Tuesday, May 31, 2016

Mantap, 5 Madrasah Raih Penghargaan Integritas UN

[caption id="attachment_1806" align="aligncenter" width="585"]Penghargaan IntegritasUN Penghargaan Integritas UN[/caption]

Kalimantan Selatan, PendidikanIslam.ID – Ujian Nasional (UN) yang telah digelar pada tahun ajaran 2015/2016 tahun ini, ternyata menorehkan prestasi yang luar biasa bagi madrasah. Disampinng nilai UN yang bagus, yang juga patut dibanggakan adalah dalam hal penyelenggaraannya. Hampir setiap madrasah di propinsi se-Indonesia mendapatkan “Penghargaan Sekolah Berintegritas dalam Penyelenggaraan UN”, dan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan beberapa madrasah menerima penghargaan ini.


“Lima (5) madrasah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan menerima penghargaan sebagai madrasah yang memiliki integritas dalam penyelenggaraan Ujian Nasional (UN),” kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten HSS, Matnor.


Kemenag RI dan khsususnya Kemenag HSS, lanjut Matnoor, mengapresiasi madrasah yang memiliki integritas dalam penyelenggaraan UN terbaik se-Indonesia ini.


“Kelima madrasah tersebut adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Negara dengan nilai 85.93, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Telaga Langsat dengan nilai 80.72, MTs Darul Ulum dengan nilai 80.26, MTs Halunuk dengan nilai 81.65, dan MTs Al-Mustagfirin dengan nilai 82.54,” ungkap Matnor di halaman kompasiana.com


Matnor lebih lanjut mengatakan, dengan indeks integritas UN terbaik se-Indonesia menjadi salah satu bukti bahwa madrasah di HSS juga memiliki integritas dan penilaian indeks integritas UN juga merupakan salah satu komponen penerjemahan revolusi mental yang menekankan bahwa prestasi tidak hanya prestasi akademik, tetapi juga prestasi kejujuran.


“Nilai-nilai integritas harus ditumbuhkan sejak dini. Madrasah harus menjadi zona jujur, zona integritas. Mari kita tegakkan nilai integritas kita sebagai suatu budaya sesuai dengan lima nilai budaya kerja Kemenag,” harap H Matnor.


Sementara itu Kepala MAN Negara H Saifuddin yang secara simbolis menerima penghargaan tersebut dari Bupati HSS saat peringatan Hari Pendidikan Nasional mengatakan Indeks Integritas UN merupakan hasil gambaran tingkat kejujuran madrasahnya dalam melaksanakan dan menjawab soal-soal UN.


“Nilai Indeks Integritas Ujian Nasional (NIUN) mencerminkan tingkat kejujuran peserta dalam mengerjakan soal UN, dan Alhamdulillah kita termasuk yang memiliki integritas tinggi,” ujar H Saifuddin. (@viva_tnu)

Agar Pesantren Salafiyah Tetap Jadi Primadona

[caption id="attachment_1792" align="aligncenter" width="700"]PP. Salafiyah yang Modern PP. Salafiyah yang Modern[/caption]

Jakarta, PendidikanIslam.ID - Faktor penyebab banyak pesantren salafiyah kurang diminati adalah faktor regenerasi, banyak kyai yang anak-anaknya tidak mengikuti jalur orang tuanya. Banyak juga anak-anak kyai yang kuliah di bidang umum jadi setelah lulus mereka lebih memilih dunia profesional daripada meneruskan perjuangan pesantren. Demikian papar Irvan Zaryab, Sekretaris Komisi Organisasi dan Hubungan luar Negeri MUI Kabupaten Bogor (19/05/16).


Sebagaimana dituturkan inilahkoran.com, pondok pesantren salafiyah juga belum punya sistem yang tertata, semua hal berpusat ke kyai. Bedanya dengan pesantren modern ada distribusi tugas dan ada bagian-bagiannya. Jadi ketika pimpinan wafat, sistem tetap berjalan.


"Selain itu minat masyarakat juga ikut mempengaruhi, karena masyarakat sekarang jika memasukkan anaknya ke pesantren, biasanya harus dibarengi dengan pendidikan formal. Pesantren salafiyah tidak punya sekolah formal, jadi daya tariknya kalah dengan pondok pesantren modern dan atau sekolah umum," sambungnya.


Faktor psikolog di masyarakat juga mempengaruhi karena saat ini figur kyai secara kharisma sudah pudar di tengah masyarakat modern. Dahulu, kyai atau ustadz juga adalah pemimpin sentral di masyarakat. Sekarang masyarakat butuh kyai atau ustadz kalau ada perlu misalnya untuk memimpin pengajian saja. Selebihnya nyaris tidak ada.


"Salah satu solusinya agar pondok pesantren salafiyah tak tutup adalah dengan belajar banyak ke pesantren-pesantren salafiyah di Jawa Timur. Di sana santri tetap dapat ijazah formal dengan mengikuti penyetaraan. Dan sistem pesantren juga tetap dibentuk. Tak heran jika pesantren salafiyah seperti Sidogiri, punya santri puluhan ribu dan punya sistem lebih canggih dari ponpes modern. Contoh, koperasi pesantren Sidogiri punya aset sampai ratusan miliar rupiah," jelas Irvan. (@viva_tnu)

Monday, May 30, 2016

Ditetapkan, Lulusan Ma'had Aly Bergelar Sarjana Agama (SAg)

[caption id="attachment_1802" align="aligncenter" width="600"]Suasana Peresmian Ma'had Aly oleh Menag di Pesantren Tebuireng Jombang. Suasana Peresmian Ma'had Aly oleh Menag di Pesantren Tebuireng Jombang.[/caption]

JOMBANG, PENDIDIKANISLAM.ID - Bidang Keilmuan Ma’had Aly yang bersifat spesifik (takhasshus) dalam mengkaji keilmuan Islam membuat lulusannya diharapkan menjadi kader-kader ulama mumpuni dalam bidang kegamaan Islam. Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menetapkan bahwa lulusan Ma’had Aly bergelar Sarjana Agama (S.Ag).

“Berdasarkan pertimbangan tertentu, kita memutuskan secara bulat bahwa gelar yang diperoleh para lulusan Ma’had Aly adalah S.Ag atau Sarjana Agama,” ujar Kepala Sub Direktorat Pendidikan Diniyah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, H Ahmad Zayadi, Senin (30/5) di Jombang.

Zayadi menjelaskan bahwa Ma’had Aly yang merupakan perguruan tinggi yang berada di jalur Pendidikan Diniyah Formal ini sudah terbukti selama beberapa tahun telah menghasilkan para kader ulama yang menguasai berbagai litertaur kitab kuning.

Namun, lanjutnya, baru kali ini lembaga pesantren tingkat tinggi ini mendapat pengakuan resmi oleh pemerintah. “Sehingga lulusan Ma’had Aly setara dengan Perguruan Tinggi Islam dan Umum,” jelas Zayadi.

Dia menegaskan bahwa Ma’had Aly tidak akan bertransformasi menjadi STAIN, IAIN, maupun UIN. Ia akan terus berkembang dan tumbuh menjadi perguruan tinggi khas pesantren dengan masing-masing spesifikasi keilmuannya masing-masing.

“Karena kami, pemerintah telah memutuskan bahwa satu Ma’had Aly hanya boleh mengembangkan satu program studi, misal Ushul Fiqih, Hadits, dan lain-lain. Semuanya sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 71 Tahun 2015,” terangnya.

Dari spesifikasi tersebut, Zayadi optimis bahwa Ma’had Aly bukan hanya menjadi lembaga tinggi pesantren yang mengkaji keilmuan khusus, tetapi ia juga akan menjadi pusat kajian keilmuan Islam di Indonesia. “Misal, jika ingin belajar dan memperdalam Ushul Fiqih, silakan ke Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Jawa Timur, dan seterusnya,” ungkap Zayadi.

Tahun ini, Kementerian Agama telah meresmikan 13 Ma’had Aly sekaligus memberikan SK serta izin operasional beserta nomor statistiknya. Peresmian atau peluncuran ke-13 Ma’had Aly ini dilakukan langsung Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (30/5). (Fathoni Ahmad)

13 Ma'had Aly Terima SK Perizinan Resmi dari Menteri Agama

[caption id="attachment_1799" align="aligncenter" width="640"]Ke-13 Pemimpin Ma'had Aly sesaat sebelum menerima SK. Ke-13 Pemimpin Ma'had Aly sesaat sebelum menerima SK.[/caption]

JOMBANG, PENDIDIKANISLAM.ID - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan 13 Ma’had Aly (Perguruan Tinggi Keagamaan berbasis pesantren). Peresmian yang dilakukan bersamaan dengan Wisuda ke-3 Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asyari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (30/5) ini ditandai dengan pemberian izin pendirian sekaligus nomor statistiknya.

"Hari ini, kita secara resmi menerbitkan SK untuk 13 Ma'had Aly yang secara resmi diakui oleh negara," tegas Menag saat memberikan orasi ilmiah Wisuda Mahasantri ke 3 Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng.

"Ini tentu sejarah tersendiri, setelah sekian lama keinginan ini berlangsung. Sebenarnya saya hanya di ujungnya saja. Yang jauh lebih berjasa tentu Menteri Agama terdahulu yang telah memperjuangkan ini sejak lama," tambahnya. Ibarat main bola, Menag mengilustrasikan dirinya hanya mengegolkan bola di depan gawang lawan setelah banyak yang menggiringnya sejak dari belakang (keeper).

Pemberian pengakuan terhadap Mahad Alu ini diawali dengan ditandatanganinya Peraturan Menteri Agama Nomor 71/2015 tentang Mahad Aly oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Menurut Menag, Mahad Aly adalah perguruan tinggi keagamaan Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) berbasis kitab kuning yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Kitab kuning yang dimaksud adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren. Adapun tujuan Mahad Aly adalah menciptakan lulusan yang ahli dalam bidang ilmu agama Islam (mutafaqqih fiddin), dan mengembangkan ilmu agama Islam berbasis kitab kuning.

“Mahad Aly adalah wujud pelembagaan sistemik tradisi intelektual pesantren tingkat tinggi yang keberadaannya melekat pada pendidikan pesantren. Secara kelembagaan, posisi Mahad Aly adalah jenjang Pendidikan Tinggi Keagamaan pada jalur Pendidikan Diniyah Formal,” tegas Menag.

Untuk membangun keunggulan dengan integritas akademik yang tinggi, Menag memastikan setiap Mahad Aly hanya diberikan izin penyelenggaraan untuk satu Program Studi. Lebih dari itu, program studi dimaksud juga akan dikembangkan menjadi pusat kajian keilmuan ke-Islaman dan ke-pesantrenan secara sekaligus.

“Kementerian Agama memiliki komitmen kuat membangun pusat-pusat unggulan ini. Dengan posisi ini, maka Mahad Aly akan tetap ditempatkan sebagai lembaga khusus (khushushul-khushush) yang ada pada pesantren, sebagai lembaga kaderisasi ulama yang mumpuni dan berintegritas,” tegasnya.

Adapun ke-13 Ma’had Aly yang telah mengantongi izin pendirian dan nomor statistik tersebut, yaitu:

1) Ma’had Aly Saidusshiddiqiyyah, Pondok Pesantren As-Shiddiqiyah Kebon Jeruk (DKI Jakarta)dengan program takhasus (spesialisasi) “Sejarah dan Peradaban Islam” (Tarikh Islami wa Tsaqafatuhu);

2) Ma’had Aly Syekh Ibrahim Al Jambi, Pondok Pesantren Al As'ad Kota Jambi (Jambi), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu);

3) Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek, Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Agam (Sumatera Barat), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu);

4) Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya, Pondok PesantrenMa'hadul 'Ulum Ad Diniyyah Al Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya, Bireun (Aceh), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu);

5) Ma’had Aly As'adiyah, Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang (Sulsel), dengan program takhasus “Tafsir dan Ilmu Tafsir” (Tafsir wa Ulumuhu);

6) Ma’had Aly Rasyidiyah Khalidiyah, Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai (Kalsel), dengan program takhasus “Aqidah dan Filsafat Islam” (Aqidah wa Falsafatuhu);

7) Ma’had Aly salafiyah Syafi’iyah, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo (Jatim), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu);

8) Ma’had Aly Hasyim Al-Asy'ary, Pondok PesantrenTebuireng Jombang (Jatim), dengan program takhasus “Hadits dan Ilmu Hadits” (Hadits wa Ulumuhu);

9) Ma’had Aly At-Tarmasi, Pondok Pesantren Tremas (Jatim), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu);

10) Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda fi Ushul al-Fiqh, Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Jateng), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu);

11) Ma’had Aly PP Iqna ath-Thalibin, Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang (Jateng),dengan program takhasus “Tasawwuf dan Tarekat” (Tashawwuf wa Thariqatuhu);

12) Ma’had Aly Al Hikamussalafiyah, Pondok Pesantren Madrasah Hikamussalafiyah (MHS)Cirebon (Jabar), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); dan

13) Ma’had Aly Miftahul Huda, Pondok PesantrenManonjaya Ciamis (Jabar), dengan program takhasus “Aqidah dan FIlsafat Islam” (Aqidah wa Falsafatuhu).

(Red: Fathoni Ahmad)

Menteri Agama: Legalitas Ma’had Aly Resmi Diakui Negara

[caption id="attachment_1796" align="aligncenter" width="640"]Menag Lukman Hakim Saifuddin saat meresmikan 13 Ma'had Aly di Pesantren Tebuireng Jombang. Menag Lukman Hakim Saifuddin saat meresmikan 13 Ma'had Aly di Pesantren Tebuireng Jombang.[/caption]

JOMBANG, PENDIDIKANISLAM.ID - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai unsur pemerintah telah meresmikan legalitas Ma’had Aly sebagai perguruan tinggi khas pesantren, Senin (30/5) bertempat di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Legalitas ini tertuang dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 71 Tahun 2015 tentang Ma’had Aly. Legalitas ini juga menjadikan Ma’had Aly setara dengan Perguruan Tinggi Islam dan Umum.

“Hari ini kita meresmikan pendirian Ma’had Aly secara formal. Ingin kami tegaskan bahwa Ma’had Aly adalah perguruan tinggi keagamaan Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) berbasis kitab kuning yang diselenggarakan oleh pondok pesantren,” ujar Menag.

Lukman menegaskan bahwa PMA tersebut tidak saja memastikan legalitas Ma’had Aly dalam sistem pendidikan nasional, melainkan juga memperjelas kesungguhan komitmen Pemerintah untuk mewujudkan Ma’had Aly setara dan semartabat dengan lembaga pendidikan tinggi agama dan lembaga pendidikan tinggi umum. “Baik dalam pengakuan, status, lulusan, maupun perhatian Pemerintah terhadap keberlangsungan dan pengembangannya,” jelasnya.

Sementera itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin mengatakan, cita-cita mulia untuk mewujudkan Ma’had Aly sebagai instrumen kelembagaan permanen untuk menjawab problem mendasar yang dihadapi umat Islam Indonesia, semakin mendapatkan momentumnya.

“Sejumlah persoalan terkait dengan semakin langkanya kiai dan ulama yang berintegritas, berkarakter, dan berwawasan keindonesiaan, akan terjawab melalui layanan pendidikan keagamaan Islam tingkat tinggi di Ma’had Aly,” ujar Kamaruddin.

Dengan demikian, imbuhnya, posisi Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam menjadi sangat signifikan dan strategis bagi masa depan bangsa Indonesia.

Kamaruddin juga menjelaskan bahwa Ma’had Aly harus bermimpi menjadi World Class University dengan spesifikasi keilmuan agama. “Artinya, kitab atau muqarrar yang dibaca di berbagai universitas ternama di dunia juga dikaji di Ma’had Aly sehingga lembaga ini tidak hanya mempunyai distingsi, tetapi juga mempunyai keunggulan untuk mencetak para kader ulama berkualitas,” tandas Kamaruddin. (Fathoni Ahmad)

Program 5ribu Doktor ; Atasi Mutu & Kapasitas Dosen

[caption id="attachment_1785" align="aligncenter" width="700"]Suasana Ujian S3 di UIN Alauddin Makassar Suasana Ujian S3 di UIN Alauddin Makassar[/caption]

Makassar, PendidikanIslam.ID _ Wakil Direktur III Pascasarjana UIN Alauddin Makasar Mulyati mengatakan program 5000 Doktor adalah program yang sangat brillian di tengah kebutuhan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk memenuhi mutu dan kapasitas dosennya.


“Untuk bisa melanjutkan Studi S3 tidak sembarang orang bisa, apalagi dengan biaya mandiri, karena relatif membutuhkan dana yang besar. Langkah Kementerian Agama memberikan beasiswa ini patut diapresiasi dan harus terus menerus dilanjutkan,” kata Mulyati sebagaimana dilansir dari kemenag.go.id


Mulyati yang juga Ketua Panitia Seleksi Akademik Beasiswa S3 UIN Alaudin Makasar, merasa gembira Kementerian Agama RI memberikan kepercayaan kepada kampusnya untuk ikut ambil bagian mencetak para doktor bersama 16 PTKI lainnya di Indonesia.


“Saya bangga dan bergembira mendapat kepercayaan ini. Insya Alloh akan kami jalankan dengan baik,” katanya.


Mulyati berharap, tahun depan UIN Alauddin Makasar tidak saja menjadi tempat untuk studi S3 Hadits, namun disiplin ilmu-ilmu ke-Islaman lain, yang dibutuhkan oleh masyarakat, di antaranya Pendidikan Agama Islam.


Hari ini di UIN Alauddin Makasar, Empat Puluh Sembilan (49) peserta mengikuti seleksi Pascasarjana (S3). Sebagian besar dari mereka adalah para dosen, meski ada beberapa diantaranya juga bertugas sebagai tenaga kependidikan di kampus PTKIN.


Dari data yang ada, 25 peserta memilih Prodi Hadits yang menjadi fokus kajian UIN Makasar. Seleksi ini akan berlangsung selama dua hari. Untuk hari ini materi yang diujikan adalah Tes Potensi Akademik (TPA), Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris. Besok, para peserta akan mengikuti test wawancara tentang proposal disertasi.


Sebagaimana informasi sebelumnya, selain di UIN Makassar, seleksi akademik untuk PTKI ini dilaksanakan serentak mulai 30 - 31 Mei 2016 di 16 PTKI lainnya, yaitu: (1). UIN Ar Raniry Banda Aceh, (2). UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (3). UIN Raden Fatah Palembang, (4). UIN Sultan Syarif Kasim Riau, (5). UIN Sumatera Utara Medan, (6). UIN Sunan Ampel Surabaya, (7). UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (8). UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta, (9). UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, (10). UIN Walisongo Semarang, (11). IAIN Antasari Banjarmasin, (12). IAIN Imam Bonjol Padang, (13). IAIN Jember, (14). IAIN Raden Intan Lampung, (15). IAIN Sutah Thaha Saifuddin Jambi, dan (16). Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta. Sedangkan seleksi dengan pilihan PTU dilaksanakan sesuai dengan jadwal seleksi di masing-masing PTU. (@viva_tnu)

Ma’had Aly Punya Potensi Besar Cetak Kader Ulama Mumpuni

mahad aly (2)

JOMBANG, PENDIDIKANISLAM.ID - Pesantren meningkat tetapi tidak diikuti oleh peningkatan kualitas kader ulama dari para lulusannya. Tantangan ke depan, yaitu bagaimana memanfaatkan potensi yang ada ini melalui Ma’had Aly. Karena Ma’had Aly merupakan perguruan tinggi khas pesantren yang konsisten dengan spesifikasi keilmuan agama.

Demikian disampaikan KH Sholahuddin Wahid dalam Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Ma’had Aly, Senin (30/5) di Jombang, Jawa Timur yang diikuti oleh seluruh Kanwil Kemenag dan Pesantren yang menyelenggarkan Ma’had Aly.

Karena hadirnya ulama dengan mutu yang baik dengan jumlah cukup banyak mutlak diperlukan. Apalagi pendidikan kader ulama memang tertinggal di berbagai daerah sehingga kami setiap tahun mengirim 6 alumnus Ma’had Aly di Ambon, sebab kebanyakan IAIN Ambon belum bisa membaca Al-Qur’an.

“Saat ini kebutuhan mendesak yakni perlu menghasilkan ulama dengan kualitas baik untuk kita sebarkan di berbagai daerah. Harus diseimbangkan ke berbagai daerah agar merata. Seperti di Atambua setelah didampingi Imam Syafei bertumbuh dengan pesat, saya diajak di sana untuk menemani Uskup. Ini menggambarkan bahwa hubungan ulama dan pendeta di sana sangat baik. Harmonisasi ini hanya bisa dilakukan oleh para ulama yang dikader dengan baik di Ma’had Aly,” ujar Gus Sholah.

KH Hasyim Asy’ari, terang Gus Sholah, pernah berkata bahwa mengajarkan agama jangan berharap untuk mendapatkan jabatan, materi, dna lain-lain. Pengalaman di Ma’had Aly Tebuireng, nanti kami mendapat ijazah apa, tapi kami punya Unhasy sehingga mereka masuk ke sana. Dulu ijazah formal tidak terlalu dipertanyakan, sekarang zaman berubah, di mana ijazah tersebut sangat diperlukan untuk berkiprah di tengah masyarakat.

Di Tebuireng, imbuhnya, sudah biasa berbaur di masyarakat ketika bulan Ramadhan, di sinilah pengabdian mereka untuk meningkatkan komunikasi. Mahasantri Ma’had Aly tak hanya harus memahami kitab tetapi juga diperlukan kepandaian membaca perkembangan zaman. Ilmuwan muslim berawal dari ilmu agama lalu mempeajari ilmu lain.

“Salah satu yang menjadi masalah kita adalah pendanaan. Saya setuju Mahad Aly harus di pesantren. Bagaimana agar bisa mendorong anak-anak ke sana. Tebuireng mengirimkan alumni ke berbagai daerah di Indonesia. Mereka membutuhkan ustadz yang baik, karena saya kahawatir paham keras yang muncul,” jelas Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang ini.

Dalam salah satu kitabnya, tandasnya, Mbah Hasyim berkata bahwa santri yang baik adalah ketika kita pulang ke kampung lalu memberi manfaat dan berlaku baik di tengah masyarakat. Bagaimana Ma’had Aly tidak hanya pandai berkhotbah tetapi juga memberdayakan masyarakat sehingga perlu diajari keterampilan, metode penelitian, dan community developmant sehingga benar-benar memahami perkembangan zaman.

Hadir dalam kegiatan koordinasi ini, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren H Mohsen dan Kasubdit Pendidikan Diniyah Kementerian Agama H Ahmad Zayadi. (Fathoni Ahmad)

Pondok Pesantren Harus Ikuti Perkembangan Jaman

[caption id="attachment_1778" align="aligncenter" width="750"]Jama'ah di Masjid Istiqlal Jama'ah di Masjid Istiqlal[/caption]


Jakarta, PendidikanIslam.ID - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pendidikan dalam pondok pesantren harus mengajarkan cara berpikir yang modern, moderat, dan terbuka.


"Semua generasi muda, baik alumni maupun yang sedang belajar harus perhatikan arti modern bukan hanya pakai jas, tapi modern dalam berpikir," kata Wapres Jusuf Kalla dalam sambutannya pada acara "Sujud Syukur Menyambut 90 Tahun Pondok Modern Gontor" di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (28/5).


Sebagaimana disebutkan dalam laman republika.id, Wapres mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia saat ini masih mayoritas secara jumlah, tetapi masih minoritas dalam menjalankan fungsinya dalam masyarakat.


"Kekosongan ini hanya bisa diisi dengan semangat dan pendidikan, serta hal yang paling sederhana, yakni doa agar kita mampu memajukan peran kebaikan kita untuk dunia," kata pria asal Makassar ini.


JK menambahkan arti modern selalu berubah karena masyarakat dan dunia juga berubah, karena itu Pondok Modern Gontor juga harus bisa mengikuti perkembangan tersebut.


"Pada awal perjalanan Gontor, yang kita butuhkan adalah pemikiran-pemikiran di alam kemerdekaan, dan kini yang kita perlukan adalah pembangunan, pemikiran untuk menghasilan sesuatu yang baik," kata dia.


Oleh karena itu, JK mengharapkan Pondok Pesantren Gontor yang telah 90 tahun mengikuti perjalanan bangsa dari sebelum masa kemerdekaan hingga k


ini, untuk dapat memberikan semangat baru bagi pendidikan yang modern, moderat, dan terbuka.


"Bagi saya, Gontor selalu menjadi harapan. Di masa 70'an, dalam pandangan bapak saya yang masih hidup saat itu, sekolah terbaik adalah Gontor," kata putra Haji Kalla ini. (@viva_tnu)

Sunday, May 29, 2016

1.395 Peserta Ikuti Seleksi Akademik Beasiswa S3 Dalam Negeri Hari Ini

sarjana

 

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam kembali mengadakan seleksi akademik Beasiswa Studi S3 Dalam Negeri di 17 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dan 13 Perguruan Tinggi Umum (PTU). Seleksi akademik ini akan dilaksanakan serentak pada 30-31 Mei 2016 di 17 PTKI yang terdiri dari 1.395 peserta. Sedangkan seleksi dengan pilihan PTU dilaksanakan sesuai dengan jadwal seleksi di masing-masing PTU.

Seleksi Beasiswa Studi S3 ini merupakan bagian dari Program 5.000 Doktor yang telah memasuki tahun kedua sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 19 Desember 2014 lalu. Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, program ini merupakan langkah strategis dalam peningkatan mutu dan kapasitas dosen yang saat ini menjadi keniscayaan karena PTKI mempunyai posisi dan peran penting di Indonesia.

“PTKI berperan strategis sebagai ujung tombak dalam memahami persoalan-persoalan dunia Islam sekaligus menyuarakan Islam Indonesia yang memiliki keunikan dan kekhasan yang tidak dimiliki dunia islam lainnya,” ujar Kamaruddin seperti dilansir kemenag.go.id.

“Melalui kajian keislaman yang mederat, inklusif dan modern, PTKI bisa menjadi perekat yang efektif dari berbagai pandangan keagamaan yang beragam dan menjadi melting pot dari berbagai paham keagamaan yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Hal ini, lanjut Kamaruddin, sejalan dengan komitmen Kementerian Agama untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat pendidikan Islam dunia. “Pendidikan tinggi Islam menjadi penghubung paling potensial menuju ke arah itu,” tegasnya.

Program 5000 Doktor dilaksanakan untuk kurun waktu 2015-2020 di perguruan tinggi Dalam dan Luar Negeri. Tiap tahun sebanyak 1.000 Beasiswa (MoRA Scholarship) diberikan kepada dosen perguruan tinggi agama Islam negeri dan swasta (UIN, IAIN, STAIN, dan PTKIS) maupun tenaga kependidikan dari PTKI maupun unit Eselon I Kementerian Agama RI.

Menurut Kamaruddin, program 5000 Doktor didasarkan pada kenyataan bahwa titik krusial peningkatan mutu PTKI terletak pada kualitas dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan yang menjadi penopang utamanya. Data EMIS Kementerian Agama RI menunjukan jumlah dosen PTKI sebanyak 13.752 dengan sebaran 9.035 di PTKIN dan 4.717 PTKIS. Dari jumlah tersebut dosen yang berpendidikan Doktor (S3) baru berjumlah 1.803 orang sedangkan Magister (S2) mencapai 9.012 orang.

Kasubdit Ketenagaan Diktis Imam Syafei menerangkan bahwa jumlah peserta yang mendaftar untuk Beasiswa S3 tahun ini adalah 2.131 orang. Dari jumlah itu, dinyatakan lulus administrasi dan berhak mengikuti seleksi akademik sebanyak 1.395 orang dengan rincian 898 dengan pilihan PTKI dan 497 dengan pilihan PTU.

Dari peserta seleksi sebanyak itu kata Imam Safei, akan diambil 700 orang untuk mendapatkan beasiswa S3 dan akan studi pada 13 Perguruan Tinggi Umum dan 17 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

Adapun 17 PTKI tempat seleksi dan sasaran studi adalah: (1). UIN Alaudin Makasar, (2). UIN Ar Raniry Banda Aceh, (3). UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (4). UIN Raden Fatah Palembang, (5). UIN Sultan Syarif Kasim Riau, (6). UIN Sumatera Utara Medan, (7). UIN Sunan Ampel Surabaya, (8). UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (9). UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta, (10). UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, (11). UIN Walisongo Semarang, (12). IAIN Antasari Banjarmasin, (13). IAIN Imam Bonjol Padang, (14). IAIN Jember, (15). IAIN Raden Intan Lampung, (16). IAIN Sutah Thaha Saifuddin Jambi, (17). Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qran Jakarta. (Red: Fathoni Ahmad)

Saturday, May 28, 2016

Segera Diresmikan, Ma'had Aly Setara Perguruan Tinggi Islam dan Umum

Kementerian-Agama

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Setelah melalui proses panjang, perguruan tinggi keagamaan Islam berbasis pesantren yang disebut Ma’had Aly akhirnya memperoleh pengakuan dari Pemerintah. Pengakuan ini bermula dari ditandatanganinya Peraturan Menteri Agama Nomor 71/2015 tentang penyelenggaraan Ma’had Aly oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Terkait hal ini, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan bahwa Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan segera meresmikan 13 Mahad Aly dengan memberikan izin pendirian sekaligus Nomor Statistiknya.

“Peresmian akan dilakukan bersamaan dengan Wisuda ke III Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asyari Ponpes Tebuireng Jombang pada Senin, 30 Mei mendatang,” tegasnya, Sabtu (28/5) melalui siaran pers Kementerian Agama.

Dijelaskan Kamaruddin Amin, Ma’had Aly adalah satuan pendidikan yang didirikan dan dikembangkan dari dan oleh masyarakat pesantren dan berada di pesantren. Meski begitu, keberadaan Ma’had Aly bukan hanya untuk kepentingan masyarakat pesantren saja, tapi juga kebutuhan bangsa Indonesia.

Menurut Kamaruddin, kehadiran PMA 71/2015 tidak saja memastikan legalitas Ma’had Aly dalam sistem pendidikan nasional. Lebih dari itu, PMA ini memperjelas komitmen Pemerintah untuk mewujudkan Ma’had Aly setara dengan lembaga pendidikan tinggi agama dan lembaga pendidikan tinggi umum. Kesetaraan dimaksud, baik dalam pengakuan, status, lulusan, maupun perhatian Pemerintah terhadap keberlangsungan dan pengembangannya.

"Kehadiran PMA ini juga akan mempermudah langkah mewujudkan Ma’had Aly sebagai instrumen kelembagaan permanen untuk menjawab problem mendasar umat Islam Indonesia seiring semakin langkanya kyai-ulama yang berintegritas, berkarakter, dan berwawasan kebangsaan," paparnya.

Peresmian ke-13 Mahad Aly ini adalah langkah awal proses revitalisasi Ma'had Aly oleh Kementerian Agama. Ke depan, lanjut Kamaruddin, Kemenag akan berupaya agar layanan pendidikan yang diharapkan mencetak sarjana (S1) dengan kualifikasi kader kyai-ulama ini dapat dibuka di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Tidak hanya menguasai kitab kuning tradisi intelektual pesantren, mereka diharapkan mampu mengkontekstualisasikannya dalam kehidupan kontemporer, dan mampu mendialogkannya dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu budaya, dan atau ilmu-ilmu kealaman untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang adil, maslahat, dan bermartabat.

Selain menjadi pengasuh pesantren, Sarjana Ma’had Aly dapat menjadi dosen perguruan tinggi, guru profesional, penghulu KUA, hakim agama, pegawai pemerintah di bidang keagamaan, serta anggota Dewan Pengawas Syari’ah dan profesi lainnya.

“Di bidang keilmuan, lulusan Ma’had Aly juga dapat berprofesi sebagai penulis, peneliti, muballigh, dan akademisi. Dari situ, diharapkan lulusan Ma'had Aly bisa mengisi kebutuhan masyarakat terhadap ulama yang mumpuni dan berintegritas,” tandas Kamaruddin. (Red: Fathoni Ahmad)

Ada Tarian Bambu Gila di Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional, Lihat Videonya

MALUKU, PENDIDIKAN ISLAM – Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) II 2016 Maluku kali ini, ada sesuatu yang berbeda dengan pelaksanaan PPMN tahun lalu. Pertunjukan kesenian Tari Bambu Gila asal Kota Maluku yang unik ditampilkan oleh peserta PPMN II asal Konda Maluku.

Malam (26/5) kemarin, Tari Bambu Gila pun dipertunjukan, antusias para peserta dari berbagai daerah lain yang ingin menyaksikan tarian ini, terlihat pada video yang diunggah oleh Irfan Ohorella pada situs youtube.com.

Maluku seringkali identik dengan suara indah dan nyanyian serta tarian. Penyanyi, musisi dan penari banyak yang berasal dari Maluku. Maluku memang erat sekali dengan tradisi bermain musik serta tari-menari.

Salah satu tarian tradisional yang dapat kita kenal adalah sebuah tarian yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu Gila, suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah. Tarian ini adalah permainan tradisional yang biasanya dipertunjukkan para pemuda desa pada acara-acara tertentu.

Dahulu para penari akan bergerak dengan lincah mengikuti gerakan bambu gila yang telah dimanterai oleh pawang. Mereka akan membuat gerakan rangkaian dan saling mengaitkan tangan, dengan kelincahan gerakan kaki yang meliputi berjalan, melompat maupun berlari mengikuti suara musik yang dinamis. Gerakan yang begitu dinamis maka para penari dituntut memiliki fisik yang cukup kuat.

Terdengar begitu magis dan penuh makna supranatural, namun kini tari itu hampir punah dan hanya tinggal gerakan-gerakannya yang diubah menjadi tari lincah dengan gerakan kaki serta bulu (bambu) yang didekap kedua tangan.

Gerak itu menandakan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Gerakan yang kompak dan seirama ini sebenarnya merupakan lambang dari semangat gotong royong, yaitu membangkitkan jiwa persatuan dan kesatuan dalam melaksanakan berbagai segi hidup.

Tarian ini adalah gambaran dari jiwa kegotong-royongan atau “Masohi” yang menjadi budaya masyarakat Maluku sejak dulu kala. Jadi tidak ada lagi kesan nuansa supranatural dan magis, juga tidak menakutkan seperti yang diceritakan kebanyakan orang.

Peserta PPMN II asal Konda Maluku ini ingin menyampaikan pesan kesatuan dan persatuan serta gotong royong yang telah menjadi kebudayaan bangsa Indonesia, begitu juga keindahan budaya serta kesenian yang beraneka ragam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus tetap terjaga.(AS/Khayun)

 

Sumber: Arrahmah.co.id

Perkemahan Pramuka Madrasah Hasilkan Deklarasi Cinta Bahari

[caption id="attachment_1764" align="aligncenter" width="640"]Pramuka Madrasah di Pantai Liang Maluku. Pramuka Madrasah di Pantai Liang Maluku.[/caption]

MALUKU, PENDIDIKANISLAM.ID - Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) II yang dilaksanakan di Pantai Liang Maluku sejak 24 Mei lalu ditutup oleh Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Jumat (28/5) malam. Sebagai Perkemahan Pramuka tingkat Nasional pertama yang diadakan di pantai, PPMN telah mengasilkan Deklarasi Pramuka Madrasah Cinta Bahari yang dibacakan para pramuka madrasah pada malam penutupan.

Menurut Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, deklarasi ini dipekikkan para siswa sebagai wujud perhatian Pramuka Madrasah terhadap kelestarian potensi bahari. Hal ini juga sejalan dengan salah satu darma dari dasa darma pramuka, yaitu: “cinta alam dan kasih sayang sesama manusia”.

“Mencintai alam berarti ikut menjaga kelestariannya termasuk kelestarian laut. Terlebih Indonesia merupakan negara yang 2/3 wilayahnya adalah lautan. Dengan mencintai bahari, berarti mencintai Indonesia,” terang Nur Kholis seperti dilansir kemenag.go.id.

Deklarasi ini diucapkan oleh lebih dari 800 peserta pramuka madrasah dengan dipimpin oleh siswa madrasah dari kontingen Provinsi Lampung. Berikut petikan teks deklarasi pramuka madrasah cinta bahari:

“Bismillahirrahmanirrahim, kami Pramuka Madrasah Indonesia dengan penuh kesadaran bertekad untuk mencintai bahari beserta segenap potensinya sebagai bagian dari keniscayaan sejarah bangsa dan kejayaan Nusantara.”

Deklarasi ini ditandatangani oleh perwakilan dari kontingen Provinsi Bengkulu, Maluku, dan Papua tertanggal 27 Mei 2016. Sebagai saksi pembacaan komitmen pramuka madrasah dalam cinta bahari ini, Rizal Ramli, M. Nur Kholis Setiawan, Gubernur Maluku Said Assegaf, Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku Faisal yang semuanya juga ikut menandatangani deklarasi tersebut.

Menutup PPMN II, Rizal berpesan bahwa pramuka harus cinta lingkungan. Menurutnya, Indonesia ke depan harus menjadi bangsa maritim yang kuat, apalagi bangsa ini memiliki sejarah hebat di laut karena kekuatan maritimnya disegani dunia. “Bangsa yang dapat menguasai laut, maka akan menguasai dunia,” tandasnya.

“Saya bangga ketika mendengar adik-adik pramuka madrasah melakukan pelepasan Tukik (anak penyu) yang menjadi catatan Rekor Muri, karena ini bagian dari menjaga kelestarian lingkuangan,” ujar Rizal disambut tepuk tangan hadirin. (Red: Fathoni Ahmad)

Friday, May 27, 2016

Ini Rahasia MAN 3 Malang Peroleh 8 Medali OSN

OSN - MAN 3 MalangJakarta, PendidikanIslam.id - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Malang tercatat memperoleh 8 medali pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tahun 2016 di Palembang yang berakhir pada pertengahan Mei lalu. Medali yang diperoleh terdiri dari 4 medali perak dan 4 medali perunggu.


Dengan 8 medali, MAN 3 Malang tercatat berada pada urutan keempat lembaga pendidikan yang memperoleh medali terbanyak, setelah SMA Kesatuan Bangsa Banten (20), SMA Semesta BBS Semarang Jateng (10), dan SMAN 8 Jakarta (9). Jumlah perolehan medali MAN 3 Malang bahkan terbanyak di Provinsi Jawa Timur.


Keberhasilan MAN 3 Malang itu bukan tanpa sebab. Kepala MAN 3 Malang Binti Maqsudah mengungkapkan, para siswanya telah melakukan persiapan mengikuti OSN sejak dua bulan yang lalu.


Menurutnya, hampir 2 bulan dari mulai seleksi kota hingga nasional. “18 siswa lolos seleksi Kota Malang, 12 lolos selesksi Provinsi, dan akhirnya 8 siswa yang memperoleh medali di OSN Palembang,” terang Binti Maqsudah Jumat (27/6) seperti dikutip situs kemenag.go.id.


Para siswa rela meninggalkan kelas dengan konsekuensi ketinggalan beberapa mata pelajaran. “Mereka telah meninggalkan kelas untuk belajar materi olimpiade yang silabusnya cukup berat di luar mapel biasanya,” tambahnya.


Menurut Binti, para guru MAN 3 juga mendukung sepenuhnya para siswanya untuk menjadi juara. Bagi MAN 3 Malang, prestasi siswa madrasah harus terus disupport dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh, karena mereka adalah generasi masa depan bangsa.


“Semoga prestasi ini istiqomah  dan bisa memberi virus positif utk selalu berprestasi sesuai di bidang apapun sehingga kelak akan terlahir dari madrasah leader- leader bangsa yang berakhlaqul karimah,” harapnya.


Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan mengepresiasi prestasi siswa-siswa madrasah dalam ajang OSN 2016. Menurutnya, prestasi itu menjadi indikator kuat bahwa madrasah telah menempatkan dirinya menjadi lebih baik sesuai dengan jargon yang didengungkan selama ini “madrasah lebih baik, lebih baik madrasah”.


“Para pemenang OSN dari madrasah telah secara riil berdakwah untuk madrasah. Semoga prestasi tersebut menjadi wasilah bagi lahirnya prestasi prestasi madrasah dalam pelbagai bidang di masa masa yang akan datang,” tandasnya. (Red: Anam)

Kemenag Akan Resmikan 13 Ma’had Aly di Pesantren Seluruh Indonesia

[caption id="attachment_1757" align="aligncenter" width="640"]Santri Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang. Mahasantri dari Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang.[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID – Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren akan meresmikan setidaknya 13 Ma’had Aly di pesantren seluruh Indonesia. Agenda tersebut akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Senin (30/5) mendatang.

“Saat ini, di tahap awal Kementerian Agama akan melauncing sekaligus memberikan izin pendirian kepada 13 pesantren di Indonesia yang menyelenggarakan Ma’had Aly. Satu Ma’had Aly hanya diberikan izin penyelenggaraan untuk satu Program Studi,” terang Direktur PD Pontren, H Mohsen.

Mohsen menambahkan, posisi program studi pada Ma’had Aly tidak semata-mata program studi, tetapi ia akan dikembangkan menjadi pusat kajian keilmuan keislaman dan ke-pesantrenan secara terpadu. Dengan posisi ini, maka Ma’had Aly akan tetap ditempatkan sebagai lembaga khusus (khushushul-khushush) yang ada di pesantren untuk melahirkan kader ulama yang mumpuni.

Kekhasan dan legalitas Ma’had Aly

Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Diniyah, H Ahmad Zayadi yang menaungi Ma’had Aly mengatakan bahwa lembaga ini merupakan lembaga kajian keislaman tingkat tinggi. Karena sifat tingkat tingginya tersebut, syarat dan ketentuan berlaku. Artinya tidak semua pesantren bisa menyelenggarakan program ini. Lewat pola Ma’had Aly ini diharapkan bisa dikembangkan keahlian-keahlian yang bersifat takhassus atau spesifik. Pola pengembangan ini sebelum dikeluarkannya UU Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

“Harapannya seperti itu, karena mengingat dulu ketika kita mendengar Pesantren Sarang Rembang, yang terkenal Nahwu dan ilmu alat-nya, Pesantren Situbondo kajian fiqih dan ushul fiqih sangat kuat, dan lain-lain,” ujar Zayadi.

Perkembangan terakhir, tambahnya, pengembangan Ma’had Aly diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 71 tahun 2015. Jadi terkait desain pengembangan Ma’had Aly ke depan semua ada di PMA tersebut.

Peraturan Menteri Agama (PMA) ini tidak saja memastikan legalitas Ma’had Aly dalam sistem pendidikan nasional, melainkan juga memperjelas komitmen Pemerintah untuk mewujudkan Ma’had Aly setara dan semartabat dengan lembaga pendidikan tinggi agama dan lembaga pendidikan tinggi umum, baik dalam pengakuan, status, lulusan, maupun perhatian Pemerintah terhadap keberlangsungan dan pengembangannya.

“Setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan dan amanat UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, maka posisi Ma’had Aly setara dengan UIN dan Perguruan Tinggi Islam lainnya,” tegas Zayadi. (Fathoni Ahmad)

Kemenag dan BI Lakukan Langkah Strategis Kembangkan Ekonomi Pesantren

[caption id="attachment_1754" align="aligncenter" width="640"]Salah satu Pondok Pesantren di Jawa Timur. Salah satu Pondok Pesantren di Jawa Timur.[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Kementerian Agama dan Bank Indonesia mengambil langkah srategis untuk memperkuat kesepahaman dalam pengembangan ekonomi pesantren dan penggunaan layanan keuangan digital (LKD). Penguatan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) tentang Koordinasi Pelaksanaan Elektronifikasi Pembayaran Bantuan Sosial antara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo di Jakarta, Kamis (26/5).

Seperti dilansir kemenag.go.id, selain Menag, penandatangan NK dengan Gubernur BI juga dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar, serta Raden Harry Hikmat Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial yang mewakili Menteri Sosial.

Menag menyambut gembira Penandatangan NK ini, terlebih sebelumnya telah terjalin nota kesepahaman antara Kemenag dengan Bank Indonesia tentang Pengembangan Kemandirian Ekonomi Lembaga Pondok Pesantren dan Peningkatan Layanan Non Tunai untuk Transaksi Keuangan di Lingkungan Kementerian Agama yang ditandangani pada 5 November 2014 di Gedung Perwakilan Bank Indonesia wilayah IV Surabaya.

Menurut Menag, NK yang kemudian dikenal dengan nama “Deklarasi Surabaya” itu memiliki dua substansi. Pertama, mendorong pondok pesantren sebagai penggerak sekaligus berperan sebagai instrumen sektor riil penguatan ekonomi berbasis masyarakat. Kedua, peningkatan transaksi keuangan non-tunai baik yang menyangkut penyerapan anggaran berbasis APBN maupun transaksi keuangan di sejumlah mitra layanan di bawah binaan Kementerian Agama.

Deklarasi Surabaya akan berakhir pada penghujung 2016 ini. Karenanya, Menag menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Koordinasi Pelaksanaan Elektronifikasi Pembayaran Bantuan Sosial yang merupakan perluasan dari Deklarasi Surabaya dengan menggandeng kementerian-kementerian terkait di dalamnya.

Menag mengaku, setelah penandatanganan Deklarasi Surabaya, terdapat capaian-capaian yang cukup menggembirakan, di antaranya: peningkatan kapabilitas santri sebagai penggerak ekonomi berbasis masyarakat dan digitalisasi layanan keuangan. Selain itu, pondok pesantren kini secara bertahap juga telah melebarkan kiprahnya, tidak hanya melahirkan ahli agama Islam, tapi juga penggerak ekonomi berbasis masyarakat.

“Penggunaan Layanan Keuangan Digital (LKD) pada beberapa pondok pesantren telah memberikan ruang transaksi yang semakin mudah, dekat, dan tidak berbelit-belit,” papar Menag. Putera mantan Menag alm. KH Saifuddin Zuhri ini menyatakan bahwa penggunaan LKD merupakan solusi keuangan non tunai yang praktis terutama pada koperasi-koperasi yang ada di dalam pondok pesantren.

Ke depan, Menag berharap pondok pesantren sebagai pusat kajian keilmuan fiqih muamalah dan ekonomi syariah mendapatkan ruang aplikatif yang lebih luas sehingga dapat menyelesaikan problem-problem transaksi ekonomi yang berkembang dewasa ini. Pesantren juga dapat menjadi model pengembangan keuangan syariah di tingkat mikro.

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman ini, Menag optimis bahwa tata kelola Kementerian Agama berbasis APBN terutama pada akun bantuan sosial dapat meningkat akuntabilitasnya, karena penyalurannya menggunakan transaksi secara non tunai. (Red: Fathoni Ahmad)

Thursday, May 26, 2016

5 Santri Pesantren Al-Imdad, Tembus Seleksi PBSB 2016

[caption id="attachment_1748" align="aligncenter" width="960"]PP Alimdad dan Moto Santri Salih PP Alimdad dan Moto Santri Salih[/caption]

BANTUL, PENDIDIKAN ISLAM - Kementerian Agama RI, telah mengumumkan daftar nama peserta yang lolos seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) 2016. Ribuan santri mendaftar program beasiswa prestisius dari Kemenag ini. Termasuk santri dari Pesantren Al-Imdad, Pandak, Bantul, Yogyakarta.

KH. Habib Syakur, Pengasuh Pesantren Al-Imdad bersyukur dan bangga tahun ini 5 santrinya lolos seleksi PBSB 2016.

[caption id="attachment_1747" align="aligncenter" width="960"]Tradisi Juara. KH. Habib Syakur dan Santriwatinya Menerima Tropi Juara Qiroatil Kutub se-Kabupaten Bantul Tradisi Juara. KH. Habib Syakur dan Santriwatinya Menerima Tropi Juara Qiroatil Kutub se-Kabupaten Bantul[/caption]

"Alhamdulillah dan saya ucapkan selamat untuk 5 orang anak-anakku santri Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul lolos mendapatkan beasiswa PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi)" ucap KH. Habib Syakur, Kamis, (26/05/2016) dilansir Arrahmah.co.id.

Berikut kelima santri Pesantren Al-Imdad yang lolos mendapatkan beasiswa PBSB 2016:

1. Ananta Prayoga Hutama Syam di Prodi Hukum Bisnis Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

2. Evania Maula Alfarika di Prodi Tasawwuf Psikoterapi UIN Sunan Gunungjati Bandung

3. Fina Fatmah di Jurusan Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

4. Ahmad Sholihin Hafi di Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan

5. Ahmad Fahmi di Prodi Pendidikan Dokter Hewan Universitas Gajahmada Yogyakarta.

Selamat Ya. (Khayun)

[caption id="attachment_1749" align="aligncenter" width="960"]Salah satu kegiatan di Pesantren Alimdad Bantul - Budidadaya Jamur Salah satu kegiatan di Pesantren Alimdad Bantul - Budidadaya Jamur[/caption]

Maksiat, Penghalang Mencari Ilmu

 

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

Aku pernah mengadukan kepada guruku, Imam Waki’, tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).

Ini adalah syair yang digubah oleh Imam Syafi’i, perihal kisahnya saat mengadu kepada sang guru, Imam Waki’ akan hapalannya yang terganggu. selain di I’anah, syair ini juga bisa ditemukan dalam kitab Ta’limul Muta’alim, dan umumnya santri diminta menghapal syair ini.

Bagi yang pernah membaca biografi Imam Syafi’i tentu bukan hal biasa jika beliau susah menghapal. Sebab Imam Syafi’i sebenarnya orang yang hafalannya sungguh amat luar biasa, sebagaimana kami telah tulis sebelumnya di sini. Diriwayatkan dari Imam Asy Syafi’i, ia berkata, “Aku telah menghafalkan Al Qur’an ketika berumur 7 tahun. Aku pun telah menghafal kitab Al Muwatho’ ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15 tahun, aku pun sudah berfatwa.” (Thorh At Tatsrib, 1: 95-96).

Namun, ternyata ada suatu ketika Imam Syafi’i bermasalah dengan hapalan. Kusut otaknya. Ketika itu Imam Syafi’i mengadukan pada gurunya Waki’. Beliau berkata, “Wahai guruku, aku tidak dapat mengulangi hafalanku dengan cepat. Apa sebabnya?” Gurunya, Waki’ lantas berkata, “Engkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkan kembali!”

Imam Syafi’i pun merenung, ia merenungkan keadaan dirinya, “Apa yah dosa yang kira-kira telah kuperbuat?” Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap pahanya [ada pula yang mengatakan: yang terlihat adalah mata kakinya]. Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya.

Ternyata inilah yang mengganggu hapalannya. Padahal tidak sengaja ia melihat paha atau mata kaki seorang perempuan, yang tidak halal baginya. Tetapi dengan hanya itu, hapalannya lantas terganggu. Lantas, bagaimana kita, yang mungkin hamper tiap hari melihat aurat wanita, baik disengaja maupun tidak?

Karena itu, dari sepenggal kisah Imam Syafi’i ini, bagi pencari ilmu, jauhkan diri dari maksiat. Fokuslah dalam menuntut ilmu. Kejar dengan sepenuh tenaga, hati, dan pikiran, sehingga mendapatkan ilmu yang barokah dan manfaat.

 

 

Jaga dan Lestarikan Habitat Laut, Menag Lepas 3.047 Tukik Penyu Hijau Pada PPMN II di Pantai Liang

[caption id="attachment_1739" align="aligncenter" width="960"]Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional Kedua, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Melepas 3.047 Tukik atau Anak Penyu Hijau di Pantai Liang, Ambon.jpg Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional Kedua, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Melepas 3.047 Tukik atau Anak Penyu Hijau di Pantai Liang, Ambon.jpg[/caption]

MALUKU, PENDIDIKAN ISLAM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melepas 3.047 tukik atau anak penyu hijau di objek wisata pantai Liang, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah, menandai pembukaan Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) ke-II, Rabu (25/5), lansir Antara.

Gubernur Maluku Said Assagaff, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Kakanwil Agama Maluku Fesal Musaad, Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury, Sekretaris Kota Ambon Anthony Latuheru serta ribuan peserta PPMN, turut menyaksikan pelepasan ribuan anak penyu itu.

Pelepasan ribuan tukik tersebut sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelepasan anak penyu terbanyak yang dilakukan di tanah air.

Sebelumnya, diusulkan pelepasan 1.500 ekor tukik pada kegiatan tersebut, tetapi realisasi di lapangan dan dicatat dalam rekor MURI sebanyak 3.047 ekor dan tercatat dalam buku rekor MURI Nomor 7327.

Beberapa peserta PPMN menyatakan kegembiraan dan senang dapat melakukan kegiatan sosial yang bertujuan menjaga dan melestarikan perkembang-biakan penyu hijau yang tergolong satwa langka dari kepunahannya.

"Pelepasan anak penyu ini merupakan yang pertama kalinya saya lakukan. Saya senang sekali mengikuti PPMN sekaligus diberi kesempatan untuk melepas anak tukik ke habitatnya," kata Yayan, peserta PPMN asal Sulawesi Selatan.

Menurut dia, pelepasan tukik ke alam menjadi pelajaran berharga bagi dirinya bersama ribuan peserta PPMN lainnya untuk ikut menjaga dan melestarikan habitat laut, apalagi keberadaan penyu dari tahun ke tahun semakin berkurang akibat penangkapan berlebihan untuk diperdagangkan.

"Karena itu kami berharap pelepasan ribuan ekor penyu ke laut oleh seluruh peserta PPMN dapat menjadi tonggak sekaligus membuka wawasan dan kesadaran bersama seluruh masyarakat untuk ikut melestarikan penyu sebagai salah satu hewan langka Indonesia, sekaligus mencegah penangkapan berlebihan dan penjualannya secara ilegal," katanya.

Menag Lukman Hakim Saifuddin menuturkan, selain ikut melestarikan habitat penyu di tanah air, berharap aksi sosial ini dapat mendukung penetapan Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN).

"Pelepasan penyu ke perairan Pulau Ambon ini akan berdampak besar memperkuat penetapan Maluku sebagai LIN sekaligus sebagai provinsi maritim terbesar di tanah air. Langkah ini juga perlu ditindak lanjuti dengan pengawasan terhadap aksi-aksi penangkapan penyu oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, menjaga habitatnya sekaligus mencegah adanya perdagangan secara liar," tandasnya. (AS/Khayun)

Inilah Pengumuman Peserta yang Lolos Seleksi PBSB 2016

[caption id="attachment_1729" align="aligncenter" width="607"]PBSB 2016 PBSB 2016[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID – Setelah resmi dibuka 29 Maret 2016 lalu, proses seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dit PD Pontren) Ditjen Pendis Kementerian Agama RI telah mengumumkan para peserta yang lolos seleksi PBSB 2016, Kamis (26/5).

Untuk melihat para peserta yang lolos seleksi, silakan klik: Pengumuman Lolos Seleksi PBSB 2016

Dalam pengumuman tersebut, peserta diterima di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN), baik PT Umum maupun Islam. Mereka juga tidak hanya diterima dalam bidang ilmu agama saja, tetapi bidang ilmu kesehatan, teknologi, ekonomi, psikologi, dan lain-lain.

Seperti diberitakan sebelumnya, proses seleksi PBSB dimulai dengan registrasi, tahap selanjutnya adalah verifikasi data 23-26 April 2016, pengumuman peserta lolos verifikasi data 27 April 2016, pengumuman lokasi tes ujian peserta 29 April 2016, pelaksanaan test PBSB Online (CBT) 3-15 Mei 2016, dan pengumuman kelulusan 26 Mei 2016.

Download Pengumuman Seleksi Peserta Seleksi PBSB 2016

[su_document url="http://www.pendidikanislam.id/wp-content/uploads/2016/05/Pengumuman-Seleksi-Peserta-Seleksi-PBSB-2016.pdf" width="720" height="840"]

(Fathoni Ahmad)

Wednesday, May 25, 2016

Buka PPMN II, Menag: Siapkan SDM Indonesia Unggul dan Berintegritas!

[caption id="attachment_1732" align="aligncenter" width="600"]Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Membuka Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional Pantai Liang, Maluku, Rabu (25/05/2016) Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Membuka Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional Pantai Liang, Maluku, Rabu (25/05/2016)[/caption]

MALUKU, PENDIDIKAN ISLAM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) ke-2 di Bumi Perkemahan Pantai Liang Ambon.

“Pramuka merupakan gerakan kebangkitan dan komitmen “Praja Muda” untuk ambil bagian dalam misi pembangunan dan kemanusiaan. Gerakan Pramuka berkomitmen membangun generasi muda menjadi warga negara yang unggul dan bertanggung jawab,” pekik Menag saat memberikan sambutan pada pembukaan PPMN Rabu (25/05), lansir Kemenag Sulawesi Tengah.

Menurutnya, Nilai-nilai keterampilan, kedisiplinan, solidaritas, integritas dan tanggung jawab yang terkandung dalam Dasa Dharma Pramuka harus dipegang teguh insan pramuka. Hal ini bisa menjadi modal penting dan prasyarat untuk unggul, maju, dan berdaya saing.

Menag mengingatkan dihadapan sekira 800 siswa MTs yang merupakan generasi bangsa, bahwa masa mendatang, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam. Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas.

“Maju tidaknya bangsa, ditentukan ketersediaan SDM yang unggul. PPMN harus menjadi momentum untuk membangun generasi muda yang inklusif, toleran, unggul, disiplin, terampil, kreatif, produktif, inovatif dan berintegritas,” tegasnya.

Menag mengapresiasi gelaran PPMN  dengan nuansa laut. Sebab,  Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi kelautan dan kemaritiman yang luar biasa.

Ketua Panitia PPMN, Kamaruddin Amin menyatakan, kali pertama PPMN bernuansa laut dihadirkan. Dalam PPMN ini, para peserta yang merupakan siswa MTs (penggalang) dari seluruh Indonesia, akan melakukan 8 kegiatan, antara lain: penguatan wawasan dan ketrampilan, petualangan, keagamaan, dan kepramukaan.

Sementara itu, Gubernur Maluku Said Asaggaff menyatakan, Maluku sebagai salah satu wilayah kepulauan di Indonesia siap mendukung Pemerintah untuk mengembalikan paradigma Pembangunan Nasional yang berorientasi kelautan (Maritim). “Maluku telah mempersiapkan diri dan siap menjadi lumbung ikan Nasional” tegas Gubernur.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Gubernur Maluku, pimpinan Kabupaten/kota se Maluku, TNI/Polri, Kwarnas dan masyarakat Ambon. Hadir pula Kabalitbang dan Diklat Kamenag, seluruh Kakanwil Kemenag se-Indonesia, Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, Kepala Pusat Informasi dan Humas Rudi Subiyantoro, dan Kepala Biro Umum Syafrizal.

PPMN ini diikuti 858 peserta dari seluruh Indonesia. Tiap provinsi mengirim dua regu penggalang, putera dan puteri dengan 9 anggota untuk setiap regu. Selain itu, ada juga dua regu dari 11 Kabupaten/Kota dari Provinsi Maluku.

Seremonial Pembukaan PPMN dimeriahkan dengan  pelepasan 3.047 tukik (anak penyu) ke Pantai Liang yang memecahkan rekor MURI dan penanaman 3.000 pohon. Kegiatan ini akan berlangsung hingga tanggal 28 Mei mendatang. (AS)

Tuesday, May 24, 2016

Diktis Kemenag Gelar Konferensi Internasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Kementerian-Agama

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Dalam rangka penguatan jejaring dan membagi pengalaman, praktik-praktik, dan cerita sukses program kemitraan universitas/perguruan tinggi bersama masyarakat, Kementerian Agama melalui program Kemitraan SILE Project dan UIN Sunan Ampel akan menyelenggarakan International Conference on University Community Engagement (ICON UCE) 2016.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Selasa-Jumat, (2-5/8) di Gedung Twin Tower UIN Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur. “Kami meminta kepada seluruh dosen penerima bantuan penelitian dan pengabdian masyarakat untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya,” ujar Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag RI Amsal Bakhtiar, Selasa (24/5) dalam keterangannya tertulisnya di laman Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

Informasi dan persyaratan lengkap mengenai konferensi internasional ini, silakan klik: International Conference on University Community Engagement 2016

(Fathoni Ahmad)

Sediakan Kursus Gratis, Studi S3 di University of Canberra Cukup dengan IELTS 6.0

[caption id="attachment_1715" align="aligncenter" width="640"]University of Canberra Australia University of Canberra Australia[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Dalam rangka memperluas realisasi Program 5000 Doktor, Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah meneken Memorandum of Agreement (MoA) dengan University of Canberra Australia, Senin (23/5) di Kantor Kemenag Jakarta. Universitas yang berbasis di Ibu Kota Australia itu tidak mematok International English Language Testing System (IELTS) tinggi, yaitu hanya 6.0 saja.

Dalam proses penandatanganan MoA dengan pihak Universitas Canberra Prof Frances Shannon, Dirjen Pendis Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa calon doktor akan mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) Uncond di Universitas tersebut, di mana mahasiswa akan menerima kursus bahasa Inggris gratis yang telah disediakan oleh Universitas Canberra.

“Yang menarik dari kerja sama ini adalah Universitas Canberra akan membantu kita mempersiapkan caloh PhD atau Doktor. Misalnya, kita mengirim kandidat doktor yang IELTS-nya baru 6.0, universitas ini menerima, meski standarnya 6.5. Di sana akan disediakan kursus bahasa Inggris gratis,” jelas Kamaruddin.

Doktor lulusan Universitas Bonn Jerman ini menambahkan, mereka (University of Canberra) akan membantu mempersiapkan dan menggembleng lagi bahasa Inggris para calon doktor dan itu sepenuhnya dibiayai oleh pihak universitas. “Itu poin atau nilai tambah dari MoA ini,” terang Kamaruddin.

Menurutnya, terdapat beragam program studi yang ditawarkan melalui program 5000 doktor ini, dan tidak semata tentang studi agama, tapi juga studi non-agama misalnya arsitektur, kedokteran, teknologi informasi dan komunikasi yang bisa dipilih. Diharapkan mereka bisa menyelesaikan studinya sesuai target yang ditentukan, 3-4 tahun.

Dia juga menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya menyiapkan 250 orang untuk studi di perguruan tinggi luar negeri, dan 750 di perguruan tinggi dalam negeri. Penerima program 5000 Doktor ini adalah mereka yang telah lulus melalui sejumlah tahapan yang dilakukan oleh tim seleksi yang dibentuk Kemenag.

Program 5000 Doktor yang dicanangkan oleh Kemenag akan meng-cover 25 persen mahasiswa ke luar negeri, di antaranya ke negara-negara di Eropa, Mesir, Arab Saudi, Maroko, Turki, Jepang, Australia, dan negara lainnya. Sedangkan 75 persen di universitas dalam negeri. (Fathoni Ahmad)

UNESCO Kagumi Konservasi Lingkungan PP Nurul Haramaen-NTB

[caption id="attachment_1707" align="aligncenter" width="540"]Tim Asesor UNESCO Tim Asesor UNESCO[/caption]

Jakarta, PendidikanIslam.ID –  Tim Evaluasi UNESCO Global Geopark; Maurizio Burlando (Italia) dan Soo Jae Lee (Korea Selatan) mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Haramaen, Narmada, Nusa Tenggara Barat dalam rangka menilai kelayakan dari Geopark Gunung Rinjani dan kawasan sekitarnya sebagai geopark dunia.

Maurizio Burlando, sangat terpukau saat menyaksikan kebun-kebun yang ada di pondok pesantren yang masih berada dalam kawasan Gunung Rinjani. Apalagi kebun-kebun ini dibuat oleh para santri yang rata-rata berusia 7 sampai 18 tahun.

"Biasanya pondok pesantren yang saya ketahui itu mengajarkan agama. Namun di sini, di NTB selain mengajarkan agama juga mengajarkan bagaimana cara menjaga lingkungan, membuat lingkungan menjadi hijau, serta melestarikan alam," ucap Maurizio Burlando sebagaimana disebutkan di laman detik.com.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh imbuh Soo Jae Lee bahwa ia sangat senang melihat anak-anak muda yang memiliki semangat dalam melestarikan lingkungan dan terus melakukan penghijauan.

Kunjungan mereka ke PP Nurul Haramaen, kata Kadisbudpar NTB Lalu Muhammad Faozal  diharapkan dapat membuktikan keseriusan, bahwa Pemprov NTB serius dalam pelestarian lingkungan dan juga penghijauan. Hal itu juga salah satu penilaian dari kelayakan Rinjani sebagai geopark dunia.

"Apalagi di pesantren ini merupakan pusat studi konservasi. Dan juga para santrinya diajarkan untuk pelatihan menanam, kemudian juga melestarikan lingkungan serta menjaga lingkungan agar tetap indah," terang kata Lalu Faozal. (@viva_tnu)

Perluas Realisasi Program 5000 Doktor, Kemenag Gandeng University of Canberra

[caption id="attachment_1701" align="aligncenter" width="618"]Dirjen Pendis Kemenag Kamaruddin Amin dan pihak Universitas Canberra saat meneken MoA. Dirjen Pendis Kemenag Kamaruddin Amin dan pihak Universitas Canberra saat meneken MoA.[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID - Kementerian Agama RI dan University of Canberra menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dalam realisasi program 5000 Doktor yang tahun ini menjadi tahun kedua program ini berjalan. Penandantanganan dilakukan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dan pihak University of Canberra Australia Prof Frances Shannon di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta, Senin (23/5).

Dalam keterangannya, Kamaruddin Amin mengatakan bahwa University of Canberra merupakan salah satu perguruan tinggi di Australia, dan Australia adalah salah satu negara yang kita target untuk menjadi (tujuan) mengirim dosen-dosen kita ke luar negeri. Seperti sering kami sampaikan di sejumlah kesempatan bahwa program 5000 doktor akan meng-cover 25 persen ke luar negeri di antaranya ke negara di Eropa, Mesir, Arab Saudi, Maroko, Turki, Jepang dan lainnya, dan 75 persen lainnya di universitas dalam negeri. Dan hari ini adalah MoA dengan University of Canberra di negara Australia.

Menurut Kamaruddin seperti dilansir kemenag.go.id, yang menarik dari MoA ini adalah mereka akan membantu kita mempersiapkan calon PhD atau Doktor. Misalnya, kita mengirim kandiat doktor yang IELTS baru enam, universitas ini menerima, meski standarnya 6.5.

“Mereka (University of Canberra) akan membantu mempersiapkan dan menggembleng lagi bahasa Inggris nya (calon doktor) tersebut, dan itu sepenuhnya dibiayai oleh pihak universitas. Itu poin atau nilai tambah dari MoA ini,” terang Kamaruddin.

Menurutnya, terdapat beragam program studi yang ditawarkan melalui program 5000 doktor ini, dan tidak semata tentang studi agama, tapi juga studi non-agama misalnya arsitektur, kedokteran, teknologi informasi dan komunikasi yang bisa dipilih. Diharapkan mereka bisa menyelesaikan studinya sesuai target yang ditentukan, 3-4 tahun.

“Tahun ini kami menyiapkan 250 orang untuk studi di perguruan tinggi luar negeri, dan 750 di perguruan tinggi dalam negeri,” terang Kamaruddin.

Penerima program 5000 Doktor ini adalah mereka yang telah lulus melalui sejumlah tahapan yang dilakukan oleh tim seleksi yang dibentuk Kemenag. (Red: Fathoni Ahmad)

Monday, May 23, 2016

Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional Angkat Berbagai Isu Global

[caption id="attachment_1698" align="aligncenter" width="627"]Suasana Konferensi Pers Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional 2016. Suasana Konferensi Pers Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional 2016.[/caption]

JAKARTA, PENDIDIKANISLAM.ID – Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah kembali menggelar Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) untuk yang kedua kalinya. Kegiatan ini akan berlangsung, Selasa-Sabtu (24-28/5) di Bumi Perkemahan Pantai Liang, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku dengan fokus pada problem-problem global yang sedang menimpa generasi muda.

Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan dalam jumpa pers, Senin (23/5) di Kantor Kemenag Jakarta Pusat mengatakan, keberadaan Pramuka sebagai sebuah wadah positif menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan dan penguatan budaya penting untuk menjadi titik pijak pendidikan bagi generasi muda.

“Kegiatan Pramuka ini sangat penting di saat bangsa Indonesia prihatin dengan problem generasi muda bangsa dewasa ini, antara lain terkait menurunnya jiwa nasionalisme, meningkatnya berbagai kenakalan remaja, dan meningkatnya kasus radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan generasi muda,” ujar Nu Kholis Setiawan.

Menurutnya, gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Dalam kegiatan yang mengambil tema besar Membangun Kemandirian dalam Bingkai Persatuan menuju Cita Bahari Indonesia ini selain menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti kegiatan keagamaan, pendidikan dan seni budaya, keterampilan, wisata, bakti sosial, kegiatan yang diikuti oleh perwakilan siswa Madrasah Tsanawiyah di Indonesia ini juga akan digelar berbagai kegiatan lomba produktif. (Fathoni Ahmad)

“Jawa Barat” Wisuda 794 Hafidz/Hafidzah

[caption id="attachment_1694" align="aligncenter" width="470"]Menghafal Al Qur'an Menghafal Al Qur'an[/caption]

Jawa Barat, PendidikanIslam.id -  Bertempat di Halaman Gedung Sate-Bandung, Wakil Gubernur Jawa Barat mewisuda tujuh ratus sembilan puluh empat (794) Hafidz/Hafidzah yang berasal dari 15 (lima belas) pondok pesantren se-Jawa Barat, Sabtu (21/5/2016).


Peserta wisuda berusia taman kanan-kanak hingga dewasa. Usia para wisudawan termuda yakni hafidzah hafal 30 juz Al-Quran masih berusia Kelas 4 SD dan ada juga hafidzah 4 juz Al-Quran masih berusia TK. Dari 794 wisudawan ini terdiri dari hafal 1 juz Al-Quran sebanyak 335 orang, 2 juz 213 orang, 5 juz 93 orang, 10 juz 42 orang , 15 juz 20 orang, 20 juz 5 orang , 25 juz 4 orang, dan hafal 30 juz ada 71 orang.


Seperti yang diberitakan di republika.co.id, Wagub Jabar berharap agar Al-Quran yang merupakan pedoman hidup bagi umat Islam ini, bisa memberikan amal kebaikan serta peranannya tidak bisa dilepaskan dari berbagai dimensi kehidupan para penghafal serta umat.


"Ini luar biasa kalau Jawa Barat dipenuhi Hafidz dan Hafidzah. Ini harus didata, jangan-jangan udah 20 ribu itu. Luar biasa!" kata mantan pemain sinetron ini.


Kalau di Jawa Barat dipenuhi oleh para hafidz/dzah lanjut Wagub,  akan banyak Al-Quran berjalan, Al-Quran hidup, dimana-mana juga akan muncul panutan, tokoh-tokoh dari kalangan muda yang bisa jadi contoh bagi generasi saat ini.


“Perlu ada data yang real mengenai jumlah hafidz/dzah yang ada di Jawa Barat, sehigga ke depannya perlu ada program pemberdayaan yang jelas bagi mereka,” Wagub


"Coba ada enggak data yang jelas mengenai jumlah hafidz di Jabar melalui Kemenag barang kali. Kalau ini ada, bagus sekali. Nah, kalau itu ada mau kita apakan sumber daya manusia yang berkualitas ini. Jadi kan ada program yang jelas buat mereka. Bisa beasiswa, wirausaha, bisa macam-macam," kata Wagub. (@viva_tnu)

Joko Miranto: MAN Insan Cendekia Berhasil Mengadopsi Keunggulan Pesantren

MAN Insan Cendekia adalah lembaga pendidikan yang sejak awal telah mengambil keunggulan-keunggulan yang ada di pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Penanaman akhlaq dan nilai-nilai keislaman terintegrasi dalam proses pembelajaran. Namun di MAN Insan Cendekia, aspek akademik diperketat. Para gurunya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Lalu tradisi juara juga ditanamkan kepada siswa. Semua tidak berjalan begitu saja. Berbagai proses dan strategi dilakukan untuk mewujudkan semua tujuan.

Joko Miranto menjadi bagian dari semua proses itu. Ia sudah bergabung dengan Insan Cendekia sejak program sekolah percontohan nasional ini dimulai. Ia juga sempat memimpin MAN Insan Cendekia di Gorontalo dan membuat beberapa terobosan.

***

joko miranto - pendisPembawaannya santai. Guru kelahiran Solo, 27 Desember 1969 itu sangat sopan. Bicaranya pelan dan tidak berapi-api, namun sangat meyakinkan. Ia juga low profil. Ia telah membawa siswa-siswinya berprestasi. Namun ketika dipuji, ia selalu mencari cara untuk menghindar. Katanya, salah satu indikator kesuksesan seorang gurun adalah ketika ia mampu membawa siswa-siswinya berprestasi.

Ditemui di Ruang Administrasi MAN Insan Cendekia Gorontalo Rabu (7/10/2015) pagi, ia menceritakan perjalanannya bersama madrasah percontohan nasional ini, termasuk ketika ia menjadi kepala madrasah selama tiga tahun.

Joko Miranto bergabung dengan Insan Cendekia sejak 1996, saat program sekolah unggulan ini dimulai dan masih berada di bawah naungan BPPT. Ia pertama ditugaskan di Insan Cendekia Serpong. Lalu sejak tahun 1997, saat Insan Cendekia Gorontalo dimulai, ia terbang bersama 20-an guru dari Serpong. Sejak itu Joko menetap di Gorontalo dan belum terpikir pindah kemana-mana. Keempat putra-putrinya juga lahir di Gorontalo dan mungkin tidak bisa berbahasa Jawa halus seperti orang Solo.

Spesialis Matematika

Sejak mengajar di Insan Cendekia, konsentrasi mengajar Joko Miranto adalah matematika. Pendidikan S1-nya di Universitas Diponegoro Semarang juga sudah mengambil jurusan matematika-MIPA. Apa yang menarik dari matematika?

“Matematika itu kan yang kita tanamkan adalah pola pikir dan pemecahan masalah. Matematika itu beda dengan berhitung, tapi bagaimana anak bisa memecahkan masalah, sistematika berfikir dan lain-lain. Sehingga nanti kalau sudah terbentuk, saya kira selepas dari MA ketika siswa dihadapkan masalah di tengah masyarakat, mereka sudah terbiasa,” katanya.

Di ruang kelas, umumnya siswa yang mempunyai kemampuan matematika bagus, pelajaran lain juga bagus. Ini terutama terkait dengan materi hitung-menghitung misalnya di fisika dan kimia. Mengapa? “Karena konsepnya sudah kena duluan, pola pikirnya kena duluan,” kata Joko.

Bagi sebagian siswa, matematika merupakan pelajaran yang dinilai paling sulit. Para siswa yang pandai di bidang matematika umumnya mereka berada di atas rata-rata kemampuan siswa lainnya.

Di MAN Insan Cendekia ada namanya semester pendek. Siswa yang belum memenuhi standar kompetensi di beberapa mata pelajaran, terutama matematika akan mengikuti semester pendek. Makanya lulusan sekolah ini selalu tampil percaya diri untuk melangkah ke jenjang penddikan selanjutnya. Matematika menjadi pelajaran paling menentukan saat ujian masuk Perguruan Tinggi Terkemuka di Indonesia.

“Siapa tahu justru materi yang dia tidak bisa nanti muncul di SPMB, dan lain-lain. Maka di sini ada semester pendek. Rata-rata setelah mengikuti semester pendek itu mereka bagus niainya,” ujar Joko Miranto.

Strategi Juara

Selain unggul dalam materi pelajaran sekolah, siswa MAN Insan Cendekia juga hampir selalu menang dalam setiap perlombaan yang diadakan di luar sekolah. Siapa tidak gentar bertanding melawan MAN Insan Cendekia. Namun kemenangan yang diraih madrasah ini bukan terjadi begitu saja. Joko Miranto berbagi trik madrasahnya selalu juara dalam berbagai even perlombaan, baik dengan sesama madrasah atau dengan SMA, baik di dalam maupun di luar negeri, terutama pada saat ia menjabat sebagai kepala madrasah.

“Sejak awal MAN Insan Cendekia sudah mengikuti berbagai perlombaan. Waktu saya kepala madrasah, saya tingkatnya saja volumenya,” katanya.

Para siswa yang akan mengikuti kompetisi sudah dipersiapkan sejak awal. Ada beberapa tahap seleksi. “Misal ada satu perlombaan matematika di UGM, kita sudah punya timnya tinggal berangkat,” katanya.

Mereka yang punya potensi disebar di berbagai bidang. “Anak yang punya potensi kita sebar. Kadang-kadang mereka ngumpul di fisika dan matematika. Kita ambil beberapa yang punya potensi di situ (matematika dan fisika), dan selebihnya kita sebar. Justru mereka malah berprestasi di bidang yang lain-lain. Strateginya begitu,” katanya.

Detil-detil dan tingkat kerumitan setiap materi juga diperhatikan. “Misalnya untuk fisika kita pilih yang laki-laki karena anak-laki itu lebih bisa fokus dan fisika ini kan membutuhkan fokus. Kalau anak perempuan lebih pas di biologi karena materinya banyak sekali. Biasanya anak perempuan itu bisa berpikir banyak banyak hal dalam satu waktu. Sampai ke sana (perhatian) kita,” kata Joko.

Lebih dari itu, kunci kemenangan MAN Insan Cendekia dalam berbagai even perlombaan sebenarnya adalah pelatihan khusus yang diberkan kepada para peserta.

“Kebanyakan sekolah-sekolah, ketika ada lomba langsung comot anaknya. Nah kita persiapkan dari awal. Beberapa eksperimen yang kita lakukan minimal pelatihan itu tiga minggu. Anak-anak yang akan ikut lomba dibebaskan dari pelajaran sementara waktu,” katanya.

Para guru Insan Cendekia sudah bersepakat bahwa siswa yang mengikuti lomba akan mendapatkan materi tambahan untuk mengejar ketertinggalan selama mereka latihan dan mengikuti kompetisi di luar madrasah. Standar penilaian tetap seperti biasa, hanya mereka diberikan perhatian khusus untuk mengejar ketertinggalan pelajaran.

Menurut Joko, dari sisi kelembagaan, keikutsertaan dalam setiap perlombaan bergengsi di luar sangat penting untuk meningkatkan citra madrasah. Siswa yang mengikuti lomba juga akan lebih percaya diri karena sering tampil di luar, apalagi sampai juara. Dari sisi gurunya, kalau siswa yang mengikuti lomba itu berhasil maka akan muncul kepuasan tersendiri. Selain itu mereka akan bersosialisasi dengan guru-guru lain di berbagai daerah guna menambah wawasan.

Alhamdulillah walaupun jauh, setiap lomba kita ikut. Matematik kita menang juara satu. Dengan cara itu orang tahu madrasah bisa menang,” katanya.

Lebih jauh lagi, kemenangan madrasah dalam setiap kejuaraan yang melibatkan lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Pendidian dan Kebudayaan akan meningkatkan citra madrasah secara umum. Masyarakat juga akan semakin percaya kepada madrasah sebagai lembaga pendidikan yang sejajar dengan lembaga pendidikan lainnya, bahkan bisa lebih unggul untuk beberapa hal.

MAN Insan Cendekia Adopsi Keunggulan Pesantren

6 Gerbang MAN Insan Cendekia GorontaloBack ground pendikan Joko Miranto sebenarnya lebih kepada pendidikan umum. Namun sejak awal ia sudah mempunyai ketertarikan terhadap pendidikan kegamaan. Pendidikan dasar agamanya ia peroleh semenjak kecil ketika tinggal di Solo.

Ketika Insan Cendekia akan didirikan ia langsung bersemangat ntuk bergabung. Waktu itu Insan Cendekia masih berada di bawah naungan BPPT. “Saya belum seperti apa model pendidikannya. Namun yang pasti waktu itu sekolah ini akan merekrut anak pesantren supaya dapat pengetahuan sekolah umum,” katanya.

Semangat awal Insan Cendekia adalah menampung anak-anak yang potensial dari pesantren. Menurut Joko, jumlah siswa  yang belajar di pesantren sangat besar, berkisar 60-70 persen dari total jumlah siswa yang belajar di seluruh Indonesia. Hampir semua pesantren merupakan inisiatif dari masyarakat dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Sementara di sisi lain, pesantren diakui mempunyai banyak keunggulan.”Justru pendidikan yang terbaik adalah pesantren. Insan Cendekia sebenarnya meniru modelnya pesantren, bukan bikin sendiri. BPPT waktu itu secara khusus mempelajari kelebihan pesantren. Kemudian kelebihan itu digabungkan dengan   kelebihan yang ada di sekolah umum sehingga jadilah Insan Cendekia ini,” katanya.

Keunggulan pesantren adalah keberhasilannya menanamkan sikap dan prilaku. Itu terintegrasi dalam semua aspek pembelajaran, dari mulai bangun pagi, sampai tidur kembali. Penanaman akhlak dan nilai-nilai kegamaan diajarkan secara praktis ketika berada di lingkungan pesantren. Para siswa juga tinggal di asrama sehingga fokus kepada pendidikan.

“Tapi pesantren memang kan fokusnya di situ. Untuk akademiknya memang perlu ditingkatkan. Saya juga paham karena di pesantren SDM-nya terbatas. Misal guru yang mengajar matematika asalnya bukan orang matematik. Tapi secara umum sampai sekarang yang terbaik itu sistem pesantren,” katanya. Dan MAN Insan Cendekia ini mengambil keunggulan pesantren itu dengan menutup kekurangannya.

Berbaur dengan Masyarakat

Meskipun punya banyak kelebihan, sistem asrama yang ada di pesantren seperti juga di MAN Insan Cendekia masih mempunyai kekurangan. Karena setiap hari tinggal di asrama, para santri atau siswa tidak berbaur dengan masyrakat.  “Setiap sesuatu pasti ada kekurangannya. Dan kita menambal kekuarangan itu,” kata Joko.

Pada saat menjabat Kepala MAN Insan Cendekia Gorontalo, ia membuat program baru. Sebelum lulus, para siswa harus menjalani program “pengabdian masyarakat”. Program ini adalah semacam KKN di perguruan tinggi, namun hanya berlangsung selama tiga hari.

Para siswa disebar dan diawasi oleh guru pembimbing. Selama tiga hari itu para siswa tinggal dan tidur tidur bersama warga. Jika warga yang ditinggali adalah petani, maka mereka ikut bertani. Jika warga yang ditumpangi adalah pedagang, maka siswa ikut membantu berdagang. Mereka juga membawa besar dan perbekalan, dan ikut memasak bersama keluarga yang ditinggali. Para siswi juga demikian, hanya meraka tidak menginap di rumah warga.

“Target kita tentu berbeda dengan KKN. Namanya masih SMA kan belum bisa membantu masyarkat.  Kita hanya memberikan sentuhan kepada masyarakat. Tapi sebenarnya program ini dimaksudkan untuk siswanya, biar tahu persis kondisi masyarakat.”

“Pengabdan masyarakat menjadi program wajib sampai sekarang. Tidak ada kewajiban dari Kementerian Agama, ini hanya inisiatif kita saja. Nyatanya siswa senang. Ini kan hanya tiga hari. Rata-rata mereka minta nambah,” ujarnya.

Totalitas Mengabdi

Sejak diterima di Insan Cendekia, Joko Miranto langsung menikah dan berencana membawa serta istrinya merantau di Gorontalo. Saat berangkat ke Gorontalo pada 1997 ia belum mempunyai putra. Keempat putra-putrinya semua lahir di Gorontalo.

Sampai saat ini ia belum berencana pindah ke daerah manapun. Ada yang membuatnya betah di Insan Cendekia. Para siswanya berasal dari berbagai daerah, dan banyak diantara berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka adalah anak-anak cerdas dan membutuhkan pendampingan.

“Ada satu keterangan bahwa kalau kita bisa membuat orang lain lebih baik, maka pahalanya seperti unta yang kemerah-merahan.Onta yang kemerah-merahan itu kalau sekarang ya mungkin mobil BMW. Maksudnya, kalau kita bisa membuat orang lain lebih baik maka pahalanya besar sekali,”  katanya.

Bahkan ada beberapa siswa yang tidak pulang berlibur ke rumah orang-tua mereka selama tiga tahun karena pertimbangan biaya. Sejak tahun pelajaran 2007/2008 siswa yang diterima di MAN Insan Cendekia memperoleh beasiswa pendidikan penuh termasuk makan dan asrama, namun tentunya itu tidak termasuk biaya pulang-pergi ke rumah orang tua.

Sejak tinggal dan menetap di Gorontalo, Joko Miranto bersama istri dan anaknya juga sudah berbaur dengan masyarakat setempat.

Pada saat menjabat kepala sekolah, ia mengundang siswa dan guru madrasah serta pesantren di sekitar MAN Insan Cendekia Gorontalo.

“Setiap Sabtu dan Minggu mereka kita undang ke sini supaya bergaul dengan anak siswa sini. Siswa Insan Cendekia juga bisa belajar dari mereka dan, sebaliknya siswa dari pesantren dan pesantren madrsah lain juga mendapat manfaat,” katanya.

Joko Miranto adalah tipikal guru yang lebih senang “menjaga gawang” mendampingi para siswa, dari pada mengembangkan diri keluar. Sambil mendidik empat putra-putrinya sendiri di Gorontalo, ia ingin mengawal para siswa madrasah Insan Cendekia mewujudkan cita-cita mereka.

“Menurut saya pendidikan yang terbaik sekarang ya madrasah karena yang terpenting itu menanamkan akhlaq. Sehingga masa depan Indonesia itu akan muncul dari madrasah itu. Karena itu mari sama-sama kita seriusi,” pesannya. [A. Khoirul Anam]

Patut Dibanggakan, Madrasah Borong Medali OSN 2016

JAKARTA, PendidikanIslam.id - Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2016 di Palembang sudah selesai. Alhamdulillahsejumlah para siswa berhasil membawa pulang 27 medali. Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan menyampaikan apresiasi dan selamat atas prestasi siswa madrasah ini.

“Selamat atas prestasi yang telah diraih. Kalian telah membuktikan dakwah untuk madrasah diarena OSN. Mudah-mudahan torehan prestasi tersebut menambah semangat dan geliat siswa madrasah yang belum berprestasi dalam ajang OSN untuk senantiasa berprestasi dalam semua bidang,” kata M. Nur Kholis seperti dikutip situs kemenag.go.id setelah diumumkan peraih medali di Palembang Sport Convention Center (PSCC), Palembang, Jumat (20/5)kemarin.

[caption id="attachment_1683" align="aligncenter" width="800"]OSN - madrasah borong medali Penerima Medali OSN 2016[/caption]

Berikut ini daftar siswa madrasah peraih medali pada ajang OSN 2016:  Untuk tingkat SD/MI, MIN 1 Malang meraih medali Perunggu bidang IPA. Untuk Tingkat SMP/MTs pada bidang IPA, MTs 1 Malang dan MTs Khusnul Khotimah Jatim, masing-masing berhasil meraih medali perunggu.q

Sementara, pada tingkat SMA/MA, 4 medali perunggu diraih oleh MAN IC Serpong, yaitu: bidang Matematika (Muhammad Rifqi Zein), Kimia (Abdullah Muqoddam), Biologi (Ihsan Fauzan), Ekonomi (Muhammad Raihan Ramadhan). MAN IC Gorontalo meraih 5 medali perunggu, pada bidang Kimia (Izzy Granary), Biologi (Fitri Aulia Rachman), Astronomi (Mocahmmad Ilham Zamzami), dan dua medali bidang Kebumian (Azrie Ezziat Putera Muhammad dan Ana Nurul Hidayati).

Empat medali perunggu lainnya diperoleh siswa MAN 3 Malang, pada bidang Astronomi (Helmy Yoga Prakoso), Informatika/komputer (Muhammad Refindo Azhar), Geografi (Ahmad Islahudin Daliputra), dan Geografi (Moch. Sholehuddin Usni Alfaridz). Tidak mau ketinggalan, satu medali perunggu disumbangkan oleh MAN IC Jambi pada bidang Kebumian atas nama Muhammad Syamsul A.

Selain itu, siswa madrasah juga berhasil meraih 8 medali perak, yakni:  satu medali bidang Fisika diraih M Tamamul Furdaus (MAN IC Serpong),  dua medali bidang Kimia diraih M Naufal Najib Sanjaya dan Adiba Nur Asri (MAN 3 Malang), satu medali bidang Kebumian diraih Agni Shalha Ali (MAN 3 Malang), satu medali bidang Astronomi atas nama Rizqi Aldila Umas (MAN 3 Malang), bidang Ekonomi diraih Dwiki Darmawan (MAN 1 Jogja), serta dua medali bidang Geografi masing-masing diraih Almira Janissa Nerayani (MAN 4 Jakarta) dan Atika Shobrina (MAN IC Gorontalo).

Dua medali emas diraih oleh Najib Kaffin (MAN IC Gorontalo) dan Ahmad Sirojul Millah (MAN IC Serpong) pada bidang Astronomi .

OSN Palembang berlangsung sejak Senin (16/05) lalu. Melalui Vi-Con, Mendikbud Anies Baswedan yang tidak dapat hadir dalam penutupan  berharap pengalaman selama 4 – 5 hari selama mengikuti OSN dapat menjadi pembelajaran sehingga semua siswa yang telah saling berinteraksi dapat mengambil pelajaran dan refleksi bersama. [Red: Anam]

Can Indonesian Islam be a Model for the Rest of the Muslim World?

Kamaruddin Amin
Director General for Islamic Education Ministry of Religious Affairs

Islam has been implemented around the Muslim world through a dynamic range of distinctive reflections and articulations, ranging from moderate to extremely radical. These various local articulations of Islam are believed to be a reflection of the flexibility and the universal values of Islam. To put it differently, it is unrealistic, if not infeasible, to expect one homogeneous, universally implemented Islam. Islam in Saudi Arabia is different, or has to be different, from Islam in other parts of the Muslim world, including Indonesia. However, Islam has to contribute to civilization, no matter how and where it is implemented. Can Indonesian Islam be a model for the rest of the Muslim world?

As the second largest religion, and the one predicted to be the largest by 2050, Islam has shown spectacular, impressive and continuous growth, not only in the Muslim world but also, significantly, in the West, including Europe and the US. The growth has been accompanied by Islam’s specific and dynamic problems. Islam in Europe is colored with problems around cultural integration and assimilation, often based on mutual fear, which results in the appearance of Islamophobia on the one hand, and a serious suspicion of Western culture on the other hand.

Islam in Africa is characterized by poverty, backwardness, short life expectancies, low income per capita and gender disparities in every aspect of life. In Asia, Islam is colored with other distinctive problems, ranging from its relationship to the state and its interaction with modernity to its exploitation in socio-political life.

Kamaruddin AminThe Muslim world has its shared characteristics such as history, culture, civilization and a tradition of scholarship. Saudi Arabia, for instance, besides being the birthplace of Islam and having the cultural and historical legacy, it has the iconic religious symbol of Ka'bah, the mosque and the cemetery of the prophet. Moreover, Saudi used to be the hub of Islamic scholarship. However, Saudi’s socio-political life, its tradition of scholarship and its religious characteristics that tend to be rigid, tough and black-and-white, make it difficult for Saudi to be the reference point for the Muslim world.

Likewise, the Arab spring that arose independently and spread across the Arab world in 2011 through Egypt, Libya, Syria, Yemen, Bahrain, Saudi Arabia and Jordan, uprooting some autocratic regimes, though not creating democratic government, let alone enhancing living standards, has left little space for those countries to be referred to as models for Islamic civilization.

Opportunity, Potential and Challenges for Indonesia

Is it feasible for Indonesia to become a prospective model for the rest of the Muslim world, in terms of both Islamic civilization and Islamic study? The following are Indonesia’s areas of potential that need to be taken into account:

First, Indonesia has a great wealth of Islamic educational institutions, among them some of the world’s largest, that promote a moderate Islam, democracy and tolerance. This system plays a strategic role in the creation of an educated and critical middle-class Muslim society that is appreciative of modernity without losing their Islamic identity.

Secondly, Indonesia has an unshakable social infrastructure that strengthens the foundation of Indonesian ideology, protecting it from any foreign radical ideas. NU, Muhammadiyah, PERSIS, Matlaul Anwar and other moderate Islamic mass organizations, play a pivotal role in maintaining, nurturing and protecting Indonesian Islam from penetration by any radical or extremist ideology.

Third, Indonesian Islam is democratic, tolerant, moderate, indigenous and appreciative of a diversity of cultures, ethnicities and religions. It is true that sporadic communal conflicts over religious nuances still happen in Indonesia, but they are few and far between, given the fact that Indonesia is a hugely diverse country in terms of demography, geography, religion and culture.

Fourth, the structure of Indonesian demography is unique – 43 percent of the population is under 25 years old, which means that Indonesia has an enormous demographic dividend, or demography bonus.

Fifth, as the strongest ASEAN economy and the 16th largest economy in the world, Indonesia has abundant natural and human resources. The challenge is to increase national competitiveness through human capacity improvement, which will come through quality education.

The above mentioned points merely showcase Indonesia’s potential to become the Muslim world’s model for the future. Realizing this will be heavily dependent on how Indonesia manages this great potential. It will require quality education, professional governance, integrity, sincere dedication and nurturing and the maintenance of a moderate Islam amid various global influences. Wallahu Alam

* The Jakarta Post, Fri, May 20 2016

Sunday, May 22, 2016

STAIN Pekalongan Raih Juara Umum di Ajang PW PTK 2016 Kendari

[caption id="attachment_1676" align="aligncenter" width="640"]Kontingen Pramuka Pandega STAIN Pekalongan, Jawa Tengah. Kontingen Pramuka Pandega STAIN Pekalongan, Jawa Tengah.[/caption]

KENDARI, PENDIDIKANISLAM.ID - Usai sudah perhelatan Perkemahan Wirakarya Perguraan Tinggi Keagamaan (PW PTK) XIII yang berlangsung sejak 16 sampai 22 Mei 2016 di IAIN Kendari, Sulawesi Tenggara.

Selama berlangsungnya kegiatan PW tersebut terdapat kegiatan lomba yang bertujuan untuk mengasah ketrampilan dan ilmu pengetahuan para peserta.

Adapun cabang kompetisi yang dilombakan untuk tingkat Perguruan Tinggi Islam meliputi Apresiasi Kreasi Tenda, Apresiasi Pentas Seni, Apresiasi Masakan Nusantara, Apresiasi Ethno Carnaval dan Expo.

Dari beberapa cabang lomba yang diikuti para peserta dari lebih kurang 50 PTK, STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Pekalongan, Jawa Tengah memperoleh apresiasi terbanyak dan terbaik sehingga meraih The Best Peserta PW PTK XIII 2016 di Kendari atau juara umum.

Berikut 8 perguruan tinggi Islam penerima Apresiasi PW PTK XIII 2016 seperti dirilis laman pendis.kemenag.go.id, Ahad (22/5):

1. Apresiasi Kreativitas Tenda Putra juara 1 UIN Bandung, juara 2 STAIN Pekalongan, juara 3 UIN Walisongo Semarang

2. Apresiasi Kreativitas Tenda Putri juara 1 STAIN Pekalongan, juara 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, juara 3 UIN Walisongo Semarang

3. Apresiasi Pentas Seni di Home Stay juara 1 IAIN Ponorogo, juara 2 STAIN Batusangkar, juara 3 IAIN Bukit Tinggi

4. Apresiasi Pentas Seni di Buper juara 1 STAIN Watampone, juara 2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juara 3 UIN Syarif Kasim Riau

5. Apresiasi Masakan Nusantara juara 1 STAIN Pekalongan, juara 2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juata 3 IAIN Manado

6. Apresiasi Ethno Carnaval juara 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juara 2 UIN Malang, juara 3 UIN Sultan Thaha Jambi

7. Apresiasi Expo juara 1 UIN Malang, juara 2 IAIN Jember, juara 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. The Best Peserta Perkemahan Wirakaraya 13 Kendari diraih oleh STAIN Pekalongan.

(Red: Fathoni Ahmad)

Saturday, May 21, 2016

2 Siswa Madrasah Ini Sabet Medali Emas Bidang Astronomi di OSN 2016

[caption id="attachment_1671" align="aligncenter" width="800"]Para Juara Olimpiade Sains Nasional 2016 di Palembang Para Juara Olimpiade Sains Nasional 2016 di Palembang[/caption]

PALEMBANG, PENDIDIKANISLAM.ID - Sorak sorai ribuan siswa SMP/MTs dan SMA/MA peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2016 pecah, sesaat setelah MC mengumumkan pemenang mendali emas bidang Astronomi. Riuh tepuk tangan membahana di Palembang Sport and Convention Center, tempat berlangsungnya upacara penutupan OSN 2016, Jumat (20/5) sore.

“Selamat kepada… Najibul Kaffin dari MAN Insan Cendikia Gorontalo,” sebut MC dengan suara menggelegar menjawab teka-teki siapa peraih medali emas bidang Astronomi.

Najibul Kaffin tak kuasa menahan haru saat namanya diumumkan sebagai salah satu dari lima medali emas bidang Astronomi. Terisak menahan haru dan tangis, ia pun melangkah mantap maju ke atas panggung untuk menerima medali.

Belum hilang merasai kebahagiaan Najibul Kaffin sebagai penerima medali emas, kebanggaan kembali membuncah seiring disebutnya satu nama lagi dari siswa madrasah sebagai peraih medali emas bidang Astronomi. “Ahmad Sirajul Millah dari MAN Insan Cendikia Serpong Banten,” sebut MC lagi sembari mengajak Siraj ke atas panggung.

Ditemui usai menerima medali, Siraj mengaku gugup saatnya namanya disebut. Baginya, OSN Palembang adalah ajang pengalaman pertamanya mengikuti lomba tingkat nasional. Istimewa, karena pengalaman perdana itu langsung diganjar dengan medali emas.

Khas siswa madrasah, Siraj yang saat ini menduduki kelas 11 tidak lupa sujud syukur. Bersama pemenang lainya, dia naik ke atas panggung guna menerima medali sebagai wujud apresiasi atas sebuah capaian prestasi. Selain medali emas, masing-masing dari mereka akan mendapat hadiah sebesar Rp 7 juta.

Atas prestasi ini, Najibul Kaffin dan Ahmad Sirajul Millah menyampaikan terima kasih kepada para guru di madrasah dan Kementerian Agama atas segala bimbingan dan pendampingannya selama ini. Sebagai guru, Sartini yang ikut mendampingi Najibul Kaffin sejak seleksi di sekolah mengaku bangga. Menurutnya, OSN menjadi wahana memupuk rasa percaya diri dan optimis para siswa dalam memandang masa depan.

“Para pemenang ini bisa menularkan dan menyebarkan semangat ke adik-adik kelas,” harapnya. Selain itu, siswa madrasah ini berkesempatan untuk dipanggil seleksi olimpiade sains internasional. (Red: Fathoni Ahmad)