JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID – Sebagian guru terjebak hanya memberikan materi apa adanya sesuai yang diatur kurikulum. Tidak memberikan pengayaan sehingga pengetahuan di zaman global yang berkembang pesat tidak terkoneksi dengan ilmu di sekolah. Hal ini akan menjadikan generasi muda kurang cakap dalam menghadapi perubahan.
Bahkan menurut Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama H Amin Haedari, globalisasi tak cukup berbekal pengetahuan dan keterampilan memadai, tetapi juga bekal agama yang baik sehingga siswa memiliki jiwa spiritualitas kokoh.
Oleh karena itu, lanjut Amin, guru dan tenaga kependidikan harus memahami dan menguasai tipologi pembelajaran dengan mengembangkan kurikulum yang ada. Dia menjelaskan bahwa ada 3 tipologi yang harus diterapkan guru yaitu, selain me-repro materi, guru juga harus mampu menganalisisnya sehingga materi keagamaan mampu menginspirasi peserta didik.
“Saat ini guru hanya memproduksi materi yang sama dari tahun ke tahun sehingga kecakapan siswa juga mandeg atau stagnan,” ujar pria asal Ciamis ini saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Rabu (29/6) di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Guru, imbuhnya, harus beranjak ke tingkat yang lebih tinggi yaitu tahap analisis. Dari proses analisis ini, imajinasi siswa akan ilmu pengetahuan terus berkembang sehingga pembelajaran yang dilakukannya akan terus menginspirasi.
“Lihat orang yang pandai bermain catur. Orang yang mempunyai imajinasi tinggi berbuah visi yang kuat sehingga dia mampu langkah-langkah seperti apa yang harus dilakukan untuk mematikan Raja lawan. Satu, dua langkah berjalan, namun dia paham bahwa dibutuhkan tiga langkah lagi untuk memenangkan percaturan,” papar Amin meng-qiyaskan.
Lebih jauh, Amin menjelaskan bahwa generasi muda di sekolah umum harus mempunyai bekal ilmu agama yang baik dan benar mengingat lembaga pendidikan umum sering dijadikan sasaran paham-paham radikal.
“Sebab itu, kami di Direktorat PAI yang fokus pada sekolah umum memberikan pedoman pembelajaran Islam Rahmatan lil Alamin (Isra) bagi guru sehingga hal ini mampu menangkal paham radikal di kalangan siswa,” ungkap Amin di hadapan guru dan tenaga kependidikan di Lampung yang mengikuti kegiatan tersebut. (Fathoni Ahmad)
No comments:
Post a Comment