Bekasi, PendidikanIslam.ID – Bagi kalangan pesantren Syaikh Nawai Al Bantani tentu tidak asing lagi dikarenakan kitab karangannya dikaji dan menjadi rujukan. Sebut saja misalnya Tafsir Munir, Bahjatul Wasail, dan Nashoihul Ibad. Setidaknya ada 38 kitab yang terlacak. Oleh karena itu, para guru madrasah harus meneladani penulis Kitab Tafsir Munir ini. Demikian kata Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan.
“Salah satu keteladanan Syekh Nawawi adalah ketawadluannya. Selain itu, sebagai penulis kitab, Syekh Nawawi juga memahami segmen pembacanya sehinga karyanya diterima luas di masyarakat,” jelas alumnus Pesantren Tebuireng-Jombang ini sebagaimana dilansir di laman kemenag.go.id
Ketawadluan Syekh Nawawi, lanjut besar UIN Sunan Kalijaga ini, antara lain tercermin dalam ungkapannya di Muqaddimah Tafsir Munir yang mengatakan wa laisa ‘ala fi’lii maziidun wa lakin li kulli zamanin tajdiidun, sebenarnya, apa yang saya tulis dalam Tafsir Munir ini tidak ada yang baru. Tapi ingat walau demikian, di setiap masa pasti ada pembaharu.
“Ungkapan di atas mereperesentasikan kerendahan hati dan kewiraiyan Syekh Nawawi Al-Bantani. Nilai yang menurutnya perlu dimiliki oleh para guru serta kepala madrasah dalam mendidik siswa. Seberapapun tinggi prestasi siswa dan madrasah yang berhasil diraih, hal itu tidak menjadikan para guru dan kepala madrasah menjadi sombong,” sindir Nur Kholis Setiawan di hadapan para Kepala Raudlatul Athfal dan Calon Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia di Bekasi, Senin (13/06).
Teladan lain dari Mbah Nawawi Al Bantani menurut Nur Kholis adalah kemampuannya menjelaskan ilmu sesuai dengan segmen pembacanya. Karangan Syekh Nawawi dikenal mudah dibaca dan dipahami sehingga banyak menjadi rujukan para pencari ilmu. Sebagai pengajar, Syekh Nawawi seakan mengajarkan pentingnya guru untuk memahami alam pikiran muridnya, potensi yang mereka miliki, serta tantangan yang akan mereka hadapi.
“Guru, Kepala Madrasah dan Kepala Raudlatul Athfal memegang tanggung jawab yang besar karena merekalah yang berada digaris terdepan bagi pengembangan Madrasah. Oleh karena itu, para pendidik harus dapat mengubah mindset-nya dalam dalam mengembangkan Madrasah dan RA,” tegas Nur Kholis Setiawan. (ruchman, @viva_tnu, ed)
No comments:
Post a Comment