag berharap, PPI bisa menjadi wadah bersama mahasiwa Indonesia yang berada di luar negeri dalam belajar berorganisasi dan berhimpun. Tidak hanya wadah berinteraksi dalam keragaman dan pluralitas, PPI juga menjadi ruang diskusi dan penyamaan persepsi dalam menyikapi sebuah persoalan dan mencari pemecahannya secara bersama-sama.

"Sebesar, sekeras, dan setajam apapun perbedaan, tidak harus menyebabkan kita bercerai berai. Justru keragaman itulah yang perlu dimaknai sebagai anugrah dan berkah agar kita memiliki berbagai macam opsi dan pendekatan dalam menyelesaikan permasalahan," pesannya.

Secara khusus, Menag juga menyampaikan terima kasih kepada Al Azhar yang sudah banyak memberikan dukungan dan bantuan dalam membesarkan anak-anak Indonesia.

(Red: Fathoni Ahmad)

Saturday, July 23, 2016

Menengok Pelantikan Perhimpunan Guru Madrasah Kota Tasikmalaya

[caption id="attachment_2220" align="aligncenter" width="640"]Suasana Pelantikan Perhimpunan Guru Madrasah Kota Tasikmalaya. Suasana Pelantikan Perhimpunan Guru Madrasah Kota Tasikmalaya.[/caption]

TASIKMALAYA, PENDIDIKANISLAM.ID - Jajaran Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perhimpunan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya, Jawa barat periode 2016-2021 resmi dilantik di GOR Sukapura Dadaha, Tasikmalaya, Sabtu (23/7).

Disaksikan langsung Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dede Sudrajat, Kepala Kemenag Kota Tasikmalaya, Munadi dan mantan Kepala Kemenag, Ahmad Fatoni serta ribuan guru, PGM resmi secara formal ada di Kota Tasikmalaya.

Ketua DPD PGM Tasikmalaya, Asep Rizal Asyari dengan semangatnya bahwa madrasah harus lebih baik karena lebih baik madrasah. Slogan tersebut sebagai titik awal membangun madrasah sebagai tonggak pendidikan utama di masyarakat.

"Saya yakin kita semua bisa mewujudkan Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah," ujar Asep seperti diberitakan laman nu.or.id.

Menurut Asep, pendidikan formal pertama di Nusantara adalah Pesantren. Kemudian dari pesantren melahirkan ruang tempat belajar baru yang disebut madrasah. "Nah, di madrasahlah segala ilmu keagamaan diajarkan abadi sampai sekarang," ujarnya.

Perkembangan pendidikan madrasah juga, tuturnya, tak luput dari berbagai rintangan. Yang akhirnya pemerintah mengakui pendidikan madrasah berlaku formal, disetarakan dengan pendidikan umum dibawah naungan Kemendiknas.

"Maka madrasah lebih baik suatu keharusan, karena lebih baik memang madrasah. Dan PGM salah satu penopang menuju lebih baik itu," ucapnya.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman menegaskan tak ada perlakuan beda bagi pendidikan apapun. Meski secara vertikal Madrasah dibawah naungan Kemenag, namun Pemerintah daerah juga dituntut peduli terutama membantu operasional guru.

"Tasik dikenal gudangnya pesantren. Setiap pesantren pasti ada madrasah. Maka kewajiban kami juga membantu madrasah," kata Budi.

(Red: Fathoni Ahmad)

Thursday, July 21, 2016

Pengumuman Peserta Lolos Beasiswa Luar Negeri Program 5000 Doktor Tahap I

5000 doktor

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID – Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI mengumumkan para peserta yang berhasil lolos Beasiswa Luar Negeri Program 5000 Doktor. Pengumuman ini seperti dilansir laman: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

“Dengan ini kami umumkan bahwa nama-nama terlampir dinyatakan LULUS seleksi dokumen (Seleksi Tahap I) Beasiswa Studi Luar Negeri Program 5000 Doktor Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Tahun 2016,” tulis Direktur Diktis Amsal Bakhtiar dalam surat pengumuman bernomor: 1198/Dt.I.IV/4/HM.01/07/16.

Selanjutnya, daftar peserta yang lolos, informasi, dan beberapa ketentuan seleksi lanjutan dapat dilihat dan diunduh di link ini:  HASIL SELEKSI DOKUMEN (TAHAP I) BEASISWA STUDI LUAR NEGERI PROGRAM 5000 DOKTOR DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2016.

(Fathoni Ahmad)

Tuesday, July 19, 2016

Tahun 2016 Ini, MAN IC Kota Palu Beroperasi

[caption id="attachment_2212" align="alignright" width="300"]Gedung MAN IC Palu Siap Digunakan Gedung MAN IC Palu Siap Digunakan[/caption]

Palu, PendidikanIslam.ID - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Kota Palu mulai beroperasi pada tahun ajaran 2016/2017. Peresmian operasional MAN IC Palu ini dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin di Palu, Sabtu (16/07) lalu.


Sebagaimana diketahui, MAN IC merupakan lembaga pendidikan dengan sistem boarding school yang diinisiasi oleh Kementerian Agama bekerjasama dengan sejumah Pemerintah Daerah untuk menyiapkan generasi yang terbaik untuk Indonesia. Proses pendirian MAN IC Kota Palu sendiri bermula dari komitmen Pemerintah Daerah menghibahkan tanah seluas 10 Ha pada tahun 2013 yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan sarana fisik serta penyiapan SDM oleh Kementerian Agama RI


Kamaruddin berharap sinergi ini bisa terus berjalan optimal demi menghadirkan pendidikan madrasah berkualitas di Kota Palu. Kepada para guru dan siswa, Kamaruddin berpesan agar membangun sinergi dalam mengukir prestasi di era global. Apalagi, keberadaan MAN IC Kota Palu ini juga sudah dilengkapi dengan  berbagai fasilitas penunjang pendidikan.


“Saya yang jadul amat, tradisional sekali dan penuh dengan kesederhanaan saja mampu meraih Guru Besar dan sampai menjadi Dirjen Pendis,” kata Kamaruddin menyemangati para siswa baru.


“Kelak kalian bisa menjadi gubernur, menteri, bahkan presiden. Terpenting, lulusan madrasah harus menjadi pribadi yang bermanfaat, apapun profesinya,” tambahnya.


Dalam kesempatan yang sama, Kepala MAN IC Kota Palu, Shoim Anwar, berharap kehadiran MAN IC di Kota Palu  dapat menjawab kegundahan dan kehawatiran para orang tua siswa. Melalui konsep boarding school yang mengadopsi konsep pendidikan pesantren, MAN IC nantinya tidah hanya mendidik siswa agar unggul di bidang penguasaan iptek, tetapi juga menguasai ilmu agama.


MAN IC Kota Palu menjadi satu dari 8 MAN IC  yang mulai beroperasi tahun ini. Adapun 7 MAN IC lainnya adalah  MAN IC di Padang Pariaman Sumatera Barat, Bengkulu Tengah Bengkulu, Kota Batam Kepulauan Riau, Sambas Kalimantan Barat, Tanah Laut  Kalimantan Selatan, Sorong Papua Barat, dan MAN IC Kota Kendari Sulawesi Tenggara.  (Ruchman/mkd/@viva_tnu)

Monday, July 18, 2016

Kemenag Larang Perpeloncoan di Masa Ta'aruf Siswa Madrasah

[caption id="attachment_2208" align="aligncenter" width="640"]M. Nur Kholis Setiawan, Direktur Pendidikan Madrasah, Kemenag RI. M. Nur Kholis Setiawan, Direktur Pendidikan Madrasah, Kemenag RI.[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Kalender pendidikan tahun ajaran 2016/2017 akan segera bergulir. Peserta didik akan kembali belajar di madrasah masing-masing mulai Senin (18/07) besok. Para peserta didik baru juga akan mulai menjalani Masa Ta’aruf Siswa Madrasah atau yang disebut dengan Matsama.

“Matsama dilarang bersifat perploncoan atau tindak kekerasan yang lainnya,” demikian penegasan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan di Jakarta, Minggu (17/7) seperti dilansir kemenag.go.id.

Menurutnya, Matsama merupakan serangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru. Pengenalan itu meliputi kegiatan rutin madrasah, fasilitas, nilai dan norma yang berlaku, pengenalan organisasi, sistem pembelajaran, serta pengenalan civitas madrasah. Matsama perlu dilakukan sebagai upaya menjembatani siswa mengenali lingkungan barunya.

“Untuk itu, Matsama harus diisi dengan kegiatan edukatif, tetap mentaati peraturan atau tata tertib, serta menjunjung tinggi norma yang berlaku di madrasah,” jelasnya.

“Matsama wajib berisi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif, dan menyenangkan,” tambahnya. Perencanaan dan penyelenggaran kegiatan Matsama juga menjadi hak guru. Karenanya, pihaknya melarang pelibatan siswa senior (kaka kelas) dan atau alumni sebagai penyelenggara.

Nur Kholis mengaku sudah menerbitkan surat edaran kepada Kanwil Kemenag Provinsi di seluruh Indonesia untuk diteruskan kepada madrasah. Edaran tersebut, lanjut M. Nur Kholis juga mengatur sanksi yang akan diberikan atas pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan, utamanya terkait dengan tindak kekerasan atau perpeloncoan.

Sanksi untuk para siswa diberikan dalam rangka pembinaan, berupa: teguran tertulis dan tindakan lainnya yang bersifat edukatif. Selain itu, Kepala Kanwil Kemanag Provinsi, Kepala Kankemenag Kab/Kota, atau pengurus yayasan juga dapat memberikan sanksi kepada kepala atau wakil kepala, barupa: teguran tertulis, penundaan atau pengurangan hak, pembebasan tugas, dan atau pemberhentian sementara/tetap dari jabatan.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi atau Kepala Kankemenag Kabupaten/kota juga dapat memberikan sanksi kepada madrasah berupa pemberhentian bantuan dari Pemerintah. M. Nur Kholis menegaskan bahwa surat edaran ini diterbitkan untuk memastikan Matsama berlangsung sesuai aturan, berisi kegiatan edukatif yang bermanfaat bagi peserta didik, dan jauh dari tindak kekerasan.

“Masa taaruf siswa madrasah harus zero kekerasan dan kemubadziran,” tandasnya. (Red: Fathoni Ahmad)

Sunday, July 17, 2016

Ayo, Antarkan Anak Masuk Madrasah/Sekolah di Hari Pertama

[caption id="attachment_2204" align="aligncenter" width="600"]Nur Syam Mengunjungi Madrasah Nur Syam Mengunjungi Madrasah[/caption]

Jakarta, Pendidikan Islam. ID – Penerimaan murid baru (PMB) telah usai, liburan panjang akhir tahun ajaran telah rampung, disusul libur lebaran yang telah habis. Kini, giliran menyongsong tahun ajaran baru. Di tahun ajaran baru, ada murid baru yang telah siap memasuki “gerbang” baru dan tentunya di sekolah baru, tempat mencari ilmu.


Ya, bertepatan Hari Senin, tanggal 18 Juli 2016 adalah hari pertama para murid baru memasuki kehidupan barunya untuk menerima pelajaran yang serba baru. Yang dulu TK/RA sekarang memasuki MI/SD, kemarin masih di MI/SD selanjutnya pergi ke MTs/SMP, dulu masih belajar di MTs/SMP kini harus berubah memasuki ruang kelas MA/SMA.


Seiring dengan hari pertama masuk sekolah/madrasah dan dalam rangka memberikan semangat bagi bagi generasi penerus bangsa ini maka para orang tua dianjurkan dengan sangat agar mengantarkan anak-anaknya dihari pertama masuk sekolah ini. Kementerian Agama yang menaungi banyak lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam, memberikan apresiasi yang sangat dalam akan “hari pertama masuk sekolah” dengan memberikan ijin “terlambat” bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) se-Indonesia untuk mengantar dan mendamping putra/putrinya ke sekolah.


“Hari itu merupakan merupakan mementum bagi orang tua, murid, sekolah (guru) dalam membangun interaksi ekosistem pendidikan. Dan yang tak kalah penting yaitu peran serta aktif orang tua dalam pendidikan putra/putrinya,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Nur Syam, dalam siaran persnya (14/07/2016). (@viva_tnu)


Baca Surat Edaran Sekjen :
http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=38526



 

Saturday, July 16, 2016

Bagaimana Cara Berbakti kepada Orang Tua? Ini 32 Caranya

[caption id="attachment_2193" align="aligncenter" width="640"]Foto ilustrasi Foto ilustrasi[/caption]

Kedua orang tua adalah tokoh sentral yang sangat penting dalam kehidupan anak. Jasa orang tua tidak terhitung banyaknya. Ibu mengandung selama 9 bulan kemudian melahirkan dengan resiko nyawa melayang. Ketika masih bayi kita tak berdaya, mereka beri kita minum dan makanan.

Ketika kita buang air, tanpa jijik mereka membersihkan kita dengan penuh cinta. Kita diberi pakaian dan juga pendidikan. Mereka sabar mengasuh dan membesarkan kita. Maka sebagai anak kita diwajibkan berbakti kepada mereka.

32 perilaku dibawah ini adalah perilaku yang harus dimiliki anak untuk berbakti pada orang tua. Dengan menjalankan 32 sikap dan perilaku yang memuliakan kedua orang tua, mudah-mudahan bisa menjadikan kita sebagai anak sholeh dan sholehah.

1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.

2. Selalu taati mereka berdua dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.

3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.

4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.

5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.

6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.

7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “Ya ibu, ya ayah”.

8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.

9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.

10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.

11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.

13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.

14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi diwaktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok dihadapan mereka.

16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.

17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu diatas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.

19. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.

20. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu dihadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.

21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.

22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.

23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.

24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orang tuamu.

25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.

26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.

27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.

28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada dipihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.

29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syari’at karena syari’atlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.

30. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan, maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.

31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah SAW bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi).

32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan, “Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Wahai Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil”.

(Red: Fathoni Ahmad)

Source: Kisah Hikmah