Jakarta, PendidikanIslam.ID - Setelah kelulusan Ujian Naional MA/SMA diumumkan, sudah menjadi kebiasaan dan langganan bagi Madrasah Aliyah Amanatul Ummah yang berada di Dusun Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, bahwa para muridnya selalu diterima di Perguruan Tinggi Negeri favorit di seluruh Indonesia. UNAIR, UNDIP, UNS, UIN, dan UGM misalnya sudah pasti menjadi tujuan tempat kuliah anak muridnya. Bahkan yang lebih mengesankan pada tahun ini, 50-an anak murid Kyai Asep ini diterima bersekolah di Eropa.
“Tahun ini, siswa yang kuliah ke Eropa juga banyak sekali. Ada sekitar 50-an, menyebar ke Jerman, Inggris, Cambridge dan lainnya. Sedangkan yang ke Timur Tengah ada 23, sebagian lainnya ke China, Jepang, Australia, semuanya ada 125. Kalau ditambah di dalam negeri jumlahnya 138 santri,” kata Kyai Asep Saifuddin sebagaimana dituturkan di laman kemenag.go.id.
Awal berdirinya, Kyai Asep tidak mengizinkan lulusan MA Pondok Pesantren Amanatul Ummah untuk melanjutkan kuliah di negara-negara Non Timur Tengah. Berdiri sejak 2001, baru 4 tahun terakhir saja Kyai Asep mengizinkan alumni MA untuk meneruskan belajar di Eropa dan lainnya itu.
Ketika siswanya ingin melanjutkan ke non Timur Tengah, ada dua syarat yang diberikan kepada mereka.
“Pertama, setelah hidup di Eropa atau negara lainnya, mereka harus menjalani salat 50 rakaat. Rinciannya: 17 rakaat salat wajib, 14 rakaat salat sunnah rawatib, 14 rakaat salat malam, 3 rakaat salat witir, 4 rakaat salat dluha. Kedua, makanan yang dikonsumsi hanya nasi, buah-buahan, dan lauknya adalah ikan laut, telur dan sayuran. Tidak boleh makan makanan instan, termasuk roti yang alat penggemburnya dari enzim babi,” jelasnya. (@viva_tnu)
Semoga semakin banyak alumni-alumni pesantren yang terus melanjutkan pendidikannya di luar negeri agar kemajuan bangsa Indonesia semakin menggema seantero dunia
ReplyDelete