Monday, May 16, 2016

Asal Usul Ilmu Nahwu, Kaidah-Kaidah Bahasa Arab

Bagi yang pernah belajar sejarah harakat di dalam Al-Qur’an, pasti pernah membaca dan mendengar seorang Tabi’in bernama Abu Aswad Ad-Dualy (603-688 M). dialah yang mula-mula memberi harakat Al-Qur’an guna  memudahkan membaca Al-Qur’an dengan benar. Tetapi tahukah Anda bahwa beliau pula yang merumuskan ilmu nahwu dalam bahasa Arab?

Dikisahkan, sebagaimana tertulis dalam kitab Mukhtashar Jiddan, h. 3, pada suatu malam Abu Aswad dan putrinya sedang duduk berdua santai menikmati malam di loteng rumah. Malam yang indah membuat mereka betah berlama-lama menatap langit, terpesona dengan gugusan bintang dan suasana langit malam yang menakjubkan.

Di tengah menikmati indahnya langit itu, putri Abu Asdwad lalu berkata, “Yaa abatii, maa ihsanu as-samaa’a’” yang artinya “Wahai ayahku, apa yang membuat langit indah?”

Mendengar kata ini Abu Aswad menjawab, “Ayyu binyati nujumiha.” Yang artinya, “(Itu karena) gugusan bintangnya.

Mendengar jawaban ayahnya, putri Abu Aswad melengak. Ia lalu berkata, “Wahai ayahku, aku tidak bermaksud bertanya kepadamu, aku hanya takjub akan keindahan langit.”

Bantahan ini menyadarkan Abu Aswad, bahwa dalam pernyataan anaknya ada yang keliru. Karena itu kemudian ia menjelaskan, Kalau begitu katakanlah maa ahsana as-samaa (alangkah indahnya langit), bukan maa ahasanu as samaa’a”.

Keesokan harinya Abu Aswad pergi menemui Ali bin Abi Thalib RA, guru Abu Aswad sekaligus khalifah pada saat itu, dan menceritakan perihal putrinya semalam. Mendengar cerita Abu Aswad, Khalifah Ali berkata, “Hal ini terjadi disebabkan bercampurnya orang orang ‘ajam (non arab) dengan orang orang Arab,” (sehingga bahasa arab banyak tercampuri oleh bahasa ‘ajam, atau dialek ‘ajam).

Kemudian Khalifah Ali memerintahkan Abu Aswad untuk menuliskan kaidah-kaidah bahasa Arab pada lembaran yang didiktekan langsung oleh beliau. Selama beberapa hari Khalifah Ali mendiktekan pembagian kalam yang tiga yaitu isim, fi’il, dan huruf.

“Unhu hadzan nahwa!” (انح هذا النجو, ikutilah yang semisal ini) Kata Khalifah Ali kepada Abu Aswad. Khalifah Ali meminta Abu Aswad untuk meneruskan dan mengembangkan lebih lengkap aturan bahasa Arab yang kemudian dikenal dengan nama Ilmu Nahwu. Nama yang terambil dari perintah Khalifah Ali ini.

Akhirnya, dari tangan Abu Aswad aturan tata bahasa Arab dirumuskan untuk pertama kalinya. Pada periode-periode berikutnya ilmu ini dikembangkan dan disempurnakan oleh ulama-ulama lain, di antaranya yang paling tenar adalah Imam Sibawaih, tokoh utama dalam ilmu Nahwu. (Fathuri)

1 comment:

  1. saya ingin mengeahui syarah alfiyah apa yang paling kumplit yang menjelaskan ilmu nahwu??

    Makasih, Ilmunya sangat berguna.

    ReplyDelete