Tuesday, May 31, 2016

Agar Pesantren Salafiyah Tetap Jadi Primadona

[caption id="attachment_1792" align="aligncenter" width="700"]PP. Salafiyah yang Modern PP. Salafiyah yang Modern[/caption]

Jakarta, PendidikanIslam.ID - Faktor penyebab banyak pesantren salafiyah kurang diminati adalah faktor regenerasi, banyak kyai yang anak-anaknya tidak mengikuti jalur orang tuanya. Banyak juga anak-anak kyai yang kuliah di bidang umum jadi setelah lulus mereka lebih memilih dunia profesional daripada meneruskan perjuangan pesantren. Demikian papar Irvan Zaryab, Sekretaris Komisi Organisasi dan Hubungan luar Negeri MUI Kabupaten Bogor (19/05/16).


Sebagaimana dituturkan inilahkoran.com, pondok pesantren salafiyah juga belum punya sistem yang tertata, semua hal berpusat ke kyai. Bedanya dengan pesantren modern ada distribusi tugas dan ada bagian-bagiannya. Jadi ketika pimpinan wafat, sistem tetap berjalan.


"Selain itu minat masyarakat juga ikut mempengaruhi, karena masyarakat sekarang jika memasukkan anaknya ke pesantren, biasanya harus dibarengi dengan pendidikan formal. Pesantren salafiyah tidak punya sekolah formal, jadi daya tariknya kalah dengan pondok pesantren modern dan atau sekolah umum," sambungnya.


Faktor psikolog di masyarakat juga mempengaruhi karena saat ini figur kyai secara kharisma sudah pudar di tengah masyarakat modern. Dahulu, kyai atau ustadz juga adalah pemimpin sentral di masyarakat. Sekarang masyarakat butuh kyai atau ustadz kalau ada perlu misalnya untuk memimpin pengajian saja. Selebihnya nyaris tidak ada.


"Salah satu solusinya agar pondok pesantren salafiyah tak tutup adalah dengan belajar banyak ke pesantren-pesantren salafiyah di Jawa Timur. Di sana santri tetap dapat ijazah formal dengan mengikuti penyetaraan. Dan sistem pesantren juga tetap dibentuk. Tak heran jika pesantren salafiyah seperti Sidogiri, punya santri puluhan ribu dan punya sistem lebih canggih dari ponpes modern. Contoh, koperasi pesantren Sidogiri punya aset sampai ratusan miliar rupiah," jelas Irvan. (@viva_tnu)

No comments:

Post a Comment