JAKARTA, PendidikanIslam.id - Selain materi-materi umum tentang pendalaman ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, para peserta Perkemahan Rohis Nasiona di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, 2-5 Mei 2016 juga beberapa materi khusus yang dipilih oleh mereka masing-masing sesuai keingainan, seperti leadership, jurnalistik dan penulisan karya ilmiah, dan public speaking. Materi khusus lainnya adalah seputar manajemen masjid.
Khusus materi yang terakhir ini dinilai sangat penting karena basis utama kegiatan kegiatan Rohani Islam (Rohis) adalah di masjid atau musholla sekolah.
Ustadz Ali Shobirin yang menjadi narasumber materi managemen masjid mengatakan, para anggota Rohis yang peserta perkemahan telah mempunyai kesepahaman mengenai peran dan fungsi masjid untuk umat Islam. Mereka juga telah mempunyai pengalaman dalam hal memakmurkan masjid. “Kalu dinilai, sudah mencapai angka 7 – 8,” kata Ali.
Pada kesempatan itu ia menyampaikan, fungsi utama masjid adalah memberikan bimbingan agama Islam, terutama berkaitan dengan hal-hal yang pokok dalam agama Islam. Para rohis tidak perlu ragu untuk mengadakan training sholat, termasuk syarat dan rukun dan hal-hal lain berkaitan dengan shalat.
Selain ilmu agama, menurut Ali, masjid juga bisa menjadi sarana untuk mengembangan disiplin keilmuan lain yang penting bagi umat Islam.
“Ini misalnya bisa dimuai oleh para Rohis dengan mendata jamaah di lingkungan rumahnya masing-masing, siapa saja anak yang belum lulus SMP. Selanjutnya para anggota Rohis bisa mengajak pihak-pihak tertentu untuk melakukan kegiatan bimbingan belajar,” jelasnya.
Selain fungsi pendidikan, masjid juga bisa memerankan fungsi untuk pengembangan ekonomi umat. Hal yang paling sederhana adalah mengelola dana umat yang disalurkan melalui masjid untuk pinjaman lunak tanpa bunga atau menjalankan usaha ekonomi yang bisa menyejahterakan ekonomi masyarakat sekitar.
Pada prinsipnya, masjid bisa menjadi pusat dakwah umat Islam yang meliputi berbagai aspek. Beberapa kegiatan yang berupa tradisi keagamaan seperti tahlilan, pembacaan surat Yasin dan shalawat, atau peringatan Maulid Nabi dan hari-hari besar keagamaan lainnya dapat menjadi sarana berkumpulnya umat. Selanjutnya berbagai program bisa dicencanakan dan dibicarakan dengan warga masyarakat sekitar masjid atau musholla.
Pada kesempatan itu Ustadz Ali Shobirin yang juga seorang motivator juga melakukan hipnotrapi untuk para peserta agar cinta terhadap masjid. Para peserta diajak menarik nafas dan melalukan rileksasi, kemudian mereka menunduk tenang dan membayangkan masjid di tempat mereka masing-masing. Setelah mereka sudah dapat berhasil membayangkan masjid, maka kemudan mereka diminta untuk memeluk masjid mereka masing-masing. “Ini salah satu trik hipnotrapi untuk memunculkan rasa cinta kepada masjid,” kata Ustadz Ali Shobirin. [A. Khoirul Anam]
No comments:
Post a Comment