Monday, May 16, 2016

Tari Nusantara Ini Tuai Pujian Menteri Agama, Sampai Bilang Begini...

[caption id="attachment_1593" align="aligncenter" width="800"]Penampilan Tari Nusantara Penampilan Tari Nusantara[/caption]

KENDARI, PENDIDIKAN ISLAM - Tarian Nusantara membuat Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bangga dan terharu. Tarian yang dibawakan 69 Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ummus Shabri, Kendari, Sulawesi Tenggara menjadi simbol dan promosi kerukunan di Indonesia.

 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin terharu karena sejak dini perdamain sudah dikenalkan bahkan dipraktikan oleh anak-anak MI ummus Shabri Kendari ini. “Menyaksikan anak-anak madrasah ini dan memahami lagu daerah ini, menumbuhkan kesadaran betapa  Indonesia adalah bangsa besar. Sekali saya ucapkan terimakasih kepada para guru yang telah melatih,” puji Menag lansir Kemenag.go.id, Minggu (15/05/2016).

Sanjungan Menag disambut semangat oleh anak-anak kelas 3 hingga kelas 6 MI. Mereka mengaku bangga karena bisa tampil di depan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Salah Lassata. Fatir, siswa kelas 6 MI Ummus Shabri, yang menjadi salah seorang penari, mengaku banyak belajar saat latihan bersama kawan-kawan.

“Jadi belajar macam-macam agama. Senang banyak tahu, dan jadi lebih menghormati teman-teman,” tutur bocah berpakaian adat bewarna hijau itu.

Penampilan dimulai dari siswi perempuan yang memperkenalkan lagu dan tarian dari ujung barat, Aceh. Sekelompok penari dengan lihai menarikan Tari Saman. Selanjutnya, mereka  menarikan lagu Tor Tor Sumatra Utara. Gerak tari Nusantara ini menjadi semakin meriah karena didukung musik, tari, dan suara merdu. Pakain adat yang warna warni dari Sabang sampai Merauke menambah meriah suasana.

Penampilan anak-anak  ini sontak mengundang decak kagum seluruh peserta yang berkumpul di aula Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara.  Harominasi musik terus berpacu mengantar tarian mereka hingga bak penampil profesional. Anak-anak  pun  menampilkan lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hal menajubkan lainya adalah saat mereka memperkenalkan 6 agama di Indonesia. Masing-masing sangat menjiwai peranannya.

Sementara itu,Sharli Anita Wati, guru yang juga sekaligus menjadi pelatih pada pentas ini menuturkan bahwa anak-anak tidak kenal lelah selama menjalani proses latihan. “Mereka semangat latihan selama satu bulan. Orang tua mendukung sekali anak-anak diajarkan keragaman melalui seni,” terang Sharli.

Keragaman bagi banyak pihak terkadang menjadi ancaman tapi jika dikelola dengan baik maka keragaman menjadi kekuatan Indonesia. Semoga. (Khayun)

No comments:

Post a Comment