Asep Saifuddin terkenal dengan tangan dinginnya mengelola berbagai lembaga pendidikan dan berhasil dengan sukses. Ada Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Akselerasi dan Yayasan Hikmatul Amanah yang memberi beasiswa pada anak muridnya. Ada tujuh (7) resep yang diajarkan kepada para santrinya sebagaimana dituturkan di laman kemenag.go.id.
Pertama, al-jiddu wal muwaadlabah, berkesungguhan dan ajeg dalam berkesungguhan. “Anak-anak harus selalu dimotivasi untuk bisa melakukan demikian,” kata Kyai Asep.
Kedua, taqliilul ghida’ (menyedikitkan makan). Para santri kalau makan tidak boleh sampai kekenyangan. Sebab kenyang itu datang 10 menit kemudian. “Sementara al-bithnatu tudzhibul fath’ata, kenyang itu menghilangkan kecerdasan”,” ujarnya.
Ketiga, mudaawamatul wudlu’, selalu menjaga diri dalam keadaan suci dengan berwudlu.
Keempat, qira’atul Qurani nadzran, membaca Al Quran dengan dilihat Al Qurannya. “Ada waktunya, 15 menit. Sehabis adzan Subuh sampai iqamat, 15 menit harus baca Al-Quran,” pesannya.
Kelima, tarkul ma’aashi, tidak boleh bermaksiat.
Keenam, melaksanakn salat malam.
Ketujuh, tidak boleh jajan di luar. “Jajan di luar itu kan terbuka, banyak orang yang melihatnya, lalu ingin, namun tidak bisa membeli karena tidak punya uang. Kalau makanan terkondisikan seperti itu, hilang barakahnya,” urai Kyai Asep.
Para santri dan murid Amanatul Ummah, terang Kyai asal Jawa Barat ini, harus berpegang pada pola kehidupan yang seperti ini. Hal itu disebutnya sebagai cara santri bertawakkal Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan menjamin keberhasilannya. “Berupaya keras dan berdoa maksimal, itu bentuknya tadi,” tandasnya (@viva_tnu)
No comments:
Post a Comment