Pada suatu hari Imam Muqatil bin Sulaiman sedang duduk di majelis tempat dia mengajar. Dia berkata kepada orang-orang di sekelilingnya.
“Marilah saudara-saudara, aku persilahkan untuk bertanya kepadaku tentang apa saja, sejak dari bawah ‘Arsy sampai ke bawah bumi.”
Dari ucapan ini tampak nada kesombongan di dalamnya.
Dari tengah-tengah majelis tiba-tiba muncul seorang kakek-kakek kampong. Dia kemudian bertanya, “Aku tidak akan bertanya tentang itu semua, aku hanya ingin bertanya mengenai suatu yang berada bersama kita di bumi ini.”
“Terima kasih. Sampaikanlah pertanyaan Anda!” kata Imam Muqatil.
“Katakanlah padaku tentang anjingnya Ashabul Kahfi bagaimana warnanya?” Tanya si Kakek
Imam Muqatil terdiam, tak mampu menjawab. “Demi Allah! Anda telah membuat diriku tak berkutik,” katanya malu.
Kakek kampung tadi mengingatkan kepada Imam Muqatil bahwa masih banyak sekali ilmu Allah yang tidak dia tahu. Jangankan semua hal di bawah 'Arsy sampai bawah bumi, hanya perihal anjing saja ulama ini tak bisa menjawab.
Meski ilmu banyak, rendah hati menunjukkan ciri orang berilmu, ia jauh dari kesombongan. [Fathuri]
No comments:
Post a Comment