Monday, May 2, 2016

Perkemahan Rohis Siap Digelar

Jakarta, Pendidikan.Islam.id - Kegiatan Perkemahan Rohis Nasional di Bumi Perkemahan Cibubur yang diselengarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama siap digelar. Senin (2/5) para peserta sudah datang dari berbagai daerah di Indonesia. Diperkirakan 1800 siswa SMA dan SMK akan hadir dan bisa lebih dari itu.

Kalimantan Barat misalnya memberangkatkan sebanyak 2 regu, yang terdiri dari 1 regu putra dan 1 regu putri. Setiap regu terdiri dari 8 siswa dan 1 guru pendamping. Menurut Humas Kanwil Kementerian Agama Kalbar, Aris Sujarwono, pihaknya mengutus Catur Rokhman yang merupakan Guru PAI SMA 1 Pontianak sebagai pendamping regu putra, dan Hayatunnufus, Guru PAI SMK Muhammadiyah 1 Pontianak sebagai pendamping regu putri.

Senin sore diadakan gladi bersih untuk persiapan pembukaan acara. Direktur PAI Amin Haedari terlihat memantau dan memberikan pengarahan langsung. Menter Agama Lukman Hakim Saifuddin dipastikan akan hadir membuka secara resmi kegiatan Perkemahan Rohis Nasional yang dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Even nasional untuk Rohis atau Rohani Islam yakni organisasi keagamaan di sekolah di bawah OSIS ini merupakan yang kedua setelah digelar pertama kali pada 11-15 November 2014 lalu di tempat yang sama. Kali ini jumah peserta yang terlibat lebih banyak dan berasal dari 33 provinsi yang ada di Indonesia

Perkemahan Rohis Nasional II mengambil tema “Membangun Generasi Muda yang Ramah dan Bermartabat”. Direktur PAI Kementerian Agama Amin Hedari mengatakan, Rohis memberikan warna yang berbeda di tengah belantika dunia remaja. Rohis merupakan salah satu penangkal terhadap berbagai peristiwa negatif yang menimpa remaca seperti pergaulan bebas dan pemakaian obat-obatan terlarang.

Akan tetapi keberadaan Rohis di sekolah sebagai forum belajar nilai-niai agama tidak bisa dihiraukan begitu saja. “Perlu adanya pendampingan, sehingga tidak ada penyimpangan seperti diberitakan selama ini. Ada isu negatif, Rohis dianggap menjadi bagian dari penyebaran paham-paham radikal, bahkan terorisme. Ini jangan sampai terjadi,” kata Amin Hedari.

Para siswa SMA atau SMK berada usia yang sangat rentan terhadap berbagai pengaruh. Apalagi saat ini mereka sudah begitu mudah mencari sumber-sumber pengetahuan agama melalui internet. [Anam]

No comments:

Post a Comment